06.24 -
SP Matius
Mat 17:14-20
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu, 11 Agustus 2018: PW St. Klara, Perawan - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Hab 1:12 – 2:4; Mzm 9:8-9, 10-11, 12-13; Mat 17:14-20; RUybs.
1. Kegagalan iman
Katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya."
Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!"
Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itu pun sembuh seketika itu juga. Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?"
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Renungan:
Yesus mengungkapkan kekecewaan-Nya dengan menegur para murid-Nya yang masih kurang percaya. Murid-murid kurang percaya karena mereka sendiri merasa ragu-ragu akan kuasa yang telah diberikan oleh Yesus kepada mereka. Atau dengan kata lain, murid-murid masih kurang percaya diri bila tidak ada Yesus di samping mereka. Inilah sebuah kegagalan iman.
Kegagalan iman para murid ini mengisyaratkan bahwa apa yang mereka lakukan masih bersandar pada kekuatan sendiri dan belum mengandalkan kekuatan Allah yang ada dalam diri mereka.
Pada titik ini bolehlah dikatakan bahwa iman masih dilihat sebagai sebuah hiasan dan belum dilihat sebagai sebuah kekuatan jiwa. Dengan kekuatan iman hal-hal yang mustahil untuk dilakukan pasti bisa teratasi. Iman itu bertumbuh karena kepercayaan yang kokoh dan senantiasa bersandar pada kekuatan Allah yang berkarya.