02.46 -
SP Markus
Mrk 9:41-50
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 24 Mei 2018: Hari Biasa VII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Yak 5:1-6; Mzm 49:14-15ab, 15cd-16, 17-18, 19-29; Mrk 9:41-50
"Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.
Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka;
Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.
Karena (1) setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? (2) Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Renungan
1. Menjaga kemurnian hidup
Garam adalah lambang kemurnian, putih, berasal dari air laut yang disinari matahari. Sehingga ungkapan "(1)" berarti setiap orang percaya harus melewati ujian pemurnian hidup. (2) Perintah untuk menjaga kemurnian hidup kita masing-masing.
Dengan tidak membiarkan diri sendiri menjadi batu sandungan bagi orang lain dan tidak membiarkan diri kita mudah tersandung oleh apa yang orang lakukan adalah kunci untuk kita bisa hidup berdamai dengan sesama.
Termasuk ketika kita mencari persoalan dengan ingin meninggikan diri sendiri di antara teman-teman kita, dan ketika kita iri hati terhadap orang percaya lainnya yang mungkin lebih hebat dari kita, perbuatan-perbuatan demikian bisa menjadi batu sandungan dalam hidup kita bersama. Karena itu cara mujarab untuk menghindarinya adalah dengan tanggung jawab tiap orang menjaga kemurnian hidup.