Minggu, 23 Juni 2019

Santo Josemaria Escriva - Pendiri Opus Dei



Santo Josemaría Escriva dilahirkan di Barbastro, Spanyol pada 9 Januari 1902. Pada tanggal 13 Januari ia menerima Sakramen Baptis di Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga, di Barbastro. Pada tahun 1904, ia sakit berat, tetapi mendapat mujizat penyembuhan dengan perantaraan Santa Maria dari Torreciudad. Pada tanggal 23 April 1912 ia menerima Komuni pertama

Ia mempunyai satu kakak perempuan, Carmen (1899–1957), tiga adik perempuannya meninggal pada waktu kecil, serta seorang adik laki-laki, Santiago (1919–1994). Orang tuanya, Jose dan Dolores, mendidik anak-anaknya dalam ketaatan iman Katolik. Namun, ia merasa kurang puas mengenai ajaran keluarganya tentang iman. Ketidakpuasan ini membuatnya selalu mencari dan mencari

Perusahaan textile ayah Josemaria bangkrut di tahun 1915, maka keluarga itu pindah ke Logrono, di mana Jose mendapatkan pekerjaan lain. 

Pada akhir tahun 1917, titik pencariannya mendapat pencerahan. Ketika melihat beberapa jejak kaki seorang rahib Karmel tanpa kasut di atas salju di jalanan, tiba-tiba untuk pertama kalinya hasratnya bangkit untuk mengabdikan diri kepada Tuhan, namun ia belum tahu apa yang dikehendaki-Nya dengan pasti. 

Demi cintanya pada Tuhan, Josemaría berpikir bahwa akan lebih mudah menemukan kehendak Allah kalau ia menjadi seorang imam. Kemudian, ia memutuskan untuk menjadi seorang imam, lalu masuk Seminari Logrono pada tahun 1918. Kemudian, dilanjutkan pada tahun 1920 di Seminari Santo Fransiskus dari Padua di Saragossa. Mulai tahun 1922, ia ditunjuk sebagai pengajar pembantu (tutor). 

Menuruti nasihat ayahnya, pada tahun 1923 ia juga mulai perkuliahan Hukum Sipil di Fakultas Hukum di Universitas Saragosa. Pada tahun 1924 Ayah Josemaria meninggal dan ia menggantikannya sebagai kepala keluarga. 

Pada tanggal 28 Maret 1925 Josemaría ditahbiskan menjadi imam di gereja Seminari Santo Carolus. Ia merayakan Misa Pertama di Basilika Santa Maria dari Pillar pada tanggal 30 Maret dengan intensi untuk arwah ayahnya. Hari berikutnya ia ditugaskan untuk menjadi pengganti pastor paroki di Perdiguera, di luar kota Saragosa. 

Pada bulan Januari 1927 ia mendapatkan gelar Sarjana Hukum. Dengan seijin Uskup Agung Saragossa pada tanggal 19 April ia pindah ke Madrid untuk meneruskan studi pasca sarjana dalam bidang Hukum Sipil dan ia tetap menjalankan berbagai macam karya pastoral

Ia bekerja sebagai imam di yayasan Patronato d’Enfermos (yayasan bagi orang sakit), karya amal yang dijalankan Suster-suster Ordo Hati Kudus, sasaran utamanya adalah orang-orang miskin di pinggir kota, penderita yang tidak dapat disembuhkan atau menanti ajal. Di sela-sela kesibukan, ia mengajar sambil melanjutkan kuliah tingkat doktoral Hukum Sipil di Universitas Madrid. 

Pada tanggal 2 Oktober 1928, Tuhan memperlihatkan kepadanya dengan jelas misi yang dikehendaki-Nya. Dengan ilham ilahi Josemaría melaksanakan kehendak Allah dengan mendirikan Opus Dei (“Karya Tuhan”). Sejak saat itu ia bekerja sekuat tenaga untuk mengembangkan Opus Dei sambil meneruskan aneka ragam tugas sebagai imam pada waktu itu. Dalam tugas-tugas ini ia setiap hari berhadapan dengan segala jenis penyakit dan kemiskinan di rumah-rumah sakit dan daerah miskin di Madrid. 

