Senin, 23 Maret 2020

Menjadi pelayan yang dahsyat



Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh 3:17). Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia (Kis10:38). Makanan-Nya ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yoh 4:34; Mat 26:39). 

Ketika orang beriman digabungkan kepada Gereja oleh Pembaptisan, mereka menerima meterai sakramental, yang "menugaskan mereka untuk menghormati Allah secara Kristen" (LG 11). Meterai Pembaptisan menyanggupkan dan mewajibkan orang Kristen, agar melayani Allah dengan mengambil bagian secara aktif dalam liturgi Gereja yang kudus dan menjalankan imamat semua orang Kristen melalui kesaksian hidup kudus dan cinta penuh semangat (Bdk. LG 10) (KGK 1273). 

Jika kita ingin menjadi pelayan yang dahsyat, kita harus melekat pada pokok anggur yang benar (Yoh 15:1-8), kita harus berjalan di jalan yang sama yang dilalui Kristus, yaitu: mengosongkan diri-Nya sendiri, merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati (Flp 2:7-8). 


Namun seringkali tanpa sadar kita melayani Tuhan hanya karena kewajiban saja (melayani pekerjaan Tuhan, disibukkan dengan begitu banyak aktivitas dan rutinitas pelayanan, menyelesaikan list-list pekerjaan pelayanan), buahnya: tubuh dan jiwa lelah; tidak ada tanda kekudusan dalam hidup mereka (Rm 14:17 » kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus), yang ada hanyalah iri hati (Yak 4:2) atau membanggakan diri (1 Kor 1:12). 

Jika kita melayani Tuhan (mengerjakan apa yang Tuhan mau untuk kita kerjakan, melakukan segala sesuatu demi kemuliaan-Nya (1 Kor 10:31; Kol 3:17, 23), maka pelayanan itu akan menghasilkan Buah Roh (KGK 1832 » 1. Kasih 2. Sukacita 3. Damai sejahtera 4. Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemahlembutan 9. Penguasaan diri 10. Kerendahan Hati 11. Kesederhanaan 12. Kemurnian) Kita bisa menjadi surat Kristus (2 Kor 3:3) sehingga kita dapat memperkenalkan Bapa kepada dunia

Jadi, pelayanan yang tulus hanya bisa lahir dari pengalaman iman. Semangatnya berkobar-kobar untuk melayani bersumber dari pengalamannya akan Allah yang telah mengubah dan menyembuhkannya (St Theresia Lisieux). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020 » Renungan KPI TL Tgl 27 Juni 2019, Romo Korinus Budaya, SVD).

22.10 -

Engkau berharga di mata-Nya



Michael Jordan, berkulit hitam, lahir pada tahun 1963, di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia memiliki empat orang saudara, sementara upah ayahnya yang hanya sedikit tidak cukup untuk menafkahi keluarga. Semenjak kecil, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali tidak bisa melihat harapan masa depannya. 

Ketika ia berusia tiga belas tahun, ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya, “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?” Jordan menjawab, “Mungkin 1 dollar.” Ayahnya kembali berkata, “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika engkau berhasil menjualnya, berarti telah membantu ayah dan ibumu.” Jordan menganggukkan kepalanya, “Saya akan mencobanya, tapi belum tentu bisa berhasil.” 

Dengan hati-hati dicucinya pakaian itu hingga bersih. Karena tidak ada setrika untuk melicinkan pakaian, maka ia meratakan pakaian dengan sikat di atas papan datar, kemudian dijemur sampai kering. Keesokan harinya, dibawanya pakaian itu ke stasiun bawah tanah yang ramai, ditawarkannya hingga lebih dari enam jam. Akhirnya Jordan berhasil menjual pakaian itu. Kini ia memegang lembaran uang 2 dollar dan berlarilah ia pulang. Setelah itu, setiap hari ia mencari pakaian bekas, lalu dirapikan kembali dan dijualnya di keramaian. 

