Sabtu, 24 Oktober 2015

06.52 -

Indulgensi



Beata Maria dari Quito, seorang biarawati Spanyol, melihat dalam suatu penglihatan suatu harta pusaka yang berlimpah, yang diterangkan kepadanya oleh Tuhan – melambangkan segala rahmat dan jasa-jasa Yesus (harta pusaka Gereja) dari mana indulgensi diperoleh.

Gereja Katolik mempunyai wewenang untuk memberikan indulgensi karena gereja memperolehnya dari kekayaan tak terhingga jasa-jasa Kristus – ketika Ia memberikan kunci Kerajaan Sorga kepada Petrus (Mat 16:19), Bunda Maria dan semua orang kudus.

Umat beriman yang tidak peduli untuk mendapatkan keuntungan dari indulgensi ini dapat diumpamakan seperti seorang penggembara yang melewati suatu padang penuh dengan perhiasan berharga, yang tidak mau merepotkan diri untuk memungut dan mengisi kantungnya dengan harta pusaka itu, meskipun ia tahu bahwa ia akan memerlukan harta tersebut setibanya di tempat tujuan.

Karena dosa asal (dosa ketidaktaatan Adam dan Hawa di taman Eden), manusia cenderung berbuat dosa daripada melakukan yang baik. Mengapa saya masih memiliki hutang kepada Tuhan? Sedang saya sudah menerima Sakramen Tobat dan Tuhan sudah mengampuni dosa-dosa saya! 

Dengan berdosa kita telah melukai jiwa kita dan sekarang kita harus memulihkan kembali luka-luka itu; seperti mencabut paku pada kayu, lubangnya tetap ada dan harus diperbaiki. 

Setiap dosa melukai jiwa kita dengan membuatnya lebih sulit untuk menghindarkan diri dari perbuatan dosa yang sama di waktu mendatang

Bahkan setelah kita bertobat, kita masih harus mengatasi kecenderungan ini dengan penintensi. Para kudus memahami hal ini dengan baik sekali, mereka seringkali melakukan mati raga atau silih agar dapat lebih dapat menguasai keinginan-keinginan mereka.

Namun demikian, karena kita tidak dapat melihat luka yang diakibatkan oleh dosa pada jiwa kita, kita seringkali tidak cukup menyesali dosa-dosa kita itu; kita lupa untuk berdoa serta lupa melakukan silih. 

Karenanya jiwa kita harus dibersihkan, baik dalam masa kita hidup di dunia melalui berbagai pencobaan, atau kelak – sesudah kita meninggal – di Api Penyucian. 

Tuhan, melalui gereja-Nya menyediakan bagi kita suatu “bonus” bagi doa dan silih yang kita lakukan, yaitu indulgensi (harta pusaka surgawi yang istimewa yang dianugerahkan Gereja kepada kita untuk melunasi hutang dosa kita kepada Tuhan serta untuk memulihkan luka-luka jiwa kita yang diakibatkan oleh dosa).

Indulgensi tidak dapat digunakan untuk orang lain yang masih hidup, tetapi kita dapat membantu jiwa-jiwa di api penyucian agar lebih cepat tiba di sorga dengan menggunakan indulgensi yang kita terima untuk membantu mereka melunasi hutang dosa mereka kepada Tuhan.

Ada dua macam indulgensi

1. Indulgensi sebagian - dapat diperoleh beberapa kali dalam sehari - menghapuskan sebagian hukuman (sisa dosa sementara) yang timbul karena dosa-dosa kita. 

Diberikan kepada umat beriman yang

- Dalam melaksanakan kewajibannya dan dalam menanggung pencobaan-pencobaan hidupnya, mengangkat akal budi dengan penuh percaya dan rendah hati kepada Tuhan, dan menyerukan – bahkan jika hanya secara batin – seruan-seruan saleh (misalnya “Bunda Maria, doakanlah kami”, dsbnya).

- Dengan semangat iman dan belas kasihan memberikan dirinya/harta miliknya untuk melayani sesamanya yang membutuhkan.

- Dengan semangat silih secara sukarela menjauhkan diri dari segala sesuatu yang mereka senangi.

- Menjadi saksi iman di lingkungan bukan Katolik, seperti berdoa di sebuah restaurant. 