Misi Opus Dei membantu karya paroki-paroki mengadakan pendalaman iman, ceramah, retret, dan pelayanan pastoral. Membantu umat mengubah pekerjaan dan kegiatan sehari-hari menjadi kesempatan untuk hidup lebih dekat Tuhan, melayani sesama, dan membangun masyarakat. 

Menyucikan pekerjaan bukanlah sekadar suatu impian indah, tapi misi setiap orang Kristiani, misiku, dan misimu. Jadi, semua pekerjaan harus disucikan. Sebab, kerjaan tidak hanya soal materi, tetapi kehidupan manusia yang mencakup semua elemen. 

Pada tanggal 14 Februari 1930, ketika Josemaría Escrivá sedang merayakan Misa Kudus di Madrid, Tuhan berkenan menunjukkan kepadanya bahwa Opus Dei juga untuk para wanita. Pada tahun 1933, Josemaría membuka center Opus Dei yang pertama untuk para mahasiswa, bernama Akademi DYA. Pada tahun 1934, Josemaría menerbitkan buku Consideraciones Espirituales (“Pertimbangan Rohani”) di Cuenca. Buku ini adalah pendahulu buku “Jalan”. 

Ketika terjadiperang saudaradi Spanyol pada tahun 1936, Josemaria tetap melaksanakan pelayanan imamat dibawah tanah sampai pada waktunya ia dapat meninggalkan Madrid. Karena semua penganut agama dikejar-kejar, Josemaria terpaksa juga harus mengungsi di beberapa tempat mencari perlindungan. Setelah berhasil meloloskan diri melewati pegunungan Pyenee ke Perancis Selatan, ia menetap di Burgos. Jadi, rencana untuk membawa Opus Dei ke luar negeri terhenti. Pada tahun 1937, Josemaria melintasi pengunungan Pirinea ke negara Andorra dan dari situ menyeberang ke daerah Spanyol nasionalis, untuk melanjutkan karya kerasulan. 

Pada akhir perang saudara tahun 1939 ia kembali ke Madrid. Di Valencia, ia menerbitkan edisi pertama bukuJalan’. Pada tahun yang sama, 1939, ia meraih gelar doktor dalam bidang hukum. Dalam tahun-tahun berikutnya ia memimpin banyak retret untuk orang awam, untuk para imam, untuk para biarawan dari berbagai ordo. 

Pada tanggal 19 Maret 1941, Mgr Leopoldo Eijo y Garay, Uskup Madrid memberi pengesahan pertama pada Opus Dei untuk tingkat keuskupan. Pada tanggal 14 Februari 1943, di dalam Misa Kudus Tuhan berkenan menunjukkan jalan keluar untuk masalah kanonis yang dihadapi Pendiri Opus Dei. Dari saat itu anggota Opus Dei dapat ditahbiskan menjadi imam; dengan ini berdirilah Serikat Imamat Salib Suci. Pada tanggal 25 Juni 1944, tahbisan pertama dari anggota Opus Dei oleh Uskup Agung Madrid. 

Mulai tahun 1946 ia menetap di Roma. Disana ia memperoleh gelar doktor dalam ilmu teologi dari Universitas Lateran dan ditunjuk sebagai penasihat untuk dua kongregasi di Vatikan, dan juga sebagai anggota kehormatan Akademi Pontifikal Teologi dan Prelat kehormatan untuk Bapa Suci. Ia mengikuti dari dekat persiapan-persiapan untuk Konsili Vatikan II dan rapat-rapat kerjanya ( 1962-1965) dimana ia berhubungan dengan banyak Bapa Konsili. 

Dari Roma, ia sering berkunjung ke negara-negara lain di Europa, termasuk Inggris dan Irlandia, untuk mendorong karya kerasulan Opus Dei. Dengan tujuan yang sama, antara tahun 1970 dan 1975 ia membuat perjalanan ke Mexico, Spanyol, Portugal, Amerika Latin, Guatemala dan mengadakan pertemuan-pertemuan katekesis yang dihadiri oleh ribuan pria dan wanita. 