Lebih dari sepuluh hari kemudian, ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas kepadanya, “Coba engkau pikirkan bagaimana caranya untuk menjual pakaian ini hingga seharga 20 dolar?” Kata Jordan, “Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling tinggi nilainya hanya 2 dollar.” Ayahnya kembali memberikan inspirasi, “Mengapa engkau tidak mencobanya dulu? Pasti ada jalan.” 

Akhirnya, Jordan mendapatkan satu ide. Ia belajar melukis dari sepupunya, ia menggambar Donal Bebek yang lucu dan Mickey Mouse yang nakal pada pakaian itu. Lalu ia berusaha menjualnya di sebuah sekolah anak orang kaya. Tak lama kemudian seorang pengurus rumah tangga yang menjemput tuan kecilnya, membeli pakaian itu untuk tuan kecilnya. Tuan kecil itu yang berusia sepuluh tahun sangat menyukai pakaian itu, sehingga ia memberikan tip 5 dolar. Tentu saja 25 dollar adalah jumlah yang besar bagi Jordan, setara dengan satu bulan gaji dari ayahnya. 

Setibanya di rumah, ayahnya kembali memberikan selembar pakaian bekas kepadanya, “Apakah engkau mampu menjualnya kembali dengan harga 200 dolar?” Mata ayahnya tampak berbinar. 

Kali ini, Jordan menerima pakaian itu tanpa keraguan sedikit pun. Dua bulan kemudian kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”, Farah Fawcett datang ke New York melakukan promo. Setelah konferensi pers, Jordan pun menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi Farah Fawcett dan meminta tanda tangannya di pakaian bekasnya. Ketika Fawcett melihat seorang anak yang polos meminta tanda tangannya, ia dengan senang hati membubuhkan tanda tangannya pada pakaian itu. 

Jordan pun berteriak dengan sangat gembira, “Ini adalah sehelai baju kaus yang telah ditandatangani oleh Miss Farah Fawcett, harga jualnya 200 dollar!” Ia pun melelang pakaian itu, hingga seorang pengusaha membelinya dengan harga 1.200 dollar. 

Sekembalinya ke rumah, ayahnya dengan meneteskan air mata haru berkata, “Tidak terbayangkan kalau engkau berhasil melakukannya. Anakku! Engkau sungguh hebat!” 

Malam itu, Jordan tidur bersama ayahnya dengan kaki bertemu kaki. Ayahnya bertanya, “Anakku, dari pengalaman menjual tiga helai pakaian yang sudah kau lakukan, apakah yang berhasil engkau pahami?” 

Jordan menjawab dengan rasa haru, “Selama kita mau berpikir dengan otak, pasti ada caranya.” Ayahnya menganggukkan kepala, kemudian menggelengkan kepala, “Yang engkau katakan tidak salah! Tapi bukan itu maksud ayah. Ayah hanya ingin memberitahumu bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa ditingkatkan nilainya, apalagi kita sebagai manusia yang hidup? Mungkin kita berkulit lebih gelap dan lebih miskin, tapi apa bedanya? Tergantung bagaimana kita mendayagunakan potensi yang ada dalam diri kita masing-masing.” 

Seketika dalam pikiran Jordan seakan ada matahari yang terbit. Bahkan sehelai pakaian bekas saja bisa ditingkatkan harkatnya, lalu apakah saya punya alasan untuk meremehkan diri sendiri? 

Sejak saat itu, dalam hal apapun, Michael Jordan merasa bahwa masa depannya indah dan penuh harapan. Dia mengasah potensinya hingga akhirnya dia menjadi salah seorang pemain basket terhebat di dunia ini dan menjadi salah seora ng atlet terkaya.

(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020).

22.05 -

Kasih yang sempurna



Kasih level dunia: kasih melihat situasi dan kondisi, menguntungkan “oke”, merugikan “no”. Kasih jenis ini selalu mengecewakan, membuat jiwa terluka (Mat 5:46-47 » memberi salam kepada saudara-saudaranya saja; mengasihi orang yang mengasihinya). 

