Jumat, 24 Januari 2020

Berjalan dalam proses Tuhan



Salah satu pertanyaan paling klasik yang diajukan oleh manusia adalah: "Apabila Tuhan itu begitu kasih, mengapa terjadi penderitaan di dalam hidupku? Padahal aku adalah anak-Nya." 

Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita di dunia adalah sebuah bentuk kehidupan yang tanpa kesulitan, tetapi Tuhan Yesus menjanjikan bahwa kalau kita hidup di dalam Dia, maka kita bisa menjalani kesulitan apapun dengan damai sejahtera dan kuat hati karena Dia telah mengalahkan dunia (Yoh 16:33). 

Penderitaan itu bisa terjadi karena kesalahan sendiri (Yak 1:14-15 » tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut), membuka cela bagi Iblis (1 Ptr 5:8 » Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya; Kej 3:6 » Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya). 

Jebakan ini bertujuan mengantar banyak orang menuju pada kehancuran, baik tubuh maupun jiwanya. Misalnya: ingin akan makanan yang lezat sehingga sakit (Ams 23:3); mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya sehingga masuk penjara (Pkh 23:3). 

Akhirnya, tanpa sadar kita digiring pada jebakannya, yaitu “mengasihani diri sendiri” sehingga kita tidak yakin lagi bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28). 

Penderitaan itu bisa juga terjadi karena di-ijinkan Tuhan, untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak (Ul 8:2). Jadi, penderitaan itu adalah ujian, untuk membuktikan kemurnian iman (1 Ptr1:7; Ayb 23:10-12 » Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya). Misalnya: Ayub saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Firman Tuhan kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." (Ayb 1:1, 12). 

Bila saat ini kita sedang mengalami proses dari Tuhan jangan sekali-kali mengeluh dan kecewa kepada Tuhan, karena Dia tahu mana yang terbaik bagi kita, bukankah Tuhan Yesus pernah berkata, "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah." (Yoh 15:2). 

Inilah maksud Tuhan membersihkan kita supaya kehidupan kita menjadi indah dan menghasilkan buah lebih banyak lagi. Bersyukurlah bila Tuhan masih memproses kita karena berarti Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk menerima berkat-berkat-Nya yang baru. 

Proses membawa kita untuk belajar bagaimana menyangkal diri dan memikul salib, menjadi pelaku firman (Luk 9:23; Yak 1:22; Mzm 119:71 » Aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu). 

Semakin kita terus menikmati proses-proses dari Tuhan, semakin kita mengerti apa maunya Tuhan dalam hidup kita. Apa tujuan Tuhan dalam hidup kita? Ketika kita menikmati proses itu, Tuhan akan membawa kita naik menjadi kepala dan bukan menjadi ekor (Ul 28:13). 

Mereka yang hidup di dalam Tuhan Yesus akan selalu mendapatkan kekuatan, penghiburan dan kemampuan untuk menjalaninya, karena mengetahui ada tujuan yang indah di balik semua penderitaan tersebut: 

1. Untuk menarik kita semakin dekat kepada Tuhan 

Ketika kita berada dalam lembah kekelaman, ketika kita merasa ditinggalkan sendirian dan tidak ada siapapun yang mau menolong kita. Tiba-tiba hati kita terdorong untuk mendekat kepada Tuhan untuk mendapatkan kekuatan dan penghiburan dari-Nya (Rm 15:13; 2 Kor 1:3). Ia hadir untuk menyelamatkan kita yang remuk jiwanya (Mat 11:28; Mzm 34:19). 

Beban kehidupan atau penderitaan tidak dirancang oleh Tuhan untuk menghancurkan hidup kita tetapi untuk membawa kita kepada-Nya. Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian (2 Kor 7:10). Jadi, kita harus lebih taat kepada Bapa untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr 12:9-10). 

