Jumat, 03 Agustus 2018

13.28 -

Mat 14:1-12

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 4 Agustus 2018: PW St. Yohanes M. Vianney, Imam - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yer 26:11-16, 24; Mzm 69:15-16, 30-31, 33-34; Mat 14:1-12; Ruybs.

Sabtu, 3 Agustus 2019: Hari Biasa XVII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Im 25:1, 8-17; Mzm 67:2-3, 5, 7-8; Mat 14:1-12


Pada masa itu sampailah berita-berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Lalu ia berkata kepada pegawai-pegawainya: "Inilah (4B) Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." 

Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: (1) "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut akan orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. 

Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: "Berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." 

Lalu (3) sedihlah hati raja, tetapi (2) karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya diperintahkannya juga untuk memberikannya. (4A) Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya. 

Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus. 


Renungan


1. Hidup seturut moral Kristiani

(1) Yohanes Pembaptis adalah seorang pribadi yang kuat dalam hal keutamaan-keutamaan. Orang kudus ini tidak takut untuk berkonfrontasi dengan orang-orang yang berkuasa, yang memang mempunyai kesalahan-kesalahan. Dia berdiri tegak membela apa yang dipercayainya tanpa mempedulikan segala konsekuensinya. 

(2) Herodes adalah seorang pribadi yang lemah. Pada titik puncak nafsu badaniah dan kenikmatannya, menjadi tidak bijak. Dia bagaikan buluh yang mudah digoyang ke kanan dan ke kiri oleh tiupan angin duniawi, dia tidak mau mendengar suara hatinya dengan baik. 

Dunia senantiasa berupaya untuk menggoncang para murid Kristus ke sana ke mari. Hidup seturut moral Kristiani yang sejati sungguh menjadi sangat tidak populer. Hanya yang kuatlah yang akan bertahan hidup seturut ajaran-ajaran Kristus. Namun kita tidak boleh berputus asa karena kelemahan kita. Bukankah Roh Kudus selalu menyertai kita bila kita hidup dalam kebenaran. 


2. Suara kebenaran

(3) Suara kebenaran akan tetap menggema dan tidak pernah hilang. Kemegahan dan kegembiraan sebuah pesta akan menjadi dukacita bila suara kebenaran tidak dituruti.

(4AB) Sekalipun musuhnya sudah mati, Herodes masih tetap curiga dan penuh ketakutan dalam hidupnya.

Kabar tentang Yesus adalah kabar tentang kebenaran. Namun, kadang kabar tentang kebenaran itu menjadi beban bagi kita karena rupa-rupa kepentingan pribadi kita.

Suara hati selalu dan senantiasa bergema dalam pribadi manusia. Lantas maukah kita mendengarkan suara kebenaran itu?