Kasih level Allah: kasih tanpa melihat situasi dan kondisi. Kasih jenis ini selalu memberi bagai air mengalir dan tiada pernah berhenti (Mat 5:45 » Bapa yang di sorga menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar; Rm 5:8 » Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa). 

Kasih Allah yang sempurna ini menjadi inspirasi terciptanya laguSentuh hatiku” ciptaan Jason Chang. Lagu ini merupakan refleksi hidup yang diilhami oleh kisah seorang gadis, sahabat sekolahnya (X: berusia 13 tahun, SMP kelas 1). 

Ketika sedang makan siang, tiba-tiba X datang. Sambil menahan air mata, X menceritakan keadaan dirinya yang sedang hamil, yang menghamilinya adalah ayahnya sendiri. Dia meminta saya menemaninya ketika dia berbicara dengan ibunya. 

Sesampai di rumah X menumpahkan seluruh isi hatinya kepada ibunya. Ibunya berkata sambil menangis: "Jangan gugurkan kandungan ini, anak ini tidak bersalah apa-apa. Kita akan lewati bersama-sama, kita akan besarkan anak ini bersama-sama." Untuk menutupi aib keluarga, X berhenti sekolah. 

Seringkali saya menengoknya, saya melihat X kadang-kadang menangis dan tertawa sendiri. Dia mengalami depresi berat karena hidup sendirian di sebuah kamar yang gelap, dipisahkan dari lingkungan luar. 

Kadangkala X mengambil garpu atau pisau dan menusuki kepala dan perutnya. Dengan kejadian itu, ibunya terpaksa memindahkan anak perempuan satu-satunya itu ke sebuah perkebunan ayahnya. X dipasung dalam sebuah pondok kecil, dia hidup dengan seorang pembantu. 

Suatu hari rantai besi yang membelenggu tangan dan kaki X terlepas, karena rantai itu sudah tiga belas tahun dipakai, sudah tua dan usang. Setelah belenggu itu terlepas, X menyadari apa yang terjadi, lalu dia berlari mencari pisau dan mengangkat pisau itu ke atas sambil berteriak: "Tuhan, tidak ada yang peduli dengan hidupku, masa depanku sudah hancur. Aku mau mati saja. Tuhan, tolonglah aku ... ampunilah aku." 

Tiba-tiba tangan kanan X yang memegang pisau itu seolah-olah ada yang menahannya. Terdengarlah langkah-langkah kaki mendekatinya, lalu memeluknya dengan kasih

Ketika X dipeluk, dia meronta-ronta sambil berteriak: "Tuhan, Engkau kejam, selama ini Engkau berada di mana? Apakah Engkau tidak pernah sayang kepadaku. Kalau Engkau sayang kepadaku, mengapa hal ini Kau ijinkan terjadi dalam hidupku?" 

Ketika emosi dan tangisnya mulai me-reda, X baru menyadari bahwa Tuhan begitu peduli kepadanya, dia melihat Tuhan juga ikut menangis sambil berkata: "Aku sangat mengasihimu, Aku mengampunimu." 

Lalu X membersihkan tubuhnya dan pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah dia melihat ayahnya dalam keadaan lumpuh total

Ketika X berkata kepada ayahnya, ayahnya hanya diam saja, menangis dan menatapnya dengan tajam seolah-olah berkata: "Maafkan ayah, perbuatan terkutuk itu ayah lakukan tanpa sadar karena ayah dalam keadaan mabuk setelah pulang dari sebuah acara." 

Ayah X mengalami lumpuh total karena perasaan bersalah yang luar biasa terhadap X. Setelah X dimampukan Tuhan untuk mengampuni, maka terjadilah pemulihan di keluarganya. Tiga bulan kemudian ayahnya meninggal. 

Selain itu, anak yang dikandung X dalam keadaan sehat, meskipun dilahirkan pada usia 8 bulan dan ditolong oleh seorang dukun beranak. Jadi, pertemuan secara pribadi dengan Tuhan, membawa perubahan hidup seseorang. 

