Selasa, 01 Oktober 2019

1 Tim 4:12-16

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 19 September 2019: Hari Biasa XXIV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 1 Tim 4:12-16; Mzm 111:7-8, 9, 10; Luk 7:36-50


(*) Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.


Renungan


1. Kekuatan keteladanan melebihi kekuatan kata-kata

Ditinjau dari fakta-fakta yang ada, semua orang pasti akan menduga bahwa Timotius tidak akan berhasil dalam menjalankan tugas pelayanannya karena beberapa alasan: usianya yang masih sangat muda atau belum sarat pengalaman (*), fisiknya kurang menunjang karena ia sering sakit-sakitan pada waktu itu (1 Tim 5:23), bapak rohaninya (Paulus) sedang tidak ada di tempat karena berada dalam penjara (2 Tim 1:16).

Namun keberhasilan sebuah pelayanan bukan semata-mata ditentukan oleh faktor dari luar. Hal utama yang menentukan adalah keteladanan sang pelayan Tuhan atau pemimpin itu sendiri, yaitu faktor dari dalam.

Kekuatan keteladanan melebihi kekuatan kata-kata belaka. Perkataan kita belum tentu akan dilakukan oleh orang yang mendengarnya, tetapi keteladanan hidup kerapkali akan dicontoh oleh orang yang melihatnya.

Keteladanan hidup adalah buah kedewasaan rohani, sebab kedewasaan rohani dalam diri seseorang tidak bergantung pada faktor usia atau berapa lama ia menjadi orang Kristen, sebab ada banyak orang Kristen yang sudah bertahun-tahun mengikut Tuhan tetap saja belum dewasa rohaninya, alias masih kanak-kanak rohani. Dan satu hal yang perlu diketahui bahwa keteladanan hidup adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh pemimpin rohani.