Selasa, 01 Oktober 2019

05.19 -

Luk 9:46-50

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 30 September 2019: PW St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Za 8:1-8; Mzm 102:16-18, 19-21, 29, 22-23; Luk 9:46-50


Maka (1) timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 

Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." 

Yohanes berkata: (2A) "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Yesus berkata kepadanya: (2B) "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."


Renungan


1. Orientasi hidup sejati

(1) Orientasi para murid masih berkutat pada pekara duniawi, mencari posisi yang menguntungkan, bersikap egois, kekanak-kanakan. (2AB) Para murid juga cenderung eksklusif, menjadi kelompok tertutup. Mereka jatuh pada rasa cemburu, lebih berpusat pada posisi kelompok daripada karya Yesus.

Bagi Yesus, orientasi hidup sejati adalah yang transenden, yang mengarah pada tujuan ilahi. 

ORIENTASI TRANSENDEN membawa orang pada semangat menyangkal diri sendiri. ORIENTASI ILAHI mendorong orang untuk bersikap sebagai hamba, bersikap seperti anak kecil yang polos. Orientasi ilahi ini memberi kesadaran bahwa kuasa Yesus ternyata bukan menjadi monopoli para murid. Mereka merasa senang bila ada orang lain yang dapat menyalurkan karya Allah, bahwa ada orang di luar kelompoknya yang bernaung di bawah nama Yesus. 

Untuk berkarya bersama Yesus, tidak ada tempat bagi rasa cemburu dalam peperangan rohani melawan iblis.