Rabu, 08 Agustus 2018

Rahab - nenek moyang Yesus



Maka pergilah orang-orang itu, mengejar mereka ke arah sungai Yordan, ke tempat-tempat penyeberangan, dan ditutuplah pintu gerbang, segera sesudah pengejar-pengejar itu keluar. 

Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu, bahwa Tuhan telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu.

Sebab kami mendengar, bahwa Tuhan telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.

Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab Tuhan, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.

Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi Tuhan, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut."

Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: "Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila Tuhan nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu." (Yos 2:7-14).


Siapa Rahab? Rahab adalah perempuan pelacur yang menolong dua orang pengintai Israel yang sedang menyelidiki kota Yerikho. Ia menerima mata-mata orang Israel tersebut dan menyelamatkan mereka dari kejaran tentara raja Yerikho. 

Sebagai balas jasa ia kemudian diselamatkan pada waktu kota Yerikho direbut oleh tentara Israel di bawah pimpinan Yosua. 

Sekalipun Rahab adalah seorang pelacur yang sering dipandang hina, dan dianggap sampah masyarakat, namun pada saat semua orang di kota Yerikho termasuk rajanya gemetar ketakutan, Rahab justru mampu melihat Allah yang sedang berkarya bagi Israel

Begitu jelas ia melihat, hingga mampu merespons dengan amat tepat, mampu berpaut erat pada maksud hati Tuhan, sekalipun tanpa menerima janji dan firman Allah secara langsung seperti bangsa Israel! Rahab berbagi iman yang sama dengan yang dimiliki oleh dua orang pengintai dari Israel yang disembunyikan dari kejaran tentara Yerikho. 

Apabila dalam kitab Yosua pasal 1 Allah memakai Yosua menjadi alat-Nya untuk menggenapkan rencana Allah memberikan Tanah Kanaan kepada umat-Nya, maka di pasal 2 ini Allah memakai pihak musuh, yakni Rahab. Allah berkarya di hati Rahab sehingga ia mampu melihat dengan benar akan Dia dan misi-Nya

Akibatnya, dari rasa takut akan kedahsyatan Allah, lahirlah iman, dan dari iman datanglah keberanian untuk tidak merisaukan risiko kehilangan nyawa demi menyembunyikan dan menyelamatkan dua utusan tersebut.

Rahab melindungi dan membantu kedua pengintai itu dengan menyembunyikan mereka dan membantu mereka lolos dari pengejaran tentera Yerikho. 

Dan sebagai imbalannya, ketika Yerikho berhasil direbut, maka Rahab beserta sanak saudaranya diselamatkan dari pembunuhan massal (Yos 6:21-23). 

Sungguh suatu hal yang luar biasa bahwa Rahab tetap hidup dalam ingatan bangsa Israel. Yak 2:25 menyebut Rahab sebagai seorang teladan yang besar dari perbuatan baik yang memperlihatkan iman

Para rabbi Yahudi merasa bangga bahwa mereka termasuk garis keturunannya. Dan sungguh menakjubkan bahwa nama Rahab termasuk dalam daftar nama-nama silsilah Yesus (Matius 1:4).

Tatkala penulis Surat Ibrani menyebut dia, maka hal yang ingin ia kemukakan ialah bahwa dalam menghadapi segala kenyataan, Rahab percaya kepada Allah Israel. Rahab berkata kepada kedua pengintai yang ia terima dan sembunyikan di rumahnya: “Aku tahu, bahwa Tuhan telah memberikan negeri ini kepada kamu..... Sebab Tuhan, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.” (Yos 2:9-11). 

Pada saat ia mengatakan hal itu, kemungkinan besar bagi bangsa Israel untuk dapat menaklukkan Yerikho adalah amat sangat kecil. Kemungkinan itu kira-kira hanya satu dibanding sejuta! Artinya, sangat mustahil Israel dapat menaklukkan Yerikho! Bangsa nomad dari gurun pasir ini tidak memiliki artileri dan alat-alat perang untuk mengepung kota. 

Tetapi Rahab percaya dan mempertaruhkan seluruh hari depannya pada kepercayaan bahwa Allah akan menjadikan yang mustahil itu tidak mustahil. 

Manakala akal sehat mengatakan bahwa keadaan tidak memberi harapan sedikitpun, iman memiliki kemampuan yang tidak masuk akal untuk melihat jauh ke balik kenyataan yang ada

Iman yang sejati dan keberanian yang sungguh-sungguh adalah iman dan keberanian yang mampu memihak pada sisi Allah, walaupun kenyataan nampak suram

Orang beriman percaya bahwa siapa pun yang berada di pihak Allah, pada akhirnya tidak akan berada di pihak yang kalah. Orang beriman juga percaya bahwa meskipun ia tahu ada kekalahan secara duniawi, tetapi ada kemenangan yang mahkotanya ada di sorga.

(Sumber: Kristen sejati, Untung Chandra Oei Khay Sing).