Kisah nyata ini saya ceritakan atas persetujuan X. Melalui kisah ini saya mengetahui bahwa Tuhan tidak pernah mengijinkan maut menjemput nyawa ayahnya sampai anaknya pulang mengampuni dan Tuhan memulihkan segala sesuatunya. 

Marilah kita belajar dari 1 Yoh 4:7-21

Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab (1) kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 

(3) Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita

Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. (2) Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita

Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. 

Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 

Dalam hal inilah (4A) kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. (4B) Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. 

(5) Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya

» (1) Allah sumber kasih yang sempurna 

Ketika ayah saya masuk penjara, dunia terasa kiamat karena dalam pergaulan saya sangat dilecehkan, mereka berkata: “Sorry ya ... kami tidak mau bergaul dengan kamu karena kamu anak penjahat.” Di usia lima belas tahun saya sudah menjadi obyek penderita sehingga saya mengalami luka batin. Akibatnya saya menjadi remaja yang selalu mencari perhatian orang, saya menjadi pengemis kasih, haus perhatian dan kasih sayang

Di usia yang kedua puluh, saya adalah seorang pemuda yang sukses di “bisnis seniman”, saya sudah mempunyai mobil sendiri. Saat itu saya menjadi obyek yang menguntungkan dunia. Suatu ketika saya mengenal kasih Allah yang sempurna. Oleh karena itu saya mulai belajar mengasihi dunia dengan level kasih Allah, meskipun sulit luar biasa. 

(2) Allah dikenal dari kasih 

Ketika saya masih berusia 33 tahun, saya diajak pelayanan ke Surabaya oleh seorang pengajar dari SEP karena saya lulusan terbaik tahun 1993 di Jakarta. Ketika saya bertemu dengan seorang pengusaha yang keren, saya langsung menginjilinya seperti iklan coca cola, di mana dan kapan saja. Ternyata, orang tersebut marah kepada saya. Hal ini saya sharingkan pada pangajar saya. Beliau langsung menasehati saya dan mengatakan bahwa cara saya meng-injili itu salah. 

Katanya: “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi orang lain bisa merasakan efek kehadiran Allah ketika kita mengasihi orang tersebut. Kasih Allah dapat kita andaikan seperti listrik. Listrik tidak dapat kita lihat secara kasat mata, namun efeknya dapat kita rasakan. Misalnya: lampu menyala sehingga ruangan menjadi terang, mikrofon menyala sehingga orang lain dapat mendengar suara dengan jelas meskipun jarak pendengar dan pembicara berjauhan.” Sejak saat itu saya tidak menginjili seperti iklan coca-cola. 

Menjelang menikah, pacar saya belajar membuat kue dengan ibu saya. Karena jam tujuh malam saya harus memberikan renungan di suatu tempat, maka jam lima saya mengantarkannya pulang. Ketika melewati lapangan sepak bola di Cengkareng, saya melihat ada seseorang yang terkapar di lapangan tersebut. Dalam batin saya, saya ingin segera kabur. Namun ada seseorang yang menghentikan mobil saya dan memohon saya untuk mengantarkan korban ke rumah sakit. Antara bingung dan takut korban tersebut meninggal ... tiba-tiba di hati saya timbul perasaan belas kasihan dan saya meng-iya-kan untuk mengantarnya ke rumah sakit. Orang tersebut bertanya: “Bapa orang Kristen ya ... orang Kristen selalu mempunyai kasih.” 

3. Kasih Allah yang sempurna berpuncak di Golgota 

Di rumah saya tergantung empat lukisan. Suatu hari saya kedatangan panitia pembangunan gereja, salah satu dari mereka memohon agar saya mau merelakan melelang lukisan yang saya punyai tersebut. Saya menolak ide tersebut, saya katakan bahwa lukisan tersebut akan saya jual untuk membiayai kuliah anak saya. 