Pada tanggal 24 Februari1947, Takhta Suci memberi pengesahan pontifikal yang pertama. Pada tanggal 29 Juni 1948, ia mendirikan Kolese Romawi Salib Suci untuk pembinaan para anggota pria yang berasal dari seluruh dunia. Pada tanggal 16 Juni 1950, Paus Pius XII memberi pengesahan definitif pada Opus Dei. Dari saat itu imam sekulir/praja dapat bergabung dengan Serikat Imam Salib Suci. Dari saat itu pula, bukan orang Katolik, atau bahkan bukan Kristen dapat menjadi kooperator Opus Dei

Pada tanggal 12 Desember 1953, ia mendirikan Kolese Romawi Santa Maria, sebuah center internasional untuk pembinaan rohani, teologis dan apostolic bagi para anggota wanita Opus Dei. Pada tahun 1957, ia ditunjuk sebagai anggota dari Akademi Pontifikal Teologi dan Konsultan dari Kongregasi untuk Seminari-seminari

Pada tanggal 21 Oktober 1960, ia menerima ‘doctor honoris causa’ dari Universitas Saragosa. Pada tanggal 25 Oktober ia meresmikan Universitas Navarra. Pada tahun 1961, Paus Yohanes XXIII mengangkatnya sebagai Konsultan Komisi Pontifikal untuk Interpretasi Hukum Kanonik

Pada tanggal 11 Oktober 1962, Konsili Vatikan II dimulai. Josemaría meminta doa dari semua anak bimbingannya di Opus Dei untuk keberhasilan supernatural dari Konsili. 

Pada tanggal 21 November 1965, Paus Paulus VI meng-inaugurasi ‘Centro Elistempat pelatihan dan pembinaan untuk para buruh di pinggiran kota Roma yang dikelola oleh Opus Dei. 

Pada tahun 1967, diterbitkan buku kumpulan wawancara dengan Pendiri Opus Dei: Conversation with Mgr Josemaría. 

Pada tahun 1969, Kongres Umum Luar Biasa Opus Dei diselenggarakan di Roma untuk mempelajari transformasi Opus Dei menjadi prelatur pribadi, yaitu kerangka hukum dari Konsili Vatikan II yang cocok untuk fenomena pastoral Opus Dei. Pada tanggal 28 November 1982, Paus Yohanes Paulus II menetapkan Opus Dei sebagai Prelatur Pribadi

Pada tahun 1970, Josemaría pergi ke Mexico untuk beziarah dan berdoa di Tempat Ziarah Santa Maria dari Guadalupe. Pada tahun 1972 ia mengadakan perjalanan katekesis di Spanyol dan Portugal selama dua bulan dan bertemu dengan ribuan orang. 

Pada bulan Maret 1973, BukuChrist is Passing Byditerbitkan. Buku-buku lain diterbitkan sesudah Josemaría Escrivá wafat: Friends of God, Furrow, Forge dan Jalan Salib

Pada tahun 1974, Josemaría mengadakan perjalanan ke 6 negara di Amerika Latin: Brasil, Argentina, Chile, Peru, Ecuador dan Venezuela, di mana ia memberi katekese dalam pertemuan dengan anak-anaknya dan orang-orang lain juga. Pada tahun 1975, perjalanan pastoral terakhir dari Josemaría ke Amerika: Venezuela dan Guatemala. Pada tanggal 25 Mei ia mengunjungi Barbastro dan Torreciudad. 

Ia wafat di Roma pada tanggal 26 Juni 1975. Beribu-ribu orang, termasuk uskup-uskup (sepertiga dari jumlah para uskup sedunia) memohon kepada Takhta Suci untuk membuka proses beatifikasi dan kanonisasinya

Pada waktu itu 60,000 umat telah bergabung dengan Opus Dei. Pada tanggal 7 Juli Inaugurasi Tempat Ziarah Bunda Maria dari Torreciudad, dekat Barbastro tempat ia dilahirkan. Pada tanggal 15 September Alvaro del Portillo dipilih sebagai penerus Pendiri Opus Dei. 

Pada tanggal 12 Mei 1981, proses kanonisasi Josemaría Escrivá dibuka di Roma. Pada tanggal 9 April 1990, dikeluarkan dekrit yang menyatakan Hamba Tuhan Josemaría Escrivá menghayati kebijakan Kristiani secara heroik semasa hidupnya

Pada tanggal 6 Juli 1991, dekrit yang menyatakan adanya mujizat penyembuhan dengan perantaraan Josemaría Escrivá. Pada tanggal 17 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Josemaría Escrivá menjadi “beato”. Pada tanggal 20 Desember 2001, dekrit tentang mujizat penyembuhan dengan perantaraan Beato Josemaría Escrivá

Pada tanggal 6 Oktober 2002, di Lapangan Santo Petrus di Roma yang dihadiri oleh ratusan ribu umat, Paus Yohanes Paulus II mengangkat Josemaría Escrivá menjadi “santo” 

Dalam homili pada kesempatan itu, Bapa Suci berkata: “Dengan mengikuti jejaknya, sebarkanlah kesadaran dalam masyarakat bahwa kita semua, tanpa perbedaan suku, bangsa, kedudukan, kebudayaan atau usia dipanggil untuk menjadi orang suci!” 

