Selasa, 04 Juni 2019

04.52 -

Yoh 6:22-29

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 6 Mei 2019: Hari Biasa Pekan III Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 6:8-15; Mzm 119:23-24, 26-27, 29-30; Yoh 6:22-29


Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.

Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"

Yesus menjawab mereka: (1) "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. (2) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

Lalu kata mereka kepada-Nya: (3) "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"

Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."


Renungan


1. Makanan rohani

(1) Tindakan Yesus memberi makan banyak orang dengan lima roti dan dua ekor ikan mengundang decak kagum dari mereka semua yang mengalami peristiwa itu. Pengalaman itulah yang menjadikan mereka berusaha mencari dan menemukan Yesus kemanapun Ia pergi.

(2) Yesus sadar bahwa orang banyak yang mencarinya belum mengerti sungguh tentang siapa diri-Nya dan misi apa yang hendak disampaikan-Nya.

Nampaknya orang banyak yang mengikuti Yesus adalah orang-orang yang mau terbuka hatinya. Berhadapan dengan orang-orang yang demikianlah Yesus mengarahkan pemikiran mereka kepada yang lebih benar.

(3) Pertanyaan itu menjadi tanda yang jelas bahwa mereka mau berkembang dan memperbaiki diri. Mereka menyadari bahwa ada makanan rohani yang jauh lebih penting dari makanan jasmani. Makanan rohani ini membuat jiwa mereka menjadi tenang dan damai.


2. Bekerjalah untuk makanan yang tidak binasa

Bekerja, memang menjadi suatu hal yang sangat biasa dan wajar dalam hidup manusia. Salah satu motivasi dasar orang bekerja adalah agar bisa memperoleh rejeki yang bisa digunakannya untuk mempertahankan hidup. Karenanya tidaklah berlebihan jika orang selalu mengidentikan bekerja dengan mencari makan. Namun apakah esensi dari bekerja hanyalah sekedar untuk mendapatkan makanan jasmani?

Bagi Yesus, bekerja bukanlah sekedar mengejar sesuatu demi memuaskan kebutuhan manusiawi sesaat, tetapi lebih dari itu, bekerja adalah salah satu antisipasi manusia menuju kehidupan yang kekal, menuju kehidupan abadi yang dijanjikan oleh Tuhan sendiri. 

Dengan kata lain, Yesus menghendaki agar kita pun sanggup melihat setiap karya manusiawi kita sebagai bagian dari upaya kita untuk berpartisipasi di dalam karya agung Allah sendiri, sebuah karya agung demi kebahagiaan dan keselamatan umat manusia dan bahkan seluruh ciptaan.

Jika demikian, apa yang bisa kita lakukan agar kerja manusiawi kita bisa memiliki nilai keselamatan? Caranya: dengan selalu mengutamakan apa yang dikehendaki oleh Tuhan sendiri. 

Kesadaran akan makna rohani dari kerja manusiawi kita ini akan memampukan kita pula untuk berkerja dengan penuh tanggung jawab, dengan penuh kesadaran dan kesabaran, teristimewa ketika kita berhadapan dengan aneka macam tantangan di dalam kerja kita. 

Kesadaran ini akan membantu kita agar tidak terjebak menjadi pribadi-pribadi yang serakah, yang menggunakan segala hal hanya demi kepentingan dan kepuasan diri sendiri, tetapi sebaliknya kita akan dimampukan untuk melihat nilai sosial dari setiap usaha dan karya kita, sebab kita bekerja bukan hanya demi mengejar harta yang bisa dimakan oleh ngengat, namun harta yang kekal, yakni keselamatan yang telah dijanjikan oleh Tuhan sendiri. 

Ingatlah selalu bahwa memiliki harta duniawi memang mendatangkan kesenangan bagi tubuh, tapi memiliki Yesus dan berkarya bersama dengan Dia adalah jaminan abadi bagi keselamatan jiwa kita.