Jumat, 04 Oktober 2019

14.45 -

Kej 28:10-22a

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 8 Juli 2019: Hari Biasa XIV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kej 28:10-22a; Mzm 91:1-2, 3-4, 14-15ab; Mat 9:18-26


Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran. Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu. 

Maka (1) bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu. 

(2) Berdirilah Tuhan di sampingnya dan berfirman: "Akulah Tuhan, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. 

Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. 

Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu." 

Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya." 

Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."

Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya. Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus. 

Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. 


Renungan


1. Sapaan kasih Allah

(1, 2) Sapaan kasih Allah melalui mimpi, sehingga Yakub merasa diteguhkan, dikuatkan dan dihibur-Nya.

Sapaan kasih Allah menjadi nyata dalam kehidupan setiap hari melalui Gereja-Nya. Gereja hadir sebagai penyalur rahmat Allah dan sekaligus sebagai sarana dalam memberikan sapaan-sapaan kasih melalui kabar sukacita yang diwartakan. Gereja juga hadir sebagai Kristus yang hidup di tengah-tengah kehidupan kita umat manusia. 

Sapaan kasih Allah itu akan tetap hidup dan menjadi hiburan bagi kita dalam memberikan harapan baru bagi kehidupan kita. 

Jadi, sapaan kasih dari Allah hendaknya menjadi penyejuk dan penyemangat bagi kita dalam menjalani kehidupan, teristimewa dalam menghadapi segala persoalan yang terjadi dalam kehidupan kita.