Selasa, 27 Oktober 2015

00.00 -

Kera: Nenek Moyang Manusia?




Tiga ekor kera lagi duduk-duduk santai di atas sebuah pohon kelapa. Mereka sedang terlibat dalam suatu diskusi hangat mengenai apa yang dikatakan manusia tentang diri mereka.

Kata salah seekor dari mereka kepada teman-temannya: “Teman-teman, dengarlah, ada yang nggosip yang tidak benar nih. Gosip tersebut, manusia berasal dari ras kita, sungguh melecehkan omongan itu! 


Beberapa bukti bahwa itu tidak benar adalah:



Tidak pernah ada kera yang meninggalkan istri/suaminya dengan akibat anak-anaknya bagai “kawanan domba tanpa gembala.”

Tidak ada ibu/bapak kera yang meninggalkan bayinya untuk kemudian hidup bersama kera yang bukan pasangannya, atau menyerahkannya dari tangan yang satu ke tangan yang lain hingga mereka tidak tahu siapa sebenarnya ibu/bapak kandung mereka?

Kalian juga tidak akan pernah menemukan seekor kera membangun pagar tinggi-tinggi di sekeliling pohon-pohon kelapanya, membiarkan buah-buah kelapanya terbuang sia-sia, bahkan melarang kera-kera lain untuk mencicipi; sementara ada ratusan, bahkan ribuan kera lain menderita kelaparan berbulan-bulan, lalu terpaksa mencuri untuk mempertahankan hidup.

Satu hal lagi yang tidak akan dilakukan seekor kera: kelayapan di luar “rumah” dan “bermabuk ria” hingga teler – absen melakukan kewajiban utama/menggunakan pistol untuk mengambil nyawa kera lainnya. 

Tambahan satu lagi, pasti kalian tidak akan pernah menemukan kera yang makan enak tanpa berjerih payah dengan keringatnya sendiri.

Iiiiya, teman-teman, manusia memang bernenek moyang, tetapi tidak berasal dari kita.

(Sumber: Warta KPI TL No. 30/X/2006; diceritakan oleh Rm. Jan Madia, SVD).