Santo Josemaria Escriva tidak hanya taat dalam ajarannya, tapi dapat menerjemahkan keindahan langit menjadi keindahan dunia. Ini keindahan yang dapat dinikmati setiap kalangan, tanpa terkecuali, baik kaya maupun miskin. Tidak hanya itu, tindakan Santo Josemaria Escriva menggambarkan kepada semua orang, agama tidak hanya memberi harapan esok hari setelah mati, tetapi untuk hidup saat ini

(Sumber: Biografi singkat Santo Josemaria dan Kronologi kehidupan Santo Josemaria, opusdei.org; Meneladan Santo Josemaria Escriva, www.koran-jakarta.com). 

Mujizat yang Joana Bouça terima melalui Santo Josemaria 

Joana Bouça memiliki dua anak. Dua belas tahun yang lalu ia menerima bantuan dari St. Josemaria setelah mengalami suatu kecelakaan yang serius. Baru-baru ini dia menerima berkat melalui perantaraan St. Josemaria ketika melahirkan anaknya yang kedua. 

Dua belas tahun yang lalu pada masa liburan, saya menjadi sukarelawan di sebuah sanggar untuk remaja yang dikelola oleh anggota Opus Dei. Pada suatu hari kami pergi ke pantai, dan terjadi sesuatu yang mengubah hidup saya untuk selamanya. 

Pada waktu kami bersiap-siap untuk berangkat pulang dan berkumpul untuk mengambil foto grup kami, pagar besi (tempat saya bersandar) patah dan saya jatuh hampir 20 kaki ke bawah. Bahu saya terbentur pada dermaga kayu, tempat perahu ditambatkan. 

Untuk menstabilkan tulang punggung, saya harus dioperasi tiga kali. Beberapa lama sesudah itu saya mulai bisa berjalan lagi. Pada hari-hari setelah kecelakaan itu terjadi, beberapa dokter yang tidak saya kenal datang ke kamar saya dan mengajukan pertanyaan yang sama: "Siapakah santo yang melindungi Anda?" Dan aku menjawab, "St Josemaria Escriva." "Nah, kalau begitu," katanya, "Anda harus berterima kasih kepadanya bahwa Anda dapat menggerakkan kaki Anda lagi setelah jatuh seperti itu." Memang saya mendaraskan doa kepada Santo Josemaria sebelum berangkat ke pantai hari itu, untuk meminta perlindungannya. 

Baru-baru ini saya menjadi ibu untuk kedua kalinya. Karena kecelakaan itu, di tulang punggung saya tumbuh fibrosa, yang mengurangi efektivitas anestesi epidural. Juga karena semua terjadi begitu cepat, tidak ada waktu untuk memberi injeksi. Jadi saya harus menanggung rasa sakit ketika akan melahirkan. Waktu berlalu, dan bayiku belum juga lahir. Malam sudah larut, dan kekuatan saya pun makin berkurang, maka saya meminta St. Josemaria sekali lagi: "Tolonglah agar anak ini lahir pada jam 1 pagi!" Dan terima kasih Tuhan! Ketika aku akan meminta operasi Caesar, pada jam 01:02, Juanito lahir. 

Pada hari-hari berikutnya, saya ketakutan lagi, ketika dokter mengatakan bahwa kemungkinan bayi itu harus tinggal di rumah sakit satu minggu lagi untuk "antibiotherapy" dan "fototerapi." Sekali lagi saya minta pertolongan dari St. Josemaria. Beberapa waktu kemudian, para dokter memutuskan bahwa terapi tersebut tidak diperlukan, dan kami boleh pulang dengan penuh damai. 

(Sumber: Mujizat yang saya terima melalui Santo Josemaria (Joana Bouça tinggal di Porto, Portugal), https://opusdei.org). 

