00.06 -
SP Lukas
Luk 1:39-45
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 21 Desember 2018: Hari Biasa Adven III - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a; Mzm 33:2-3, 11-12, 20-21; Luk 1:39-45
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.
Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan (*) ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Renungan
1. Sukacita dalam misteri Allah
Maria dan Elisabet adalah manusia yang menghayati misteri ilahi meskipun mereka tidak tahu akan bagaimana "nasib" mereka di dalam misteri itu.
Meskipun belum sepenuhnya memahami misteri Allah, sukacita perjumpaan dikumandangkan lewat hal yang sederhana, yaitu saling berbagi kekuatan, saling meneguhkan dalam iman bahwa apa yang mereka alami sungguh karya indah dari Allah.
Kita semua juga orang yang terberkati, seringkali tidak mampu memahami misteri Allah dalam hidup kita.
Dalam ketidakmampuan kita mengerti rencana Allah, marilah kita saling meneguhkan dengan berjumpa, saling berbagi cerita, saling menguatkan, dan memuji karya agung Allah dalam hidup kita.
2. Sapaan hati
(*) Inisiatif untuk menyapa orang adalah baik. Bila ada inisiatif menyapa berarti ada kerendahan hati. Jadi, menyapa adalah ungkapan keterbukaan hati kita pada orang lain, menganggap orang lain itu setara dan sederajat dengan kita. Bagi kita sapaan mungkin sesuatu yang biasa, tetapi bagi orang lain bisa jadi itu adalah rahmat.
Seorang pria Australia bernama Don Ritchie memilih untuk tinggal di sekitar sebuah tebing yang terkenal sebagai tempat bunuh diri. Ia berhasil menggagalkan kurang lebih 160 usaha bunuh diri. Semua itu dimulai dengan satu langkah, menyapa dan kemudian mengajak mereka untuk berbicara sambil minum teh. Betapa kekuatan sapaan dapat menjadi rahmat bagi orang lain! Jadi, biasakanlah untuk mengambil inisiatif dalam memberi sapaan kepada sesama.