Jumat, 24 Januari 2020

20.27 -

Kebenaran yang memerdekakan



Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebenaran memiliki 8 arti, beberapa diantaranya adalah: keadaan yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya, sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar) ada, kejujuran. Arti kata benar adalah lurus (hati), tidak bohong, dapat dipercaya (cocok dengan keadaan sebenarnya); merdeka berarti: keadaan (hal) berdiri sendiri (bebas, lepas, tidak terjajah lagi, dsb), kebebasan

Barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya (Yak 1:25). 

Keinginan untuk mengenal kebenaran yang sejati membuat orang penasaran. Karenanya ketika Pilatus bertemu dengan Tuhan Yesus ia bertanya: "Apakah kebenaran itu?" (Yoh 18:38a). 

Dengan tegas Tuhan Yesus mengatakan bahwa "firman Allah adalah kebenaran" (Yoh 17:17). Firman itu adalah Allah, telah menjadi manusia (Yoh 1:1, 14). Dia datang ke dalam dunia ini, supaya memberi kesaksian tentang kebenaran. Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui-Nya. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Nya." (Yoh 14:6; 18:37). 

Salah satu kebenaran firman adalah Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia (Ibr 9:28). 

Ketika kita sakit, kita tidak bisa memilih-milih obat yang harus kita minum. Demikian juga dengan kebenaran, kita tidak bisa memilih-milih kebenaran yang menyenangkan telinga kita saja. Jika kita memilih-pilih firman, kita tidak sungguh-sungguh tinggal dalam firman. Walaupun kebenaran itu seperti pil pahit, kita harus memakannya agar menyembuhkan kita

Kita tidak akan tahu kebenaran seperti apa, jika kita tidak tinggal di sana. Seperti kita tinggal satu rumah dengan orang lain, kita akan tahu kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang tinggal bersama dengan kita. Saat kita tinggal bersama, ada kehidupan yang terjadi. Demikian juga jika kita hidup bersama kebenaran, maka akan ada kehidupan yang terjadi. 

Untuk merdeka, kita harus tahu apa itu kebenaran. Saat kita tahu kebenaran, cara pandang kita terhadap sesuatu akan sesuai dengan kebenaran. Jika kita tidak tahu kebenaran, kita akan dengan mudahnya menerima inputan-inputan dari dunia, yang kemudian kita rohanikan

Cara pandang kita menentukan arah hidup kita. Jika cara pandang kita salah, hidup kita akan diaktifkan pada suatu yang salah. Tapi jika cara pandang kita benar, hidup kita akan dibawa pada kebenaran. 

Bukti memiliki kemerdekaan sejati: tidak mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan melayani seorang akan yang lain oleh kasih (Gal 5:13); memiliki kerinduan (Flp 2:13 » ada kemauan) untuk menjadi kawan sekerja Allah (1 Kor 3:9). Kerinduan ini berasal dari Allah, untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki dan rancangkan sejak semula untuk kita lakukan. 

Ketika kita merespon kehendak Allah ini, maka Ia akan memberikan kemampuan (kesehatan, keuangan, talenta/karunia) dan memberikan kesempatan (waktu) untuk tujuan hidup yang kekal, yaitu untuk kemuliaan Tuhan (1 Kor 10:31; Kol 3:17, 23 » Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia). 

Marilah kita belajar dari Yoh 8:31-47

Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang (A1) percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu (A2) tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah (3) murid-Ku dan kamu akan (A3) mengetahui kebenaran, dan (A4) kebenaran itu akan memerdekakan kamu." 

Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. (B1) Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" 

Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang (7) berbuat dosa, adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi (A5) apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." 

"Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena (B2) firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari bapamu." 

Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." 

Kata Yesus kepada mereka: (2) "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. 

Apakah sebabnya kamu (B3) tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu (B4) tidak dapat menangkap firman-Ku. (5) Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan (6) bapa segala dusta

Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku. Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku? Barangsiapa (1) berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya (4) kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah." 

» (1-3) Murid Kristus: berasal dari Allah. (A1-3) Sebagai murid Kristus, diberikan pengetahuan akan kebenaran, dan kebenaran itu akan memberi dampak pada pikiran, perasaan dan kehendak kita sehingga kita senantiasa menjadikan firman sebagai dasar dan pondasi hidup kita (Mzm 119:105 » Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku). 

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut (Rm 8:1-2). 

Akhirnya, (A4-5) kitamerdekadalam memutuskan segala sesuatu karena ada kejujuran didalamnya (Mat 5:37 » Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat). 

(4-7) Bukan murid Kristus: berasal dari Iblis, pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, berkata atas kehendaknya sendiri, bapa segala dusta. 

Seseorang yang seringkali berbuat jahat dan licik, mengatakan percaya tapi tidak hidup dalam firman, dia bukanlah murid Kristus. Ia datang kepada Tuhan, bertanya kepada-Nya, tetapi tidak meminta kebenaran, meminta pembenaran. (B1-B3) Firman itu seakan-akan bertentangan dengan akal dan pikirannya. 

Tuhan tidak mau kita hanya percaya saja (Yak 1:23 » mendengar firman saja dan tidak melakukannya), namun kita harus menghidupi kepercayaan kita. Jadi, jika kita ingin bertumbuh di dalam Tuhan, maka kita harus percaya terlebih dahulu, menerima dengan iman, baru mengalami mujizat Tuhan (Mat 21:22). 

Berikan tempat untuk kebenaran yang ada di hati, jangan hanya mendengar saja (Yak 1:21 » firman yang tertanam dalam hati kita, yang berkuasa menyelamatkan jiwa kita). Biarlah firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim 3:16). Ingatlah! Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan (Gal 5:1). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 177/I/2020 » Renungan KPI 15 Agustus TL 2019, Dra Yovita Baskoro, MM).