Sabtu, 27 April 2019

08.50 -

Yoh 12:1-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 15 April 2019: Hari Senin dalam Pekan Suci - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Yes 42:1-7; Mzm 27:1, 2, 3, 13-14; Yoh 12:1-11


Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.

Maka (1) Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 

Tetapi (2) Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 

Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."

Sejumlah besar orang Yahudi mendengar, bahwa Yesus ada di sana dan mereka datang bukan hanya karena Yesus, melainkan juga untuk melihat Lazarus, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati.

Lalu (3) imam-imam kepala bermupakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada Yesus. 


Renungan


1. Tiga jenis sikap manusia

Tiga situasi ini dapat mewakili tiga sikap manusia.

(1) Menunjukkan sikap orang yang percaya kepada Yesus 》 menunjukkan sikap imannya dengan bersujud di hadapan Yesus, menunjukkan sikap tobat dan kerendahan hati di hadapan Tuhan yang akan bersengsara dan wafat bagi dosanya. 

Maria menunjukkan dirinya sebagai murid Kristus yang setia. Dia menggunakan logika hati dalam hal ini kemampuan untuk mengasihi. Perbuatan yang dilakukan olehnya adalah ungkapan kasih kepada Kristus yang tiada batasnya karena Ia telah membangkitkan saudaranya Lazarus.

Minyak narwastu murni dengan semerbaknya melambangkan kasih yang sempurna akan Kristus yang nantinya menderita, sengsara, wafat dan bangkit dari alam maut.

Maria tidak melakukan perhitungan apa-apa dengan Yesus, tidak melihat berapa harga minyak itu, atau apa kata orang tentang perbuatannya bagi Yesus. Dia hanya mau berfokus pada pelayanan sebagai wujud kasih yang sempurna bagi Yesus.

(2) Menunjukkan sikap orang yang mendambakan uang serta harta sehingga mengabaikan ajaran-Nya 》menjadi pengikut Yesus, bukan karena percaya pada-Nya sebagai Tuhan melainkan demi uang dan harta. Tak heran ia berkhianat dan menjual Yesus demi mendapatkan uang.

Yudas Iskariot menggunakan logika pikirannya sehingga membuat perhitungan tertentu: harganya dan kepada siapa akan disumbangkan meskipun dia juga tidak akan memberikan kepada orang miskin.

(3) Menunjukkan sikap orang yang munafik serta iri hati sehingga sulit melihat kebaikan dalam diri orang lain dan tidak mampu melihat kebenaran dalam Yesus.

Sikap ini selalu ada di dalam diri kita. Bagaimana dengan sikap kita? Sikap manakah yang kita teladani?