Sebelum mereka pulang, ada yang berbisik dengan halus: “Bapak kan pelayanan. Cobalah berdoa, discermentlah! Apakah Tuhan mengijinkan lukisan tersebut untuk membantu membangun gereja atau untuk biaya kuliah anak bapak?” 

Sesudah seminggu saya berdoa, tiba-tiba saya teringat lagu “Sentuh hatiku”. Lalu saya berdoa: “Tuhan sentuh hatiku ubah hatiku yang egois ini menjadi baru. Terjadilah padaku sesuai dengan kehendak-Mu. Aku percaya masa depan anak-anakku ada didalam tangan-Mu. Amin” 

Karena saya pelukisnya, maka pada waktu pelelangan saya harus hadir untuk presentasi lukisan tersebut. Saat lukisan itu terjual lima ratus juta rupiah, air mata saya berlinang-linang. Di sinilah saya baru merasakan kebenaran kata Yesus, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kis 20:35). 

Jadi, kita harus mencintai Tuhan dan sesama sampai terluka seperti yang dikatakan Mother Teresa. Bukankah Tuhan Yesus telah memberi teladan waktu di Golgota? 

(4AB) Kasih Allah yang sempurna mengalahkan ketakutan 

Saya mempunyai seorang istri dan tiga anak putri. Sebagai suami dan seorang ayah yang bertanggung jawab pada keluarga pasti punya perasaan kuatir dan takut ketika panitia pembangunan gereja mengusulkan untuk merelakan melelang lukisan yang ada pada saya. Maklumlah, saya hanyalah pelukis dan pekerja full timer di gereja yang bukan mengikuti teologi “kemakmuran”. 

Pada saat kedua perasaan ini menghinggapi jiwa saya, saya bernyanyi “Kasih yang sempurna telah kuterima dari-Mu ... Tak kan Kau biarkan. Aku melangkah hanya sendirian. Kau selalu ada bagiku. Sebab Kau bapaku, Bapa yang kekal.” 

Sungguh luar biasa perasaan negatif itu menyingkir dari jiwa saya. Dan dengan berjalannya waktu ketiga putri saya lulus menjadi sarjana tanpa mengalami hambatan apapun. Jadi, bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali (St. Agustinus). 

(5) Kasih Allah yang sempurna baru mencapai tujuannya bila kita saling mengasihi 

Di Palestina ada dua laut. Keduanya sangat berbeda yang satu dinamakan laut Galilea yakni sebuah danau yang luas dengan air yang jernih dan bisa diminum. Ikan dan manusia berenang dalam danau tersebut. Danau itu juga dikelilingi oleh ladang dan kebun hijau. Banyak orang mendirikan rumah disekitarnya. 

Laut yang lain dinamakan laut mati, dan sesuai dengan namanya segala sesuatu yang ada di dalamnya mati. Airnya sangat asin sehingga kita bisa sakit bila meminumnya. Tak seorang pun ingin tinggal di sekitar danau ini karena baunya yang tidak sedap. 

Jadi yang menarik, ada satu sungai yang mengalir ke keduanya tapi apa yang membuat keduanya berbeda? Bedanya adalah danau yang satu menerima dan memberi, sedangkan yang satunya menerima dan menyimpan. 

Sungai Yordan mengalir ke danau Galilea dan meneruskannya ke danau lainnya untuk dimanfaatkannya. Sungai Yordan kemudian mengalir ke laut mati, namun tidak pernah ke luar lagi. Laut mati secara egois menyimpan air sungai Yordan bagi dirinya sendiri. 

Sebuah kasih selalu memberi, bagai air mengalir dan tiada pernah berhenti. Semakin kita mengasihi, iman kita semakin bertumbuh. Jika kasih itu tidak mengalir, maka iman kita mati, tidak berguna bagi Tuhan maupun sesama. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020 » Renungan KPI TL Tgl 11 Juni 2015 Bapak Leonardi).

22.00 -

Sikap seekor unta



Setiap pagi, unta akan berlutut di depan tuannya, untuk mengambil beban yang akan dibawanya sepanjang hari dan saat malam tiba, ia akan kembali berlutut agar tuannya bisa mengambil beban dari punggungnya Itulah sikap seekor unta kepada tuannya. 

