Kamis, 26 Desember 2019

21.26 -

Mat 21:23-27

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 16 Desember 2019: Hari Biasa Adven III - Tahun A/II (Ungu)
Bacaan: Bil 24:2-7, 15-17a; Mzm 25:4bc-5ab, 6-7bc, 8-9; Mat 21:23-27


Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: (*) "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" 

Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."

Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesus pun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."


Renungan


1. Kuasa ilahi

Imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, ternyata tetap penasaran dengan Yesus. Mereka tidak mengerti mengapa anak muda seperti Yesus mampu mengajar dengan cara yang berwibawa dan mampu membuat orang terpesona? Mengapa Yesus mampu menyembuhkan orang hanya dengan bersabda, dan bukan dengan menggunakan ramuan obat seperti para tabib?

Keheranan mereka seakan tidak berakhir. Karena itu mereka terdorong untuk datang bertanya langsung kepada Yesus (*). Bagi Yesus itu pertanyaan retoris, pertanyaan basa-basi saja, karena jawabannya mereka sudah tahu. Menjawab pertanyaan itu buang-buang waktu saja.

Kuasa ajaran Yesus adalah kuasa ilahi. Melalui baptisan suci, setiap murid-Nya mendapat kuasa untuk mengajar dengan baik dan mempesona. Hal ini hanya mungkin, kalau kita tetap berakar dalam iman dan selalu mendekatkan diri kepada Yesus, sambil merenungkan firman-Nya.

Kita mungkin tidak bisa mengajar setara dengan Yesus, atau membuat mujizat seperti Yesus. Tetapi bila kita mempunyai iman sebiji sesawi, maka yang tidak mungkin menjadi mungkin dalam setiap pengajaran atau kesaksian hidup kita. Marilah kita berjuang untuk menambahkan iman, agar kuasa Yesus tercurah pada kita.