2. Untuk membentuk karakter Kristus di dalam diri kita 

Karakter kita sebagai anak-anak Tuhan, tidak sama dengan karakter anak-anak dunia. Penderitaan yang kita hadapi, apabila diresponi sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, sesuai dengan kehendak-Nya, akan membuat karakter kita semakin lebih baik, semakin serupa dengan karakter Kristus (Rm 5:3-4 » kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan). 

Jika kita teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala, mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Ef 4:15, 13), dan kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Kor 3:18) . 

3. Untuk melatih kita meresponi kesulitan seperti Yesus 

Kristus pun telah menderita untuk kita dan telah meninggalkan teladan bagi kita, supaya kita mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kita telah sembuh (1 Ptr 2:21-24). Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh 2:6). 

Bagaimana cara yang benar dalam meresponi penderitaan? Selalu ingat bahwa “rancangan-Nya mengenai kita adalah damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan.” (Yer 29:11). 

Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. (Ibr 12:11). Jadi, mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita (1 Tes 5:18). 

Ketika Tuhan sedang memproses, jangan keraskan hati (Mzm 95:7-11), jangan bersungut-sungut (1 Kor 10:9-10) dan tidak sabar (Ibr 6:15). Jika kita keluar dari proses yang Ia rancang bagi kita, itu sama dengan mengatakan tidak percaya akan rencana-Nya dan tidak beriman akan hasil yang lebih baik yang Ia telah sediakan bagi kita. Kalau sampai kita melakukannya, Tuhan tidak berkenan kepada kita (Ibr 10:38). Jadi, jangan keluar dari proses yang Ia lakukan di dalam hidup kita. Keluar atau 'lari' dari proses, justru akan menyebabkan lebih banyak lagi penderitaan dalam hidup kita. 

Sesungguhnya lama tidaknya proses itu sangat bergantung dari respons kita sendiri atau kesediaan kita dibentuk oleh Tuhan. 

Contoh: bangsa Israel harus mengalami pembentukan dari Tuhan dalam waktu yang sangat lama yaitu 40 tahun. Bagaimana mungkin? Apakah Tuhan tidak sanggup membentuk mereka dengan cepat? Bangsa Israel harus mengalami proses pembentukan yang lama oleh karena kesalahan mereka sendiri: tidak taat dan memberontak kepada Tuhan. Jadi akar masalahnya ada pada mereka sendiri. Bangsa Israel adalah bangsa yang keras hati (tegar tengkuk) padahal mereka telah melihat dan mengalami perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan. Tidak hanya itu, mereka juga suka bersungut-sungut dan mengeluh. Dari mulut mereka tidak pernah keluar ucapan syukur. 

Ketika kita mau taat mengikuti proses Tuhan ini dengan benar hasilnya pasti akan luar biasa (Ayb 42:12-15 » Tuhan memberkati Ayub dalam hidupnya yang selanjutnya lebih dari pada dalam hidupnya yang dahulu). Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia (Yak 1:12). 

4. Untuk menyadarkan kita bahwa kasih-Nya lebih besar dari penderitaan kita 

Setiap kali kita menghadapi penderitaan, sadarilah bahwa kasih-Nya jauh melampaui apapun yang kita pernah dan sedang hadapi. Bukankah kalau kita tetap bisa bertahan sampai sekarang karena Tuhan-lah yang telah membawa kita keluar dari kesulitan demi kesulitan? "... sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku jadi sempurna." (2 Kor 12:9). 

Sadarilah proses hidup yang saat ini kita alami tidak pernah keluar dari garis penyertaan Tuhan (Mat 28:20; 1 Kor 10:13). Dia sungguh mengasihi kita, bila hari ini kita masih menerima teguran dan didikan, seharusnya kita bersyukur karena Tuhan mengasihi kita (Ibr 12:5-8 » Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak). 

Penderitaan tak akan pernah sepenuhnya lenyap dari kehidupan kita. Apabila kita menerimanya dengan penuh iman, kita beroleh kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam penderitaan Yesus dan menunjukkan kasih kita kepada-Nya (St. Teresa Kalkuta). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 177/I/2020 » Renungan KPI TL Tgl 12 Desember 2019, Dra Yovita Baskoro, MM).