Minggu, 05 Agustus 2018

Yokhebed - ibu Musa



Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.

Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.

Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.

Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."

Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: "Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?"

Sahut puteri Firaun kepadanya: "Baiklah." Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: "Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu." Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya.

Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." (Kel 2:1-10).



Siapakah Yokhebed? Nama Yokhebed hanya tercatat dua kali di dalam Alkitab (Kel 5:20 dan Bil 26:59), namun demikian ia memiliki jasa yang luar biasa bagi bangsa Israel, melalui kehidupan Musa. 

Yokhebed adalah perempuan Lewi yang menikah dengan Amram, keponakannya sendiri ( Yokhebed adalah adik dari ayah Amram) yang juga keturunan Lewi dan memperanakkan Miryam, Harun dan Musa (Bil 26:59). 

Dalam pemandangan manusia. Yokhebed tidak memiliki status yang sah sebagai ibu Musa, karena mereka hanya melihat dia sebagai inang penyusu saja bagi Musa. Namun, dalam pemandangan Tuhan, Yokhebed tetaplah ibu kandung dari Musa, yang sejak awal Tuhan pilih untuk mendidik Musa.

Dalam Kel 2:10, nampak bahwa Yokhebed tidak hanya mengasuh Musa selama masa penyapihan saja. Bisa dikatakan bahwa kebersamaan Yokhebed dan Musa lebih daripada itu. Yang jelas Yokhebed memiliki waktu yang cukup untuk meletakkan dasar pengenalan tentang tradisi orang Ibrani, dan juga iman terhadap Tuhan nenek moyang bangsa Israel kepada Musa

Terbukti, sekalipun Musa telah diangkat oleh putri Firaun dan tinggal di istana raja, hal itu tidak lantas membuatnya lupa akan saudara sebangsanya. Sekalipun, selama puluhan tahun ia dibesarkan di dalam keluarga penyembah berhala, terbukti ia tetap ingat kepada Tuhan nenek moyangnya. Sehingga, Musa tidak lagi terkejut ketika Tuhan memperkenalkan diri-Nya untuk kali pertama kepadanya. Dalam hal ini, sebagai orang tua, Yokhebed telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Salah satu orang tua yang hebat di dunia ini adalah Yokhebed. Berkat teladan hidupnya, ia telah melahirkan anak-anak yang sukses dan berpengaruh di dunia. Anak-anak Yokhebed tidak hanya diakui oleh dunia, tetapi juga diakui oleh Tuhan. 

Berawal dari Musa, seorang pemimpin yang berjasa besar bagi bangsa Israel. Secara khusus ia dipilih oleh Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. 

Kemudian Harun, kakak Musa. Awalnya, Harun diperintahkan Tuhan untuk menjadi juru bicara yang akan mendampingi Musa menghadap Firaun, guna membebaskan bangsa Israel dari Mesir. Kemudian setelah itu, Harun mendapat kepercayaan yang lebih besar, yaitu dipilih menjadi pemimpin rohani untuk bangsa itu. 

Harun adalah tokoh kedua setelah Musa, yang juga berjasa besar di dalam pembebasan Israel dari tanah Mesir. Selama hidupnya, ia telah menunjukkan pengabdian yang tulus dan ikhlas di dalam mengerjakan tugas-tugasnya sebagai imam. 

Terakhir adalah Miryam, anak pertama yang lahir bagi Amram dan Yokhebed. Sejak kecil, ia telah berjasa besar bagi Israel, karena ia turut berperan serta di dalam penyelamatan adiknya, Musa

Di dalam kitab Keluaran, Miryam disebut sebagai nabiah atau nabi perempuan. Sedangkan di dalam kitab Mikha, Miryam disebut sebagai salah satu pemimpin yang juga memiliki peran yang dianggap sama pentingnya dengan saudara laki-lakinya.

Keluarga Kristen adalah miniatur gereja yang memiliki fungsi sangat opentuing, sebab di sanalah generasi penerus lahir dan bertumbuh. 

Karakter, tingkah laku, akal budi, akhlak, etika, moral, dan lain-lain, semuanya dibentuk di dalam keluarga. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus yang baik dan berguna di masa depan. 

Perlu disadari bahwa tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua adalah tugas mulia yang sedari awal telah Tuhan mandatkan kepada semua orang tua. 

Seperti halnya Yokhebed, sekalipun ia hanya dianggap sebagai inang penyusu oleh putri Firaun, tetapi yang jelas dia telah menjalankan fungsinya sebagai ibu yang benar, yang bertanggung jawab memberikan dasar-dasar iman kepada anaknya.

Keberadaan dan tanggung jawab sebagai orang tua, bukanlah suatu kebetulan. Oleh karena itu, sudah saatnya para orang tua menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut dengan sebaik-baiknya. 

Sebagai orang percaya, tanggung jawab utama semua orang tua adalah meletakkan dasar pengenalan akan Tuhan kepada anak-anak mereka. Sebab, dengan dasar inilah akan tercipta generasi unggul di masa depan untuk sesama, terutama untuk Tuhan. 

Jika saat ini Anda mengalami kesulitan dalam mendidik anak, janganlah patah semangat. Ingat, tanggung jawab Anda saat ini berasal dari Tuhan. Sejak semula Anda telah diperlengkapi oleh-Nya untuk menjadi orang tua. Untuk itu mintalah hikmat Tuhan di dalam mendidik anak-anak Anda.

(Sumber: Kristen sejati, Untung Chandra Oei Khay Sing).