Selasa, 17 Juli 2018

04.43 -

Jiwa



KELUHURAN JIWA

Kalau kita perhatikan, aktivitas harian kita lebih banyak menarik kita untuk mengurusi berbagai keperluan tubuh kita. Alhasil, konsentrasi kita lebih banyak terpusat pada tubuh dan melupakan hal yang lebih halus, yaitu JIWA kita.

Teresa Avila mengingatkan supaya kita tidak melupakan JIWA. Melalui jiwa itulah kita dianugerahi banyak rahmat yang memungkinkan kita semakin dekat dengan Allah. Bahkan seperti apa yang digambarkan Teresa, JIWA yang murni bisa menjadi Firdaus bagi Allah.

Mari selalu mengingat, mengenal dan merawat jiwa kita masing-masing.






JIWA PUNYA PEMBANTU?

Teresa Avila mengingatkan bahwa kita memiliki pembantu-pembantu jiwa, yaitu PANCA INDERA dan DAYA-DAYA BATIN kita. Mereka sangat mempengaruhi gerakan kita dalam mengenal dan merawat jiwa. Kalau mereka bertentangan dengan arah yang seharusnya, maka kita akan mengalami banyak kesulitan untuk maju. Sebaliknya, jika mereka bergerak sejalan, seia sekata, maka gerak maju kita ke kedalaman jiwa akan semakin baik.

PANCA INDERA, sudah sangat jelas lekat dalam tubuh kita dan bisa kita rasakan sendiri apa fungsinya. Panca indera membantu jiwa menemukan keluhurannya, ketika fungsinya diarahkan untuk mendukungnya, yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang sesuai arah jiwa menuju Allah. 

Misalnya, mata digunakan untuk melihat keindahan Allah, telinga dipakai untuk mendengar merdunya Firman Allah, hidung digunakan untuk membaui kekudusan Allah, kulit digunakan untuk merasakan kehadiran Allah, mulut digunakan untuk mengatakan kata-kata ilahi. 

Sebaliknya, panca indra akan menjadi penghambat bahkan halangan, ketika dipakai untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menjauhkan jiwa dari arah semestinya.

DAYA-DAYA BATIN, merupakan hal-hal yang lebih halus namun memiliki kekuatan yang bisa mempengaruhi gerak jiwa untuk mendekat atau menjauh dari Allah

Daya-daya batin itu adalah DAYA INGAT (memori), DAYA PIKIR (intelek), DAYA KEHENDAK (keinginan). Daya ingat ini memiliki kekuatan untuk menahan kesan-kesan dan ingatan. Daya pikir memiliki kekuatan untuk memaknai dan memahami sesuatu. Daya kehendak memiliki kekuatan untuk mendambakan atau menginginkan. Bisa dibayangkan bagaimana nasib jiwa, jika kekuatan-kekuatan ini tidak sejalan dan saling mengunggulkan dirinya. 

Maka Teresa mengingatkan supaya kita pun berusaha mengenali gerakan daya-daya batin ini dan menyelaraskannya supaya membantu kita mencapai pusat relung jiwa kita.

Mari bersama-sama terus menyadari fungsi pancaindera dan daya-daya batin, yang bisa membelokkan kita dan bertentangan dengan arah hidup kita. Tetapi sekaligus juga bisa mendukung dan memperkuat perjalanan kita menuju kepada Allah. Semoga kita semakin mampu menyelaraskan fungsi pancaindera dan daya-daya batin kita sesuai dengan kehendak Allah.





KEINGINAN SETAN TERHADAP JIWA

Rupanya ada KEKUATAN LAIN YANG IKUT BERMAIN dalam perjuangan kita mengenali dan merawat jiwa. Kekuatan itu adalah setan sendiri. Mereka tidak suka terhadap jiwa-jiwa yang mau berkembang dan maju dalam hidup rohani. Mereka tidak ingin jiwa semakin mendekat kepada Allah.

Teresa Avila menegaskan bahwa setan bermaksud jahat dengan menempatkan bala pasukannya di setiap ruang jiwa, untuk MENGHALANGI JIWA BERGERAK MAJU ke ruang terdalam. Lebih fatal lagi, mereka berusaha untuk menarik kita keluar, sehingga kita tak mengenali lagi keluhuran jiwa kita. 

Bisa dibayangkan, ketika kita enggan mengenali keluhuran jiwa kita dan enggan untuk merawatnya, setan bersorak gembira karena ini adalah kesempatan baginya. Dia akan berusaha mempergunakan keengganan kita ini untuk menarik kita pelan-pelan ke luar area jiwa kita. 

Kita yang semula sudah memiliki perkembangan hidup rohani yang baik, bisa terseret keluar jalur hingga tak sudi lagi memperhatikan hidup rohani kita.

Teresa Avila juga menggambarkan setan seperti kikir yang halus, MENGIKIS KESEIMBANGAN HIDUP ROHANI. Misalnya, dia membisikkan kepada seseorang untuk melakukan latihan rohani secara berlebihan, contohnya berpuasa dan menyiksa tubuh secara berlebihan sehingga merusak kesehatan tubuh. Padahal kita juga mesti menghormati kesehatan tubuh kita. 

Misalnya lagi, setan mendorong seseorang melakukan aktivitas rohani yang cukup banyak dan menjadikannya sebagai ukuran kesucian. Sehingga orang lain yang tidak melakukan aktivitas rohani sebanyak yang dikerjakannya, dinilai rendah dan dilihat bukan apa-apa. Mulailah ditanamkan bibit-bibit kesombongan rohani.

Setan juga bergerak aktif untuk MENDINGINKAN DAN MEMATIKAN CINTA TERHADAP SESAMA. Dengan memunculkan dan menumbuhkan kesombongan rohani, setan berusaha menghancurkan relasi kasih dalam komunitas dan sesama orang beriman. Kesombongan rohani bisa memunculkan dorongan untuk melihat dan menilai buruk apa yang dikerjakan orang lain. 

Ini akan membuat hati kita tidak tenang dan tidak damai, karena konsentrasi kita jadi lebih banyak mengamati orang lain dan mencari-cari kemungkinan adanya hal-hal yang bisa dinilai buruk dari orang lain. Demikian juga orang lain didekat kita, akan selalu merasa tidak nyaman, karena perilaku kita tersebut. Akhirnya terjadilah friksi, terbentuklah tirai pemisah, yang lama-lama akan menghancurkan komunitas. Itulah yang diinginkan setan, sehingga kita tak jadi maju dalam hidup rohani.

Sadar bahwa kita seringkali belum mampu melawan pengaruh kekuatan setan ini, Teresa Avila menasihati kita supaya mohon perlindungan Tuhan sendiri dan juga meminta bantuan Bunda Maria serta orang-orang kudus supaya turut berdoa bagi jiwa kita dan supaya berperang melawan setan untuk kemenangan jiwa kita. 

Semoga kita mendapatkan belas kasih dan perlindungan Allah dan bantuan doa Bunda Maria serta orang-orang kudus di Sorga dalam perjuangan melawan dan menentang pengaruh di jahat.

(Sumber: Suara Karmel).