Sabtu, 24 Oktober 2015

Maria Simma



Romo Berlioux menceritakan tentang seorang wanita yang mempersembahkan hidupnya demi membantu membebaskan jiwa-jiwa dari api penyucian


Saat menjelang ajalnya, wanita ini diserang dengan dahsyat oleh para iblis. Tampaknya seluruh neraka bersatu melawan dia, mengelilinginya dengan bala pasukan neraka. 


Wanita ini memberontak sekuat tenaga untuk beberapa waktu lamanya, ketika sekonyong-konyong ia melihat masuk ke dalam kamarnya sejumlah jiwa-jiwa tak dikenal yang bercahaya menyilaukan namun indah, yang membuat para Iblis melarikan diri

Dengan tarikan nafas terakhirnya wanita itu bertanya penuh suka cita sambil menangis: “Siapakah kalian? Oh, kalian amat baik kepadaku?” 

Para pengunjung menjawab, “Kami adalah jiwa-jiwa yang atas pertolonganmu telah dibimbing ke dalam kebahagiaan sorgawi. Kami datang dengan penuh rasa terima kasih untuk membantumu menyeberangi batas kekekalan dan membawamu masuk ke dalam sukacitaKota Kudus’, mendengar jawab demikian, seulas senyum tampak menghiasi wajah si wanita dan matanya tertutup dalam damai jiwanya yang murni bagai merpati dipersembahkan kepada Raja Segala Raja dengan banyak pelindung dan pembela. Maria Simma, visioner dari Sontang-Austria wafat Maret 2004.

Sebagai tindakan amal dan belas kasihan yang mengagumkan, marilah kita senantiasa berdoa mengenangkan sanak saudara serta sahabat atau siapapun yang tidak kita kenal, agar mereka mendapat rahmat yang sama dari Tuhan. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 24/IV/2006).