04.50 -
SP Markus
Mrk 10:17-30
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 14 Oktober 2018: Hari Minggu Biasa XXVIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Keb 7:7-11; Mzm 90:12-13, 14-15, 16-17; Ibr 4:12-13; Mrk 10:17-30
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!"
Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: (1) "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Mendengar perkataan itu (2) ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."
Renungan
1. Cita-cita rohani: hidup kekal
(1, 2) Yesus memberikan kepadanya tantangan baru: sebuah cara dan pilihan hidup yang lebih mendalam, bukan hanya sekedar melaksanakan hukum dan peraturan. Kekayaannya telah menghambatnya untuk meraih cita-cita rohaninya (hidup kekal). Ia gagal menjadi pengikut Yesus yang mengantarnya kepada keselamatan.
Hidup yang kekal (= hidup sepenuh-penuhnya) diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus (Kamus Alkitab; Yoh 3:16, 36); mengenal Tuhan, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah diutus-Nya (Yoh 17:3).
Yesus sungguh menaruh kasih pada kita. Dia tidak mau kita gagal untuk mencapai hidup kekal. Orang-orang yang hidup bersama Yesus sebetulnya sudah mengalami indahnya hidup kekal itu, bukan hanya nanti setelah kematian, tetapi sejak sekarang di dunia ini.
Tuhan Yesus memberkati.