Mengapa Gereja menjadikan Opus Dei
sebagai Prelatur Pribadi? 

Prelatur Pribadi adalah suatu tantanan yuridiksi gerejawi yang dicanangkan oleh Konsili Vatikan II dan oleh Kitab Hukum Kanonik dan yang diciptakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pastoral yang sifatnya spesifik dengan fleksibilitas yang lebih luas

Opus Dei adalah suatu institusi yang tersebar di seluruh dunia yang terdiri dari para imam dan kaum awam, wanita dan pria, yang menjalankan panggilan hidup yang sama untuk menyebarkan cita-cita akan kesucian hidup di tengah dunia dan mengupayakan pengudusan dalam pekerjaan sehari-hari. 

Dengan karakteristik ini, Opus Dei tidaklah cocok bila secara kanonik dikelompokkan ke dalam kategori kongregasi kaum religius atau institute sekulir. Namun, dengan status sebagai Prelatur pribadi, “Opus Dei memiliki suatu tantanan hukum gerejawi yang sepenuhnya sesuai dengan karisma dasar dan struktur sosiologinya. (Deklarasi Tahta Suci tentang Opus Dei, 1082 ). 

(Sumber: Mengapa Gereja menjadikan Opus Dei sebagai Prelatur Pribadi?, https://opusdei.org). 

Serikat Imamat Salib Suci 

Serikat Imamat Salib Suci adalah perkumpulan para imam yang secara intrinsik bersatu dengan Opus Dei, yang saat ini memiliki sekitar 4.000 anggota. Perkumpulan ini terdiri dari imam Prelatur, yang secara otomatis adalah anggota, dan para imam praja/diosesan lain dan para diakon (bersifat sementara). Prelat Opus Dei adalah presidennya. 

Klerus keuskupan yang bergabung dalam Serikat Imamat ini adalah bertujuan untuk memperoleh bimbingan rohani dan berjuang untuk mencapai kekudusan dalam menunaikan tugas pelayanan mereka, sesuai dengan semangat Opus Dei

Keanggotaan mereka dalam Serikat Imamat Salib Suci tidak membuat mereka menjadi bagian dari Klerus Prelatur. Mereka tetap ter-inkardinasi dalam keuskupan, tergantung sepenuhnya pada uskup masing-masing, dan kepada siapa mereka memberikan pertanggungjawaban atas karya pelayanan mereka. 

Gereja menganjurkan adanya serikat-serikat imamat seperti ini dalam beberapa dokumen, termasuk dalam beberapa teks Konsili Vatikan II, dan Kitab Hukum Kanonik. 

Untuk dapat menjadi anggota Serikat Imamat Salib Suci, seorang imam praja harus memiliki keyakinan bahwa ia memiliki panggilan dari Tuhan untuk mencari kesucian sesuai dengan semangat Opus Dei. Untuk ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi: cinta akan keuskupannya dan kesatuan dengan semua anggota imam keuskupan; ketaatan dan hormat pada uskup setempat; kesalehan, studi ilmu-ilmu ke-Tuhan-an, bersemangat untuk melayani jiwa-jiwa dan untuk berkorban; berupaya untuk mencari panggilan imamat, dan keinginan untuk memenuhi pelayanan imamat-nya dengan sempurna. 

Bantuan spiritual yang diberikan oleh Serikat Imamat Salib Suci diarahkan untuk mencapai kekudusan anggota-anggotanya dalam menunaikan tugas-tugas imamat mereka. Juga untuk mendorong para imam untuk bersatu dengan uskup mereka dan untuk memperkuat persaudaraan antar imam. Sarana pembinaan untuk para imam diosesan dari Serikat Imamat Salib Suci sama dengan yang diberikan kepada umat awam Prelatur, seperti misalnya pembinaan dalam bidang doktrin dan askese dan rekoleksi bulanan. Selain itu, sarana pembinaan lain-lainnya dapat diatur sesuai dengan yang ditetapkan dalam Hukum Kanonik untuk para imam, dan juga menurut apa yang dianjurkan dan diatur oleh uskup setempat. 

Kegiatan serta pembinaan spiritual anggota Serikat Imamat Salib Suci tidak akan bertentangan dengan karya pelayanan yang dipercayakan oleh uskup kepada mereka. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 170/V/2019 » Serikat Imamat Salib Suci, https://opusdei.org).