2. Indulgensi seluruhnya – hanya dapat diperoleh satu kali dalam sehari - menghapuskan seluruh hukuman (siksa dosa sementara) yang timbul dari dosa-dosa kita. 

Jika seseorang menerima indulgensi seluruhnya dan tiba-tiba meninggal, maka orang itu tidak akan perlu pergi ke Api Penyucian! 

Karena rahmat yang terkandung dalam indulgensi adalah tak terbatas (tentu saja, karena berasal dari jasa-jasa Kristus). Tetapi penyesalan diri sendiri atas dosa-dosa adalah faktor yang menentukan dalam menerima rahmat itu – tidak lagi mempunyai kelekatan terhadap dosa/harus menyesali dosa-dosa secara sempurna dan tidak ingin melakukannya lagi. 

Tetapi, jika melakukan perbuatan/doa yang dapat mendatangkan indulgensi sepenuhnya, tetapi masih memiliki kelekatan terhadap dosa, maka hanya menerima indulgensi sebagian.

Diberikan kepada umat beriman yang:

- Melakukan perbuatan/mendaraskan doa yang dapat mendatangkan indulgensi.

- Mengakukan dosa-dosa kepada imam dengan penyesalan sempurna karena telah menghina Tuhan.

- Menerima Komuni Kudus.

- Berdoa bagi intensi Bapa Suci (doa-doa yang lazim ialah Bapa Kami, Salam Maria dan Sahadat Para Rasul).

Berbagai macam doa/perbuatan yang mendatangkan indulgensi:

- Membaca Kitab Suci – indulgensi sebagian; apabila lebih dari setengah jam - indulgensi seluruhnya. 

- Mengajar/belajar ajaran Gereja – indulgensi sebagian.

- Rosario – indulgensi seluruhnya apabila didaraskan di gereja/kelompok/dalam keluarga; di luar kondisi tersebut - indulgensi sebagian.

- Sembah sujud di hadapan Sakramen MahaKudus – indulgensi sebagian; jika sembah sujud lebih dari setengah jam - indulgensi seluruhnya.

- Meluangkan waktu sedikitnya tiga hari dalam suatu retret – indulgensi seluruhnya.

- Ambil bagian dalam Penghormatan Salib dalam Ibadah Jumat Agung dan mencium salib dengan khidmat – indulgensi seluruhnya.

- Pembaharuan Janji Baptis – indulgensi sebagian; jika Pembaharuan Janji Baptis dilakukan pada Malam Paskah/pada peringatan pembaptisan seseorang - indulgensi seluruhnya.

- Jalan Salib, Sahadat Nikea – indulgensi seluruhnya.

- Litani Hati Yesus yang Mahakudus, Litani Santa Perawan Maria atau Litani Orang Kudus – indulgensi sebagian.

- Ratu Sorga, Sahadat Para Rasul, Tanda Salib, doa untuk panggilan hidup religius dan imamat – indulgensi sebagian.

- Mengunjungi makam dan berdoa bagi mereka yang meninggal (diperuntukkan bagi jiwa-jiwa di api penyucian) - indulgensi penuh dari tanggal 1 hingga 8 November; untuk hari-hari lainnya - indulgensi sebagian.

- Masih ada banyak macam dan ragam indulgensi lainnya.

Seorang biarawati dalam biara St. Theresia dari Avila, menyadari pentingnya indulgensi dan tidak pernah menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk memperolehnya. 

Ketika biarawati itu meninggal, St Theresia sangat terkejut melihat jiwa biarawati tersebut langsung menuju sorga tanpa melalui Api Penyucian! Karena biarawati tersebut tampaknya biasa-biasa saja, 

St. Theresia bertanya kepada Yesus apa sebabnya jiwa biarawati tersebut dapat langsung menuju sorga. Yesus menjawab bahwa itu karena semua indulgensi yang dengan setia diperolehnya, sang biarawati telah membayar lunas semua hutang dosanya kepada Tuhan, sehingga jiwanya bersih dan tak bernoda pada saat kematiannya!

(Sumber: KPI TL No. 24/IV/2006; Indulgensi, Vacare Deo edisi Oktober/Tahun V/2003).