23.05 -
*Hidup rohani*
Hidup itu indah
Karena begitu padatnya kegiatan, maka saya naik pesawat Garuda dari Surabaya ke Jakarta agar dapat sampai di tempat tujuan tepat waktu. Sebelum pesawat take off, saya berdoa dan memuji Tuhan.
Pada saat duduk di pesawat, tiba-tiba saya ditabrak oleh seorang pramugari yang sedang membawa air panas. Air panas itu tertumpah di tangan kiri saya (baju lengan pendek). Begitu hal itu terjadi, si pramugari langsung ketakutan dan memohon maaf pada saya. Dengan spontan saya memaafkannya dengan tulus, karena pikiran saya berkata bahwa air panas itu tumpah bukan karena disengaja olehnya. Meskipun tangan saya terasa panas, tetapi hati saya tidak ikut-ikutan panas (marah).
Kejadian seperti ini juga pernah saya alami pada saat saya menyeduh kopi terlalu keras sehingga air panas tersebut mengenai dada saya. Air panas itu tembus ke dada saya, kulit dada saya melepuh.
Sesampainya di kursi pesawat, saya berdoa: “Terima kasih Tuhan, jika hal ini boleh terjadi. Terima kasih Bunda, engkau telah mendoakan saya pada Yesus. Amin.”
Keesokan harinya, sesampainya di Surabaya saya menceritakan kejadian ini pada istri saya, istri saya heran melihat bahwa tangan kiri saya tidak melepuh dan tidak ada bekas luka sama sekali.
Dari pengalaman di atas, saya tahu bahwa Tuhan mau membuktikan pada saya bahwa hidup itu indah jika kita mau bersyukur dengan apapun yang terjadi dalam hidup kita.
Pada saat kita berdoa, Tuhan mengubahkan hati dan pikiran kita, sehingga kita dapat mengucap syukur dalam segala hal dan dapat bersukacita senantiasa (1Tes 5:16-18)
Kita wajib selalu berdoa dan mengucap syukur kepada Allah setiap hari agar iman kita makin bertambah dan kasih kita kepada orang lain makin kuat, hati kita akan kuat dan tabah dalam menghadapi segala hal (2 Tes 1:3-4; Kis 28:15) sehingga kita dapat melihat bahwa kuasa Allah lebih besar daripada masalah kita, masalah itu dengan sendirinya akan tersingkir.
Tetapi ketika kita mengagung-agungkan masalah itu, maka sukacita tidak ada di dalam hati kita dan hidup kita akan terasa berat.
Kebanyakan orang merasakan beban yang berat dalam hidupnya, padahal Allah telah berjanji akan memenuhi segala keperluan kita (Flp 4:19). Mengapa hal ini terjadi?
Karena kita selalu mengukur kekayaan kita berdasarkan ukuran kita, bukan ukuran Kristus. Kekayaan tidak hanya berbicara tentang harta saja tetapi juga berbicara tentang kekayaan rohani (Rm 14:17 - damai sejahtera dan sukacita).
Jadi, seharusnya kita menghayati doa yang diajarkan oleh Yesus (Mat 6:11 berikanlah kami pada hari ini makanan secukupnya; cukup artinya hidup pas-pasan, pas butuh pas ada, tidak kurang dan tidak lebih).
Mintalah … Bapamu yang di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta-Nya (Mat 7:7-11).
Tuhan Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej 2:17).
Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” (Kej 3:1-3).
Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdaya aku, maka kumakan”
» Allah memberkati laki-laki dan perempuan pertama dan mereka ditempatkan-Nya di taman Eden (Kej 1:27-29, 8-14). Sejak awal mula Tuhan Allah memberi perintah kepada Adam (Kej 2:17), tetapi laki-laki ini mempunyai kebiasaan tidak menerangkan segala sesuatu secara mendetail (menyepelekan/menganggap kecil suatu masalah) sehingga Hawa tertipu oleh ular yang cerdik.
Sejak mereka tidak menuruti perintah-Nya, mereka tidak lagi mengenal kasih Allah (1 Yoh 2:3), akibatnya … tidak ada lagi keharmonisan dan kebahagiaan diantara mereka.
Laki-laki itu melepas tanggung jawab, perempuan itu juga mengadopsi teori laki-laki itu, yaitu melepas tanggung jawab.
Akhirnya, dalam menghadapi setiap masalah mereka tidak menyelesaikannya secara damai tetapi mereka saling menuding sehingga hidup itu tidak indah lagi. Hal ini tejadi karena mereka kekurangan kasih Allah.
Akibat dari dosa: penderitaan, penyakit, kematian, kelemahan yang berhubungan dengan kehidupan, serta kecondongan kepada dosa (KGK 1264)
Hidup akan terasa indah jika kita:
1. Mendengarkan suara Tuhan (Yoh 10:27).
Jika kita mendengarkan suara-Nya, Tuhan selalu beserta kita, kita akan dibimbing-Nya, jiwa kita disegarkan-Nya dan dituntun ke jalan yang benar sehingga kita tidak akan kekurangan (Mzm 23).
2. Taat dalam memuji dan menyembah Tuhan (Mzm 22:23-24).
Ketika kita memuji dan menyembah-Nya, kita akan merasakan hadirat-Nya. Karena itu segala yang bernafas harus memuji Tuhan (Mzm 150:6), karena Dia bertahta diatas puji-pujian (Mzm 22:4).
Jika kita taat memuji-Nya maka pikiran kita akan diubahnya menjadi positif sehingga ada satu perubahan dari sikap kita.
Jika kita tidak memuji-Nya, pada saat kita mendapatkan kecelakaan maka kita akan berkata dan berpikiran negatif (Yer 29:11; Ayb 3:25).
3. Menyebar berkat
Berilah dan kamu akan diberi (Luk 6:38). Bawalah seluruh persembahan persepuluhan … Aku akan membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan (Mat 23:23; Mal 3:10).
Jadi, Tuhan akan mencurahkan berkatnya sampai berkelimpahan jika orang memberi dengan sukacita (2 Kor 9:7: Ams 3:9-10; Mat 26:40).
(Sumber: Warta KPI TL No.110/VI/2013 » Renungan KPI TL tgl 2 Mei 2013, Bapak Hanjaya).