Minggu, 26 Maret 2017

Menjadi pemenang

Ada banyak orang yang melakukan suatu perbuatan baik pada mulanya, tetapi di tengah jalan mereka tidak dapat menyelesaikan misi tersebut. Oleh karena itu mereka mencari kambing hitam dengan berbagai macam alasan untuk pembenaran diri.

Marilah kita belajar dari Kej 3:1-13

[1] Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman? Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” 

» si ular tua yang disebut Iblis atau Satan menyesatkan seluruh dunia (Why 12:9). 

[6] Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

[8] Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah ..., bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohon dalam taman. 

Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “...” Firman-Nya: “...” 

Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” 

Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang kauperbuat ini” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdaya aku, maka kumakan.” 

» sejak kejatuhan manusia pertama dalam dosa, ada kecenderungan untuk mencari kambing hitam. Ketika Tuhan Allah bertanya tentang “makan buah” tetapi jawaban manusia itu bukan pada pokok persoalan tetapi justru menyalahkan Tuhan. Demikian pula dengan perempuan itu, menyalahkan ular. 

Seringkali suara hati dan pikiran saling berperang ketika kita menghadapi suatu masalah

Jika kita hidup menurut daging, ada kecenderungan untuk tidak menyelesaikan permasalahan tetapi menyalahkan orang lain, menggali masa lalu orang lain yang tidak baik dan menyerangnya sehingga masing-masing pihak saling terluka. 

Jika hal ini terus-menerus terjadi dalam kehidupan kita, maka kuasa Roh Kudus yang telah diberikan pada kita pada saat pembaptisan akan mandul. 

Menjadi pemenang, bahkan lebih dari pemenang itu bukanlah suatu pekara yang mudah, untuk itu diperlukan 4 hal yang radikal:

1. Disiplin adalah seni menjawalkan rasa sakit dan kesenangan dalam hidup sedemikian rupa agar kita dapat menghadapi rasa sakit terlebih dahulu untuk mendapatkan kebahagiaan yang lebih baik dikemudian hari. 

Mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh ( Rm 8:5). 

Orang yang takut sakit akan gagal untuk melakukan disiplin menurut Roh (doa, puasa dan membaca firman Tuhan).

2. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pun janji kepada orang lain yang tercermin di dalam tindakan kita. 

Komitmen menjadi kekuatan dan dibutuhkan, memaksa kita ketika kita tidak ingin melakukan apa yang sudah kita janjikan. Komitmen berbeda dengan disiplin.

3. Bayar harga, keberhasilan seseorang yang bayar harga bukan apa yang dia capai, tetapi bagaimana dia melewati proses itu sampai berhasil

Orang yang punya mental bayar harga akan selalu mengalami peningkatan demi peningkatan bertumbuh di dalam roh dari hari ke hari

Jadi, ketika dihakimi dan disalah mengerti, janganlah membela diri tetapi simpanlah semua pekara itu dan renungkanlah dalam hati, maka dalam keheningan kita akan menemukan damai di dalam hati kita. 

4. Pengorbanan, di dalam kasih ada pengorbanan (Yoh 15:13; Ef 5:2). Orang yang membuka diri dengan rela terhadap penderitaan yang Tuhan ijinkan terjadi, maka “mereka telah berhenti berbuat dosa” (Ayb 1:12; 2:6; 1 Pet 4:1).

Orang Kristen sejati adalah mereka yang memakai pikiran Kristushidup menurut Rohmengasihi Allah dengan segenap hati dengan berani membayar harga untuk melakukan kehendak-Nya (1 Kor 2:16; Rm 8:5; Gal 5:16-25; Yoh 4:34; Flp 2:7-8).

Allah telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit 3:5).

Kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, kamu akan menerima kuasa (Kis 1:8; Yoh 15:26). Dia akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan akan semua yang telah Kukatakan kepadamu, akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang akan datang (Yoh 14:26; Luk 12:12; Yoh 16:13).

Mengapa janji-janji Tuhan di atas tidak terealisasi dalam kehidupan kita? Marilah kita refleksikan! Sudahkah kita menanggalkan manusia lama serta kelakuannya dan mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya sesudah kita dibaptis? (Kol 3:5-17).

(Sumber: Warta KPI TL No.127/XI/2014 » Renungan KPI TL Tgl 23 Oktober 2014, Dra Yovita Baskoro, MM).