Selasa, 17 Juli 2018

Nabi Elisa


 


Bagi para pertapa Karmel, sosok Elia tidak lepas begitu saja setelah diangkat ke Sorga dengan kereta berapi. Dia menularkan dan mewariskan semangat hidupnya itu kepada ELISA, yang kemudian juga mengalir dalam semangat hidup para pertapa Karmel.

Allah Sang Juruselamat

Sama seperti Elia yang namanya memiliki arti unik, demikian juga Elisa. Nama Elisa megandung arti: Allah ialah keselamatan atau Allah itu Sang Juruselamat. Seolah mau menegaskan kehadirannya sebagai nabi adalah memperkuat iman akan keselamatan dalam Allah dan sekaligus menjadi saksi akan kebenarannya. 

Setelah Elia tampil dengan menunjukan bahwa YAHWE adalah ALLAH, kini Elisa hadir meneguhkan bahwa ALLAH inilah Sang Juruselamat.

ELISA berasal dari Abel-Mehola (bdk. 1 Raj 19:16). Atas perintah Allah, Elia memilih Elisa untuk menggantikannya sebagai nabi. Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa sebagai tanda bahwa dia dipilih untuk menjadi penerusnya (Bdk. 1 Raj 19:19-21). Sejak saat itulah Elisa mulai belajar lebih dekat tentang hidup dan semangat Elia. Dia banyak menyertai Elia, hingga Elia naik ke sorga dengan kereta berapi (Bdk. 2 Raj 2:1-11). Peralihan tugas kenabian, secara penuh terjadi pada saat Elia terangkat ke Sorga.

Sebelum peristiwa terangkatnya Elia, Elisa menampakkan kesetiaannya menyertai Elia kemanapun pergi. Kesetiaannya ini seolah mau menunjukkan bahwa dia juga bisa setia kepada Allah seperti halnya Elia yang patuh kemanapun Allah memerintahkannya pergi. 

Setia dalam menunaikan panggilan sebagai nabi tentu bukanlah hal yang mudah, membutuhkan semangat dan keteguhan hati yang luar biasa. Elia dinilai berhasil menjalankan itu semua, maka tak heran jika Elisa kemudian meminta dua bagian roh Elia. Tak disebutkan roh yang mana yang dimaksudkan, tetapi pasti ada kaitannya dengan panggilan dan peran Elia sebagai nabi yang teguh, berkarakter kuat dan setia kepada Allah. 

Akhirnya, roh Elia pun hinggap pada Elisa, seperti ditegaskan oleh rombongan pada nabi dari Yerikho yang menyaksikan Elisa (bdk. 2 Raj 2:15). Kini dengan dengan roh Elia inilah, Elisa menjalani tugasnya sebagai seorang utusan Allah.

Ada banyak hal yang dikerjakan oleh Elisa selama perutusannya sebagai nabi. Dia banyak membuat tanda-tanda yang menunjukkan kasih Allah yang membawa pemulihan (disehatkannya air di Yerikho, dalam 2 Raj 2:19-22), kemenangan (kemenangan melawan Moab dalam 2 Raj 3:1-27), berbagai kisah mujizat dalam 2 Raj 4: 1-44, menunjukkan dengan jelas bagaimana Elisa hadir untuk membawa banyak hal baik bagi orang-orang yang mendengarkannya dan yang percaya kepada Allah. Demikian juga kisah tentang kesembuhan Naaman (2 Raja 5: 1-27), jelas menyatakan Allah membawa pemulihan dan penyembuhan. Pendek kata, kisah kenabian Elisa benar-benar menyatakan bahwa Allah membawa penyelamatan.

Kelompok Para Nabi

Rupanya, dikisahkan juga bahwa Elisa banyak berhubungan dengan kelompok-kelompok para nabi (misalnya, dalam 2 Raj 4:38-44; 6: 1-7). Kisah inilah yang kemudian membawa kedekatan antara Elisa dengan para pertapa Karmel. Pertapa Karmel merunut cikal bakal model kehidupan mereka adalah komunitas-komunitas pertapa di jaman Perjanjian Lama, yang tak lain dan tak bukan adalah komunitas para nabi di jaman Elia dan Elisa. Mereka hidup dalam komunitas dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah yang benar.

Para pertapa Karmel menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari perkembangan komunitas-komunitas para nabi tersebut. Maka tak heran kemudian di sebutkan dalam Konstitusi tahun 1281, bahwa identitas mereka sebagai Saudara-Saudara Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel tak bisa dilepaskan dari Elia dan Elisa yang juga pernah hidup di area Gunung Karmel. Mereka adalah penerus semangat hidup Elia dan Elisa, yang mengkontemplasikan hal-hal ilahi, dengan menarik diri ke dalam kesunyian gunung yang sama.

Penghormatan untuk Elisa

Berdasarkan latar belakang kehadiran dan peran Elisa tersebut, Ordo Karmel kemudian mendedikasikan satu hari untuk menghormati Nabi Elisa, yaitu pada tangga 14 Juni. Penghormatan terhadap Elisa sendiri, bukan melulu dilakukan oleh Ordo Karmel, tetapi juga sudah tersebar dalam Gereja dan menjadi bagian dari perayaan Gerejani.

Untuk menghormati Elisa, mari kita kaji terus menerus kisah hidupnya sebagai nabi, yang berjuang untuk menjaga kualitas hidup rohaninya, mengobarkan semangat dan karya kenabiannya, menghidupi semangat persaudaraannya dengan komunitas-komunitas kenabian pada jamannya dan peran sertanya dalam kehidupan sosial politik untuk mengarahkan masyarakat supaya hidup sesuai dengan kehendak Allah.

(Sumber: Suara Karmel).