Selasa, 27 Oktober 2015

Henokh



Henokh adalah keturunan ke tujuh dari Adam (Yud 1:14) – Adam, Set (Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti HabelKej 4:25), Enos, Kenan, Mahalaleel, Yared dan Henokh (Kej 5:1-18). 

Dengan menyebut Henokh sebagai keturunan ke tujuh dari Adam, ini membedakan dengan Henokh lain yang berasal dari keturunan Kain (Kej 4:17).



Pada zaman Henokh hidup, Adam masih hidup, keturunan-keturunan Kain juga masih ada di bumi – zaman yang gelap: Lamekh mengambil istri dua orangorang pertama yang melanggar peraturan Allah bahwa seorang suami hanya untuk seorang istri (Kej 4:19).


Pertobatan Henokh terjadi setelah kelahiran anaknya (Metusalah = pada waktu dia mati, sesuatu akan dikirimkan – tahun kematian Metusalah adalah tahun di mana Allah mengirim hukuman, murka Allah atas manusia yang berdosa; pada waktu Nuh berusia 600 tahun - Kej 7:6). 

Dalam sejarah manusia, Allah memberikan umur panjang/usia tertinggi (969 tahun) kepada Metusalah. Hal ini menunjukkan kepanjangsabaran Allah untuk menantikan manusia berdosa agar bertobat dan kembali ke dalam pelukan kasih Allah. 

Ia sabar
karena 
Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan 
supaya semua orang berbalik dan bertobat
(2 Ptr 3:9)

Henokh bertindak tepat, hari di mana dia mendapatkan peringatan, hari itu juga dia bertobat. Apakah Henokh terpaksa harus hidup bergaul dengan Allah? Tentu saja tidak, karena Henokh bisa saja memilih menjadi salah satu dari banyak orang-orang yang hidup sezaman dengannya, yaitu mereka yang memilih hidup bergaul dengan dunia ini.

Henokh telah memilih Allah dan ia telah memutuskan secara tepat, karena itulah dia mendapat akhir hidup yang bahagia, yang berbeda dari orang-orang lainnya, yaitu diangkat oleh Allah. Bagaimana Henokh bisa terangkat? 

Karena iman – dalam hal “berjalan” bersama Allah selama tiga ratus tahun, bahwa ia telah memperoleh kesaksian, bahwa berkenan kepada Allah (bersesuaian dengan kehendak Allah dan menyenangkan hati-Nya). 

Sebagai seorang yang saleh, yang “berjalan dengan Allah”, Henokh melayani Tuhan melalui pemberitaan firman Tuhan dan bernubuat tentang akan datangnya hukuman Allah bagi orang-orang fasik. Pekerjaannya tidaklah gampang tetapi kasihnya kepada Tuhan membuat semua hal itu dapat ia kerjakan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 31/XI/2006; Henokh, Mansor September 2002).