00.58 -
SP Matius
Mat 23:13-22
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Senin, 26 Agustus 2019: Hari Biasa XXI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 1 Tes 1:2b-5, 8b-10; Mzm 149:1-2, 3-4, 5-6a, 9b; Mat 23:13-22
(1) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu (2) menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
[Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu (3A) menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk (3B) mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi (3C) bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Renungan
1. Kecaman Yesus
(1, 2) Dalam setiap kalimat kecaman itu, selalu ada alasan mengapa kata itu dinyatakan oleh Yesus kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Yesus sebenarnya sedang memerangi sikap dan tindakan mereka sebagai orang beriman, yang bukan menjadi pembuka pintu keselamatan bagi orang lain, melainkan menjadi batu sandungan. Tindakan imoral mereka yang turut menyesatkan,
merintangi keselamatan orang lain (3ABC).
Jadi, Yesus sangat mengecam orang beriman yang memiliki tampilan luar menawan namun menyembunyikan berbagai maksud jahat dan kejam terhadap sesamanya, bukannya menyelamatkan sesama tetapi menyesatkannya.