Selasa, 04 Juni 2019

05.21 -

Mat 18:1-5, 10, 12-14

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
  

Penanggalan liturgi

Selasa, 14 Agustus 2018: Pw St. Maximilianus Kolbe, Imam dan Martir - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Yeh 2:8 – 3:4; Mzm 119:14, 24, 72, 103, 111, 131; Mat 18:1-5, 10, 12-14; Ruybs.

Selasa, 13 Agustus 2019: Hari Biasa XIX - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ul 31:1-8; MT Ul 32:3-4a, 7, 8, 9, 12; Mat 18:1-5, 10, 12-14


Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"

Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya (1) jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.

Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.

"Bagaimana pendapatmu? (2) Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesa

Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang."


Renungan


1. Seorang pemimpin

Ciri khas seorang pemimpin hendaknya seperti anak kecil (1), maksudnya memiliki sikap rendah hati, mampu untuk mendengarkan orang lain, memiliki sikap yang terbuka dengan siapa saja, bergaul dengan siapa saja dan tidak membeda-bedakan satu dengan yang lain.

Kerendahan hati seorang pemimpin harus diimbangi juga dengan sikap kepedulian terhadap sesama. Layaknya (2) artinya pemimpin yang peduli, memiliki sikap saling menyatukan dan tidak menceraiberaikan, lebih mementingkan orang lain, rela berbagi dan menolong sesama.

Marilah kita belajar menjadi pemimpin dengan mengembangkan sikap kerendahan hati dan saling peduli satu dengan yang lain. Lewat kedua sikap ini kita mampu menjadi pemimpin yang dapat memberikan kesejukan kepada masyarakat dan orang-orang yang berada di dekat kita.


2. Hidup seperti anak kecil

(1) Sebagaimana seorang anak tergantung mutlak pada orang tuanya, demikian kita diharapkan bergantung total pada Kristus sendiri. Artinya, kita tidak mengandalkan diri sendiri, dan tidak banyak berkelit dengan alasan yang seringkali menjadi pembelaan diri.

Sejak awal mula, sifat anak kecil dianugerahkan bagi semua orang. Namun, dalam perjalanan waktu, lingkungan sekitar dan peristiwa yang terjadi membuat kita mengabaikan sifat-sifat itu.

Hendaknya kita kembali pada sifat yang berasal dari Allah sendiri, yakni hidup seperti anak kecil (rendah hati, tulus dan penyerahan total pada Tuhan).