Minggu, 28 April 2019

05.21 -

Yoh 4:43-54

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 1 April 2019: Hari Biasa Pekan IV Prapaskah - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Yes 65:17-21; Mzm 30:2, 4, 5-6, 11-12a, 13b; Yoh 4:43-54


Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 

Maka setelah Ia tiba di Galilea, orang-orang Galilea pun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiri pun turut ke pesta itu. 

Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.

Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.

Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."

Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: (1) "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." Kata Yesus kepadanya: (2) "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 

Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."

Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." (3) Lalu ia pun percaya, ia dan seluruh keluarganya. 

Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea. 



Renungan



1. Lihat anakmu hidup

Mujizat adalah karya ilahi yang dianugerahkan kepada siapa saja yang telah ditentukan dan dikehendaki oleh Allah. Namun manusia tidak bisa bersikap hanya menerima, harus ada usaha dan perjuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manusia.

(1) upaya yang dilandasi iman yang kokoh tidak akan sia-sia. (2) Yesus sungguh hebat, Sabda-Nya sangat hidup dan penuh daya, yang sakit disembuhkan dan yang hampir mati bisa hidup.

Allah berkarya di dalam diri Yesus melalui Sabda yang berkuasa menyembuhkan. Iman yang mendasari permohonan sang ayah tidak lagi menjadi milik dan sikap dasar seorang saja, tetapi milik bersama (3). Mujizat penyembuhan anak membawa pengaruh yang luar biasa bagi iman manusia dan kehidupan bersama.

Ziarah kita di dunia akan tetap membawa kita pada aneka tantangan penuh misteri yang tak terselesaikan. Kita berkeluh kesah tentang kemelut ini dan itu, bahkan tidak jarang mengumpat dan mempersalahkan Tuhan.

Di sinilah iman kita diuji, kita harus berani bersaksi di tengah dunia nyata dan mempertanggungjawabkan iman ini dalam situasi kehidupan bersama. Kita tetap berziarah dan bertekun dalam iman kita, sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

Tuhan Yesus memberkati.