Sabtu, 27 April 2019

03.03 -

Mrk 16:9-15

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

Penanggalan liturgi

Sabtu, 27 April 2019: Hari Sabtu dalam Oktaf Paskah - Tahun C/I (Putih
Bacaan: Kis 4:13-21; Mzm 118:1, 14-15, 16ab-18, 19-21; Mrk 16:9-15


Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.

Lalu perempuan itu pergi memberitahukannya kepada mereka yang selalu mengiringi Yesus, dan yang pada waktu itu sedang berkabung dan menangis. Tetapi ketika mereka mendengar, bahwa Yesus hidup dan telah dilihat olehnya, (1A) mereka tidak percaya. 

Sesudah itu Ia menampakkan diri dalam rupa yang lain kepada dua orang dari mereka, ketika keduanya dalam perjalanan ke luar kota. Lalu kembalilah mereka dan memberitahukannya kepada teman-teman yang lain, tetapi kepada mereka pun (1B) teman-teman itu tidak percaya.

Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu (2) ketika mereka sedang makan, dan (3) Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. 

Lalu Ia berkata kepada mereka: (4) "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 


1. Makan bersama

(1AB) Muncul keraguan dan kebimbangan karena mereka tidak berjumpa secara langsung dan berhadapan dari muka ke muka (Ayb 42:5).

(2) Saat makan menjadi perjumpaan istimewa Yesus dengan para murid, karena makan bersama mengingatkan para murid akan perjamuan malam terakhir.

Perjamuan terakhir mengingatkan mereka akan kata-kata dan perintah Yesus sebelum mengalami wafat dan penderitaan bahwa ia akan bangkit pada hari yang ketiga. 

Inilah yang meyakinkan para murid untuk bergerak, semakin mengerti, memahami dan menaruh cinta kepada-Nya. Pengalaman makan bersama dengan Yesus menjadi kekuatan iman untuk percaya kepada-Nya.

Tidak hanya mendengarkan Sabda, tetapi dengan makan bersama dalam Perayaan Ekaristi pun mengingatkan kita bahwa Tuhan yang bangkit itu hadir bersama-sama dengan kita.


2. Tergerak diutus oleh-Nya

(1AB, 3, 4) Para murid tidak gampang percaya akan kebangkitan Yesus, walaupun Maria Magdalena dan dua murid dari Emaus telah memberitahukan kepada mereka. Akhirnya, Yesus menampakkan diri kepada sebelas rasul itu dan mengecam ketidakpercayaan mereka.

Banyak orang yang mengaku pengikut Kristus, percaya pada Kristus, namun sama sekali tidak merasa terdorong untuk mewartakan-Nya. Hal ini terjadi karena imannya masih lemah, sehingga mereka sering lalai menjalankan tugas perutusan itu.

Akhirnya mereka hidup untuk dirinya sendiri, bersembunyi di balik kesibukannya dan sama sekali tak mau diganggu untuk diajak hidup menggereja. Yang ada dalam pikirannya adalah "aku sudah pergi ke gereja dan berdoa saja di rumah. Itu sudah cukup!"

Ingatlah! Pada akhir perayaan Ekaristi, imam selalu mengatakan ‘Pergilah, kamu diutus’. Dan kita semua menjawab ‘Amin’ yang artinya kita siap menjalankan tugas perutusan itu.

Apakah kita sungguh percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus? Kalau kita sungguh percaya maka kita akan tergerak untuk mewartakannya, karena inilah pesan Yesus: “(4).”