Jumat, 03 Agustus 2018

19.49 -

Terpenting



Dalam sebuah operasi, seorang ahli bedah berpengalaman bertanya kepada seorang dokter muda rumah sakit, "Siapa orang terpenting di ruang ini?"

Dokter muda itu berusaha mencari jawaban yang tepat. Ia yakin seniornya itu tidak menginginkan pujian untuk dirinya sendiri. Karenanya, dengan tetap bersikap sopan ia menjawab, "Saya kira para jururawat yang telah membantu Anda dengan cara yang sangat efisien."

Ahli bedah itu menggeleng dan menjawab, "Bukan, orang yang terpenting di ruang ini adalah sang pasien."

Terkadang kita juga melupakan hal yg nyata seperti itu saat mempelajari Alkitab. Dengan mudah kita lupa betapa pentingnya diri kita dalam proses belajar tersebut. Padahal, sikap kita dalam mempelajari Alkitab itu menentukan apakah kita akan mendapat berkat atau tidak.

Bagaimanakah sikap yg paling tepat dalam mempelajari Alkitab

Pertama, pada saat Anda mulai membaca Alkitab, "ingatlah bahwa Anda membutuhkannya untuk membangun diri sendiri, bukan sekadar untuk mengajarkannya lagi kepada orang lain." 

Kedua, pelajarilah Alkitab dengan kerendahan hati. "Jangan mencoba menafsirkan Alkitab seperti yg Anda inginkan, tetapi belajarlah untuk menemukan apa yg difirmankan Allah."

Seorang teolog Jerman bernama Johann Bengel (1687-1752) berkata, "Bersikaplah seperti pembuat sumur yang tidak perlu mengisi sumur yang digalinya, tetapi ia menemukan air dari dalamnya dan mengalirkannya dengan bebas tanpa ada kemacetan, penyimpangan, atau pencemaran."

Barang siapa melakukan hal ini "akan tumbuh seperti pohon yg "ditanam di tepi aliran air" (Mzm. 1:3).

"Ia seperti pohon, yg ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yg diperbuatnya berhasil."