21.33 -
SP Matius
Mat 13:36-43
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 31 Juli 2018: PW Ignasius dari Loyola, Imam - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yer 14:17-22; Mzm 79:8, 9, 11, 13; Mat 13:36-43; Ruybs.
Selasa, 30 Juli 2019: Hari Biasa XVII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kel 33:7-11; 34:5b-9, 28; Mzm 103:6-7, 8-9, 10-11, 12-13; Mat 13:36-43
Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: (1) "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu."
Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (2) Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.
Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Renungan
1. Kesabaran wujud dari kasih
(1) Meskipun sudah terbiasa mendengarkan berbagai cerita dan perumpamaan, bukan berarti bahwa para murid itu sudah terampil dalam memahami berbagai ajaran Tuhan Yesus. Para murid itu kadang masih lamban dalam mengerti ajaran Gurunya. Mereka ini masih sering bertanya lagi tentang ajaran-ajaran yang telah disampaikan-Nya. Namun Tuhan Yesus tetap bersabar dan menjelaskan ulang.
Bercermin dari bacaan ini, kita belajar menjadi orang yang sabar. Kesabaran kita justru menjadi salah satu wujud kasih kita terhadap orang-orang disekitar kita.
Hidup dalam iman adalah perjuangan. Perjuangan itu berhadapan langsung dengan tantangan dari si jahat, yaitu iblis. Dia menaburkan benih-benih kejahatan dalam hati dan lingkungan hidup kita.
Ingatlah! Tuhan telah memberikan kuasa kepada kita dan juga telah menaburkan segala sesuatu yang baik untuk kita. Oleh karena itu dibutuhkan perjuangan dalam pergulatan hidup untuk menjadikan benih itu tumbuh dan berkembang sehingga kita mampu memenangkan pertarungan dan dapat masuk ke dalam lumbung Kerajaan Sorga.
2. Hidup adalah pilihan
Allah senantiasa menaburkan benih yang baik dalam kehidupan kita supaya kita menjadi sempurna di hadapan-Nya kelak. Namun ingat, (2) si jahat juga turut bekerja supaya kita tidak menjadi sempurna dan rusak.
Pilihan bebas sudah diberikan kepada kita. Dan setiap pilihan yang kita buat pasti mengandung resiko entah baik atau buruk.