Begitulah seharusnya kita. Berlutut memulai hari sebelum mengangkat beban yang harus kita tanggung sepanjang hari. Dan saat malam tiba, kita kembali berlutut untuk menyerahkan semua beban dalam hidup kita. 

Percayalah saat kita berlutut, menyerahkan seluruh pergumulan kita kepada-Nya, Dia peduli. Hatimu yang hancur, Dia-pun merasakan. Bahkan setetes air matamu, Dia-pun memperhitungkannya. Jadi, janganlah menyerah dan putus asa, tetap semangat dan terus berjuang dalam hidup ini. Karena saat kita "mengangkat" tangan, itulah saat Tuhan bertindak dan "turun" tangan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020).

21.53 -

Kekuatan doa



Seorang wanita datang ke sebuah toko dan meminta bahan makanan agar dapat dimasak untuk anak-anaknya. Si pemilik toko bertanya kepadanya berapa uang yang dimilikinya. Wanita itu menjawab: "Suamiku tewas dalam perang, aku tidak punya apa-apa untuk diberikan kecuali doa." Si pemilik toko tersebut menjawab dengan ketus: "Tuliskan doa itu!" 

Wanita tersebut mengeluarkan secarik kertas dari dompetnya dan menyodorkan kepadanya, katanya: "Aku menulis ini kemarin malam seraya menjaga bayiku yang sakit." Si pemilik toko dengan kasar mengambil kertas itu dan menaruhnya di sisi timbangan kunonya. Ia berkata: "Aku akan memberimu bahan pangan seberat bobot kertas ini."

Betapa terperanjatnya dia, tatkala ia menaruh sepotong roti di sisi lain dari timbangan tersebut, timbangan itu tidak bergerak sedikitpun. Ia menambahkan sebongkah keju dan sepotong daging, namun timbangan itu tetap tidak bergeming. Akhirnya karena ia sudah menaruh begitu banyak bahan pangan, timbangan itu sudah tidak dapat memuat apa-apa lagi. Ia menyodorkan sebuah kantong kepada wanita itu dan berkata: "Anda harus memasukkannya sendiri ke dalam kantong itu."

Wanita itu pergi dengan air mata sukacita. Si pemilik toko baru tahu bahwa timbangannya rusak tepat di saat dia menaruh kertas doa wanita tersebut. Karena penasaran, iapun membaca apa yang ditulis wanita tersebut: " Tuhan, berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Mat 6:11).

Kekuatan doa sanggup untuk melakukan sesuatu yang luar biasa dan mengerjakan perkara-perkara yang terlihat mustahil. Jadi, janganlah pernah menyerah dalam pergumulanmu. Mujizat akan terjadi selama kita tetap berdoa dan percaya ( Luk 18 : 7).

(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020).

21.51 -

Kuasa doa orang benar




Kata “Doa” memang sangat akrab terdengar di telinga kita sebagai orang percaya, namun ironisnya belum semua orang Kristen menjadikan doa sebagai bagian dari gaya hidupnya sehari-hari. Doa lebih berkesan sebagai bentuk kegiatan yang membosankan dan menghabiskan waktu. Sehingga seringkali mereka melewatkan/mengesampingkan doa dalam aktivitas sehari-hari. 

Kalaupun berdoa, hanya 3 (tiga) doa yang paling sering dilakukan yaitu doa pagi, doa makan dan doa sebelum tidur yang masing-masing hanya menghabiskan waktu sekitar 5 menit saja! Padahal, doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:16). 

3 kuasa doa orang benar

1. Doa orang benar menyentuh Sorga 

Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya (Yak 5:17-18). 

Doa orang benar didengar-Nya (Ams 15:29). Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya (Mzm 34:16, 18). 

Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu (Yes59:1). 

2. Doa orang benar mengubahkan hidup 

Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu (1 Taw 4:9-10). 

