Jumat, 24 Februari 2017

05.54 -

Jaga hati kita terhadap hal-hal yang kudus



Tabut Allah identik dengan kehadiran Allah. Kehadiran Tuhan dapat mengakibatkan berkat dan maut.

Kehadiran Tuhan yang membawa maut

* Orang Filistin merampas tabut Allahdiletakkan di sisi Dagon. Keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan; lalu mereka mengambil Dagon dan mengembalikannya ke tempatnya. 

Keesokan harinya, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal. 

Tangan Tuhan menekan orang Asdod itu dengan berat dan Ia membingungkan mereka: Ia menghajar mereka dengan borok-borok (1 Sam 5:1-12) 

» Tabut Tuhan diletakkan di tempat yang tidak seharusnya. Tuhan tidak mau disandingkan dengan penyembahan berhala

Tubuh kita adalah bait Allah (1 Kor 3:16-17; 6:19). Kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu janganlah kita menjadi hamba manusia tetapi muliakanlah Allah dengan tubuh kita (1 Kor 6:19-20; 1 Kor 7:23) agar janji Tuhan tergenapi dalam hidup kita (Ul 28:13 – Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan ekor, engkau akan tetap naik bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan dengan setia).

* Tuhan membunuh tujuh puluh orang dari rakyat itu karena mereka melihat ke dalam tabut Tuhan (1 Sam 6:19).

* Datan dan Abiram, orang-orang yang dipilih oleh umat …, ketika mereka membantah Tuhan, bumi membuka mulutnya dan menelan mereka (Bil 26:9-10) 

» orang-orang pilihan Tuhan juga tidak luput dari murka Allah, ketika mereka tidak memperlakukan tabut Tuhan seperti yang Tuhan mau.

* Anak-anak Harun, Nadab dan Abihu … mempersembahkan ke hadapan Tuhan api yang asing yang tidak diperintahkan-Nya kepada mereka. Maka keluarlah api dari hadapan Tuhan, lalu menghanguskan keduanya, sehingga mati di hadapan Tuhan (Im 10:1-2) 

» Ingatlah! Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga … (Mat 7:21-23).

* Ananias beserta istrinya Safira menjual sebidang tanah. Dengan setahu istrinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul. Tetapi Petrus berkata: “Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah? … Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah.” 

Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Kira-kira tiga jam kemudian masuklah istri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang terjadi. 

Kata Petrus kepadanya: “Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?” Jawab perempuan itu: “Betul sekian.” Kata Petrus: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Tuhan. …” Lalu rebahlah perempuan itu seketika juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya (Kis 5:1-11).

Memiliki hati seperti yang Tuhan mau tidak seperti membalikkan tangan, membutuhkan suatu perjuangan yang luar biasa. Perjuangan itu harus imbang antara pengetahuan yang ada di pikiran tentang Tuhan dan hati kita

Kehadiran Tuhan yang membawa berkat.

Daud berunding dengan pemimpin-pemimpin pasukan seribu dan pasukan seratus dan semua pemuka. Berkatalah Daud kepada jemaah Israel: “… baiklah kita memindahkan tabut Allah kita ke tempat kita, sebab pada zaman Saul kita tidak mengindahkannya.”(1 Taw 13:1-3).

Bersiaplah Daud dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut tabut Allah. Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedangkan Ahyo berjalan di depan tabut itu. … Ketika mereka sampai di tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia karena keteledorannya itu (2 Sam 6:2-7). 

Daud menjadi marah dan tidak mau memindahkan tabut Tuhan itu ke tempatnya, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom

Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, dan Tuhan memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya 

» tiga bulan Tuhan mengubah seluruh kehidupan Obed-Edom

Tuhan memberkati Obed-Edom karena dia mempunyai sikap hati yang benar di hadapan Allah:

1. Rendah hati

Obed artinya hamba. Ibadah artinya melakukan pekerjaan seorang budak, datang kepada Tuhan dengan sikap hati seorang budak, tidak berani memandang wajah tuannya (tunduk), hanya berani memandang tangannya (Mzm 123:2; cara seorang hamba datang menyembah kepada Tuhan, kepala menyentuh tanah (kamus bahasa Indonesia). 

Obed-Edom adalah seorang yang rendah hati, ganjarannya adalah kekayaan dan kehormatan dan kehidupan (kuasa untuk menikmati) (Ams 22:4). 

Marilah kita beribadah dengan kerendahan hati dan dengan hati yang meluap oleh sukacita karena bertemu dengan tuannya

2. Menyembah

Obed-Edom seorang penyembah (1 Taw 15:21), siang malam tidak berhenti-hentinya menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan seperti di sorga (Mzm 104:33-34; Why 4:8).

3. Mengasihi Tuhan lebih dari segalanya 

Daud dan para tua-tua Israel dan para pemimpin pasukan seribu pergi untuk mengangkut tabut perjanjian Tuhan itu dari rumah Obed-Edom. Obed-Edom mengasihi Tuhan dengan cara meninggalkan kekayaannya, menjadi penjaga pintu pada tabut itu, menjadi pelayan di hadapan tabut Tuhan untuk memasyurkan Tuhan, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagiNya (1 Taw 15:24-25; 16:4-5)

(Sumber: Warta KPI TL No.113/IX/2013 » Renungan KPI TL tgl 11 Juli 2013, Dra Yovita Baskoro, MM)