00.43 -
*Padang gurun*
Masalah
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli di University of California. Mereka menaruh seekor Amuba disebuah lingkungan yang bebas stres, suhu ideal, kelembaban optimal, suplay makanan konstan.
Dengan kata lain Amuba itu tidak perlu melakukan adaptasi apapun, tidak menghadapi tantangan, tidak bekerja, tidak stres dan tidak melakukan apa-apa untuk hidup. Meskipun dikondisikan dengan situasi yang sangat nyaman dan ideal seperti itu, hasilnya Amuba mati.
Justru saat Amuba dilepas dengan situasi alami dimana binatang itu harus berjuang dan melakukan adaptasi menghadapi tantangan, maka Amuba itu malah hidup.
Demikian pula dengan kehidupan kita. Tuhan sudah mendesain setiap kita dengan kemampuan menghadapi tantangan maka syukurilah hal itu sehingga kita dapat bertumbuh dan menjadi lebih baik.
(Sumber: Warta KPI TL No.107/III/2013).
Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana.
Ia menanam 2 tanaman yang sama pada lahan yang sama. Yang membedakan hanya bagaimana cara dia merawat tanaman tersebut Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, sedangkan tanaman yang kedua disirami 2 hari sekali.
Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tersebut. Perbedaannya cukup mencolok. Dibutuhkan waktu kurang dari 2 menit untuk mencabut akar dari tanaman yang pertama. Untuk tanaman yang kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam.
Sedang tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.
Pesan Moralnya :
Cara Tuhan mendidik kita tak jauh beda dengan ilustrasi tersebut.
Bayangkan saja jika Tuhan memanjakan kita dengan mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup. Tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng.
Akibatnya akar iman kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!
Tuhan sangat mengasihi kita, itu sebabnya Dia selalu mendewasakan dan melatih akar iman kita. Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari "Sumber" yang sejati.
Apakah Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar yang rapuh? Atau menjadi orang yang didewasakan oleh Tuhan?