Kalau doa Yabes mendatangkan kuasa untuk mengubahkan hidupnya, demikian juga dengan doa Anda! Saat keadaan dalam hidupmu sepertinya tidak sebagaimana yang Tuhan janjikan, berdoalah! Saat bisnismu dan keluargamu tidak berjalan sesuai dengan harapanmu, berdoalah! Saat lingkungan tempat tinggalmu, orang-orang yang engkau kenal dan kasihi belum mengenal Tuhan Yesus, berdoalah! 

3. Doa orang benar menjangkau dunia 

Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu (Mzm 2:7-8). 

Secara fisik, mungkin kita tidak dapat menjangkau seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus seperti amanat agung-Nya (Mrk 1:15). Tetapi melalui doa kita dapat menggerakkan hati Tuhan untuk menyatakan kuasa-Nya bagi seluruh dunia. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 179/III/2020 » Renungan KPI Tgl 5 Desember 2019, Ibu Jane Hanjaya).

Pakaian robek

Suatu hari Zacky mengalami kecelakaan mobil yang tidak parah, dia hanya mengalami luka terkilir. Ketika membawa mobilnya yang rusak ke bengkel, tiba-tiba ia sadar bahwa rumah orang tuanya tidak jauh dari bengkel tersebut. Karena sudah cukup lama tidak menjenguk mereka maka dia mampir ke rumah orang tuanya dan menginap semalam. 

Keesokan harinya saat akan pulang, Zacky melihat pakaiannya yang robek telah dijahit oleh ibunya. Melihat hal tersebut hatinya sedikit tersentuh dan bergumam: “Uangku banyak, nanti dibuang saja sampai dirumah.” Namun, karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya, ia mengenakan pakaian yang ditambal ibunya itu dan pergi ke berbagai jamuan. Bahkan berhasil mencapai kesepakatan bisnis besar yang sudah lama ditunggu-tunggunya. Sesampainya di rumah ia baru menyadari masih mengenakan pakaian yang ditambal ibunya, kemudian dilepasnya pakaian itu dan dibuangnya ke tong sampah. 

Keesokan paginya, bisnis yang dibicarakan kemarin secara resmi ditanda tangani. Klien bertanya kepadanya: “Mengapa pakaian tambal yang anda kenakan kemarin itu tidak dipakai lagi hari ini?” “O pakaian itu dicuci", sahutnya tersenyum malu. 

Klien besarnya itu menepuk pundaknya dan berkata: “Anda mungkin tidak tahu, kami mendatangani kontrak dengan Anda karena melihat tambalan kecil pada pakaian yang Anda kenakan. Dari pakaian itu, kami dapat menilai bahwa Anda adalah orang yang sederhana dan pekerja keras . Bagi kami sosok orang yang sederhana dan pekerja keras itu jelas merupakan mitra terbaik." 

Sesampai di rumah, Zacky mencari pakaian tambal itu dari tong sampah, ia mencucinya dan digantung disudut lemari yang tidak menyolok, siapa tahu nanti berguna gumannya. 

Saat hendak berangkat bekerja, ada dua orang polisi yang mengingatkannya agar berhati-hati, katanya: “Seminggu yang lalu, kami menangkap kawanan penculik salah satu klien Anda. Pada saat kami introgasi, mereka mengaku bahwa awalnya ingin menculik Anda. Namun, ketika melihat Anda mengenakan pakaian yang ditambal, mereka menduga Anda tidak sekaya yang dibayangkannya. Maka mereka berubah haluan menculik salah satu klien Anda. Mereka berpikir tidak mungkin seorang pengusaha kaya memakai pakaian yang ditambal.” 

Perasaan Zacky bergejolak tak menentu setelah mendengar keterangan polisi, tak disangka tambalan yang tak terduga itu telah menyelematkan nyawanya. Setelah polisi pergi Zacky segera mengambil pakaian itu ia mengelus jahitan dipakaiannya sambil membayangkan wajah ibunya dan tanpa bisa ditahan ia pun menangis seperti anak kecil .