22.04 -
*Doa*
Mintalah
Berdoa berarti berjuang melawan diri kita sendiri dan melawan tipu muslihat penggoda yang melakukan segala-galanya untuk mencegah manusia dari doa, dari persatuan dengan Allah (KGK 2725).
Kemenangan dalam perjuangan yang demikian itu hanyalah mungkin di dalam doa. Yesus mengalahkan penggoda sejak awal (Mat 4:1-11) sampai kepada perjuangan terakhir dalam sakratulmaut-Nya (Mat 26:36-44) melalui doa.
Doa yang sejati menghantar kita untuk mengenal dan menjalin relasi yang penuh kasih dengan Allah dan diri sendiri; untuk menjalin relasi yang penuh kasih dengan sesama kita dan dengan seluruh ciptaan.
Doa mengajarkan kepada kita sikap kontemplatif terhadap dunia sekitar menjadikan kita mampu menemukan kehadiran Allah dalam peristiwa hidup sehari-hari dan khususnya menemukan Allah dalam diri saudara dan saudari kita. Dengan demikian, kita dibimbing untuk menghargai misteri mereka yang berbagi hidup bersama kita.
Kita tidak dapat melaksanakan tugas dengan berkenan pada Allah, kalau sebelumnya kita tidak mengangkat hati menengadah kepada-Nya, sebagai tanda syukur atas pandangan cinta yang selalu diarahkan-Nya kepada kita. Bersyukur dan berterima kasih adalah saluran, yang melaluinya semua pemberian yang lain disalurkan.
Sikap tidak tahu berterima kasih adalah suatu sikap yang jelek dan jahat, karena sikap demikian menghalangi manusia untuk memuji Allah, dan membuat orang melihat waktunya seolah-olah disia-siakan untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna.
Supaya doa-doa kita itu dikabulkan ada syaratnya:
1. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat 6:33)
Kerajaan Allah artinya Allah sendiri yang tampil sebagai Raja dalam kemuliaan dan keperkasaan untuk menyelamatkan dan memberi perlindungan untuk membebaskan dunia secara total dari kuasa kejahatan, bukan untuk menghukum atau membalas (Mzm 145:11-13; Luk 10:18).
Keadaan ini terjadi bila kehendak dan perintah Allah diwujudkan. Misalnya: perintah untuk saling mengasihi, perintah untuk percaya, menciptakan perdamaian dan keadilan, dll. Jadi, kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yoh 4:19).
Kerajaan Allah itu hadir, terpenuhi, terwujud dalam pribadi Yesus Kristus sendiri, gambaran Allah yang tidak kelihatan. Lebih-lebih sejak kebangkitan Yesus dari alam maut dan turunnya Roh Kudus atas orang-orang percaya kepada-Nya, Allah mulai meraja di bumi ini – pemerintahan Allah semakin meluas, sebab setiap langkah yang diambil oleh Yesus (kini melalui Gereja-Nya) menawarkan keselamatan kepada mereka yang dijumpai-Nya.
Dengan demikian terbukalah jalan bagi pemerintahan Allah di dunia ini, sehingga kita dapat pula melihat daftar peristiwa-peristiwa cerah yang membawa banyak harapan. Hanya mereka yang memiliki iman dapat melihat kehadiran kerajaan yang kasat mata dan tersembunyi.
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu; bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Luk 17:20-21; Rm 14:17).
2. Menyadari kebaikan dan kasih Allah selaku Bapa. Apakah kita percaya bahwa Tuhan itu Mahabaik yang senantiasa mengasihi kita?
Nafas adalah suatu kebutuhan. Orang tidak boleh bernafas sembarangan. Barangsiapa bernafas sembarangan akan sakit. Barang siapa tidak bernafas akan mati. Tanpa nafas tidak ada bahasa. Tanpa nafas tidak ada kehidupan.
Tanpa nafas doa, iman menjadi keropos dan ibadat menjadi rongga tanpa roh. Maka soal nafas doa adalah masalah hidup dan mati. Sebagai bahasa iman, doa sekaligus adalah jiwa dari ibadat. Tanpa nafas doa, ibadat menjadi tanpa roh, tanpa hidup, atau mati.
Doa menumbuhkan semangat hidup yang semakin terarah kepada Allah. Semangat hidup yang terarah kepada Allah memancarkan penghayatan iman, harapan dan kasih yang memerdekakan.
Kadang-kadang tanpa sadar kita melakukan perbuatan fasik (Yud 1:15-16): menggerutu dan mengeluh tentang nasib karena berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa. Ingatlah! Tuhan tahu bahwa permintaan kita itu hanya untuk memuaskan hawa nafsu saja sehingga akan dapat mendatangkan kecelakaan, maka Dia tidak mengabulkannya. Rancangan-rancangan yang ada pada-Nya mengenai kita, yaitu rancangan damai sejahtera untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yak 4:3; Yer 29:11).
