Minggu, 29 Desember 2019

07.31 -

Rm 3:21-30

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya



Penanggalan liturgi

Kamis, 17 Oktober 2019: Peringatan St. Ignasius dari Antokia - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: Rm 3:21-30; Mzm 130:1-2, 3-4b, 4c-6; Luk 11:47-54; RUybs

Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat (A) kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 

Karena (1) semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. 

(2) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.

Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa (B1) manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. 

Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain. Artinya, kalau (B2) ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman. 


Renungan


1. Yesus - Kebenaran sejati yang memerdekakan kita

(A) Paulus percaya bahwa rencana keselamatan itu tidak terjadi seketika tetapi berlangsung sejak lama di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Di dalam Kitab Taurat dan Kitab Para Nabi juga Mazmur, ada nubuat, ada gambaran tentang sang Mesias. Kehadiran Yesus adalah untuk menggenapi segala nubuat itu. 

Sambil memandang Yesus sebagai kebenaran dari Allah, Paulus mengkontemplasikan seluruh kehidupan Yesus yang diimaninya. 

Kotemplasinya: (1), (2)

(B1, 2) Yesus adalah Kebenaran sejati yang memerdekakan kita (Yoh 8:32). Dialah yang melepaskan kita dari hukuman dosa. Dialah satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat manusia. Dialah yang mendamaikan manusia yang berdosa dengan Allah yang Mahabaik. Keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus sang Kebenaran sejati itu bersifat universal.

Ini adalah tanda kasih dan kebaikan dari Allah bagi setiap orang. Meskipun manusia memiliki kecenderungan untuk jatuh dalam dosa namun kasih karunia tetap diberikan oleh Tuhan. Ia tidak pernah berhenti mengasihi dan mengampuni kita. Maka tugas kita adalah mengimani-Nya.