Rabu, 03 Juli 2019

2 Kor 5:14-21

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 15 Juni 2019: Hari Biasa X - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 2 Kor 5:14-21; Mzm 103:1-2, 3-4, 8-9, 11-12; Mat 5:33-37


Sebab (1) kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan (2) Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.

Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. 

Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


Renungan


1. Berani bayar harga karena kasih Kristus telah menguasainya

(1) Dalam pelayanannya, batin Paulus diperbaharui dari sehari ke sehari sehingga ia tidak tawar hati. Ia berani membayar harga yang begitu mahal dalam pelayanannya (2 Kor 4:7-12) karena kasih Kristus telah menguasainya.

(2) Sebelum beroleh pengertian ini, apapun yang kita lakukan hanyalah demi diri sendiri: kenyamanan dan kesenangan sendiri. Bahkan ketika kita melakukan kebaikan kepada orang lain, tujuan sebenarnya ternyata tetap untuk diri sendiri: supaya kita mendapatkan kepuasan diri, pujian dari orang lain, atau pahala dari Allah. Semua kebaikan kita adalah egoisme yang terselubung.

Di dalam Kristus semua kebaikan kita dimurnikan. Kita mengasihi karena kita lebih dahulu dikasihi (Yoh 13:34; 15:12; Rm 5:5-8; 1 Yoh 4:10). Tidak ada motivasi lain. Kasih bukan sarana untuk mendapatkan sesuatu, tetapi kekuatan untuk memberikan segala sesuatu.