Rabu, 08 Agustus 2018

04.13 -

Mat 7:6, 12-14

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 26 Juni 2018: Hari Biasa XII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 2 Raj 19:9b-11, 14-21, 31-35a, 36; Mzm 48:2-3a, 3b-4, 10-11; Mat 7:6, 12-14

Selasa, 25 Juni 2019: Hari Biasa XII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kej 13:2, 5-18; Mzm 15:2-3ab, 3cd-4ab, 5; Mat 7:6, 12-14


(A) "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

(B) Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya."


Renungan


1. Jalan sempit, jalan kehidupan

(A) Pengajaran Yesus ini berkaitan dengan upaya menghayati hukum kasih. Cinta kasih itu universal maka harus dihayati dengan tuntas. Kita mengenal hukum kasih yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Mengasihi Tuhan dapatlah dipahami karena Tuhan adalah segalanya bagi kita. Mengasihi sesama berarti porsi kasih kepada diri sendiri harus sama dengan porsi kasih kepada sesama. 

Perbuatan-perbuatan kasih ini nilainya sangat mahal. Maka Ia menghendaki agar para murid-Nya melakukan sebuah perbuatan kasih sehingga orang juga dapat melakukan hal yang sama.

(B) Banyak orang memiliki kesempatan untuk mengenal Yesus tetapi hanya sedikit saja yang mengasihi-Nya. Banyak orang berbondong-bondong mengikuti-Nya. tetapi hanya sedikit saja yang akan mengalami kekayaan injili dan menghasilkan banyak buah untuk dirinya dan sesama. 

Orang-orang pilihan Tuhan adalah mereka yang tetap bertahan dan setia mengikuti Kristus meskipun nyawa menjadi taruhan. 

Namun banyak orang yang tidak bertahan dalam pemuridan. Mereka ini dianggap oleh Yesus sebagai pribadi yang melewati pintu yang lebar dan jalan yang luas. Mereka ini adalah pribadi yang memiliki pola hidup gampang, tidak berani berkorban untuk mempertahankan iman. Mereka juga sudah tidak punya hati nurani yang membedakan tentang hidup dalam dosa atau dalam rahmat.

Jadi, hukum cinta kasih harus kita hayati sebagai kunci untuk membuka pintu yang sempit. Cinta kasih inilah yang mengantar kita kepada keselamatan kekal. Maka hasilkanlah buah dalam ketekunan dan keteladanan hidup. 

Pintu yang sempit adalah salib dan pengurbanan kita setiap hari dalam mengikuti Yesus. Dengan memikul salib hari demi hari dan mengikuti-Nya maka pintu kebahagiaan yang sempit akan terbuka. Kesaksian hidup sebagai bentuk kemartiran juga menjadi kunci untuk membuka pintu yang sempit. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih untuk melewati pintu yang sempit.


2. Cara hidup

(A) Patokan yang dikemukakan Yesus berdasarkan perintah "Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.

1. Kita harus berbuat bagi sesama apa yang kita sendiri yakini sebagai sesuatu yang cocok dan tepat.

2. Kita harus memandang sesama setaraf dengan kita dan yakin bahwa kita wajib berbuat sesuatu baginya seperti mereka pun wajib berbuat sesuatu bagi kita.

3. Dalam hubungan dengan sesama, kita harus memperhitungkan keadaan konkret sesama itu, seolah-olah kita sendiri mengalaminya, lalu bertindak sesuai keyakinan itu.