3 Berdoa sesuai dengan kehendak Allah
Ketika kita berdoa, Allah akan terus-menerus memasukkan spirit-Nya sehingga kita mempunyai keinginan seperti apa yang dikehendaki-Nya (Mzm 80:19; Flp 2:13; Rm 8:26-27).
Ketika kita menerima kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan kita, kita menemukan bahwa Allah memberikan kita kekuatan, keberanian, dan martabat yang bergema sampai ke sorga. Hal ini bergema sampai ke sorga karena mereka tidak berada jauh darinya. sorga segera berada di dalam hati kita (Mother Angelica).
Jadi, kita tidak dapat mengubah kehendak Tuhan, tetapi pendoa dapat menemukan kehendak Tuhan (Sundar Singh).
4. Memelihara persekutuan dengan Kristus
Jika kita melekat dengan benar maka
a. Kita akan mendapat suplai makanan, sehingga segala berkat Allah yang telah ditentukan dalam Kristus menjadi bagian kita. Jika kita tinggal di dalam-Nya dan firman-Nya di dalam kita, maka kita wajib hidup sama seperti Kristus hidup. Pada saat kita meminta, Yesuslah yang dilihat Bapa, bukan kita.
Jadi, janganlah kita mengasihi dunia sehingga kita dapat menghasilkan buah pertobatan, buah roh dan buah pelayanan (Yoh 15:7; Mrk 11:22-24; 1 Yoh 2:6, 15-17).
b. Dapat bertumbuh dan berbuah, sehingga kita mampu menjadi saluran berkat bagi orang-orang di sekeliling kita.
5. Mentaati Kristus
Cara kerja Tuhan kadang-kadang unik dan misterius, bagian kita adalah mentaati perintah-Nya.
Misalnya: Naaman (2 Raj 5:10-14) » Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."
Naaman berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?"
Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir
Kita mewarisi kuasa daya cipta dari Tuhan, maka apa yang kita katakan sepatah kata dengan segenap hati, hal itu akan terjadi (memakai kaca mata iman - Mrk 11:23; Mat 8:8) (lih. [Ams 18:21] Kuasa perkataan).
Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat (Ibr 11:3).
Jika kita suka berkata-kata negatif/berkata sia-sia/bersungut-sungut, maka tanpa kita sadari, kita mengutuki diri sendiri atau orang lain (Bil 14:27-28; Mat 12:36).
Demikian pula ketika kata-kata negatif kita dengar, janganlah kita meng-amin-i, tetapi patahkanlah kata-kata kutuk itu dengan kata-kata pembalik keadaan (kata berkat).
Misalnya: ada orang yang berkata kepada kita: “Kelihatannya hidupmu tambah sengsara ya ...”
Janganlah berkata: “Iya, saya memang sengsara kok ... karena ...”
» Banyak orang yang meng-“amin”-kan penderitaan dan kekalahannya, lalu kemudian mereka kecewa terhadap Tuhan sehingga mereka tidak pernah siap melakukan yang Tuhan perintahkan.
Tetapi berkatalah: “Di dalam nama Tuhan Yesus, hidupku sudah ditakdirkan menjadi kepala dan bukan ekor. Tuhan yang akan menolong aku.”
» Ucapan yang kita keluarkan: Sangat mempengaruhi roh kita (manusia batin). Kalau kita salah ucap, ucapan yang pertama dihapuskan oleh ucapan yang ke dua; sebagai pengakuan ganda, maka kita akan menerima yang terakhir; mengeluh menghapuskan keyakinan.
Walaupun keadaan kita tidak seperti yang kita kehendaki, belajarlah untuk mengucapkan perkataan firman yang bertolak belakang dengan kenyataan pahit yang mungkin sedang kita hadapi sehingga kuasa perkataan firman tersebut dapat mengubah segala hal, dapat mencabut dan merobohkan, membinasakan dan meruntuhkan ... mengubah keadaan hidup kita (Yer 1:9-10).
Jadi, pada waktu berdoa pergunakanlah firman Tuhan, ucapkanlah ayat perlindungan dan ayat pembalik keadaan dengan mantap dan berani ... sampai terjadi kelegaan di jiwa (ada sesuatu yang terlepas, naik dan hilang lenyap).
Bukankah Tuhan sudah memberi perintah pada kita untuk "mintalah, carilah, ketoklah. bersukacitalah senantiasa dan nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Mat 7:7-11; 1 Tes 5:16; Flp 4:6).
(Sumber: Warta KPI TL No. No.143/III/2017 » Renungan KPI TL Tgl 9 Maret 2017, Ibu Laksmi ).