Senin, 03 Juni 2019

Kis 15:22-31

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 24 Mei 2019: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 15:22-31; Mzm 57:8-9, 10-12; Yoh 15:12-17


Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. 

Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.

Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus. Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan (B1) pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.

Sebab adalah (B2) keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat." 

Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka. Setelah membaca surat itu, (A) jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan. 


Renungan


1. Mengikuti pimpinan Tuhan

(A, B1-2) Hasil persidangan Yerusalem (Kis 4:5) yang disampaikan kepada jemaat Antiokhia mendatangkan sukacita. 

Persidangan pemimpin gereja di Yerusalem menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan jelas sehingga kemungkinan kesalahpahaman pun dapat dihindari. 

Dengan mengacu pada keputusan para pemimpin di Yerusalem yang sesuai dengan kehendak Tuhan, jemaat di Antiokhia bisa mengatasi konflik pengajaran yang berbeda. Mereka pun tahu bagaimana menjalankan kehidupan yang kudus sesuai firman Tuhan.

Dari pengalaman krisis jemaat Antiokhia, kita melihat dua prinsip. (1) Tuhan mengizinkan masalah di dalam gereja untuk mendewasakan umatnya. 

(2) perselisihan internal gereja yang diselesaikan secara tepat dengan mengikuti pimpinan Tuhan akan mendatangkan persatuan dan damai sejahtera.

Pemimpin yang berhikmat melibatkan Tuhan sebagai Sang Penentu sedangkan pemimpin yang tak berhikmat menempatkan Tuhan menjadi penonton.