Senin, 30 Januari 2017

19.09 -

Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah



Kekudusan Allah adalah pusat misteri-Nya yang kekal, yang sukar didekati. Apa yang nyata tentang Dia dalam ciptaan dan dalam sejarah, dinamakan Kitab Suci kemuliaan, pancaran kemuliaan-Nya (Bdk. Mzm 8; Yes 6:3). 


Allah telah mencipta dalam kebaikan-Nya dan kekuatan-Nya bukan untuk menambah kebahagiaan-Nya atau untuk mendapatkan kesempurnaan, melainkan untuk mewahyukan kesempurnaan-Nya melalui segala sesuatu yang Ia berikan kepada makhluk ciptaan karena keputusan yang sepenuhnya bebas, menciptakan sejak awal waktu dari ketiadaan sekaligus kedua ciptaan, yang rohani dan yang jasmani

Tuhan menciptakan segala sesuatu bukan untuk menambah kemuliaan-Nya, melainkan untuk mewartakan dan menyampaikan kemuliaanNya (Santo Bonaventura).

Digoda oleh setan, manusia membiarkan kepercayaan akan Penciptanya mati (Kej 3:1-11) di dalam hatinya, menyalahgunakan kebebasan dan tidak mematuhi perintah Allah. Di situlah terletak dosa pertama manusia (Rm 5:19). 

Sejak saat itu kodratnya dilukai sehingga batinnya mengalami perpecahan, masih merindukan yang baik tetapi ada juga kecenderungan jahat di dalam hatinya (Kej 8:21). 

Itulah sebabnya, mengapa seluruh hidup manusia, ditinjau sebagai perorangan maupun secara kolektif, tampak sebagai perjuangan, itu pun perjuangan yang dramatis, antara kebaikan dan kejahatan, antara terang dan kegelapan (GS 13,2).

Sesudah itu tiap dosa merupakan ketidaktaatan kepada Allah dan kekurangan kepercayaan akan kebaikan-Nya.

Walaupun dirusakkan oleh dosa dan kematian, namun manusia tetap diciptakan "menurut citra Allah", menurut citra Putera, tetapi ia sudah kehilangan "kemuliaan Allah" (Rm 3:23), dan "keserupaan" dengan Dia sudah dirampas

Meskipun manusia sudah "kehilangan persahabatan dengan Allah", tetapi Allah tiada putus-putusnya memelihara umat manusia untuk mengaruniakan hidup kekal kepada semua, yang mencari keselamatan dengan bertekun melakukan apa yang baik (Rm 2:6-7) (DV 3).

Dengan janji yang diberikan kepada Abraham, dimulailah tata keselamatan. Dalam kerahiman-Nya Allah tidak membiarkan orang berdosa di bawah kuasa maut, berulang kali dan dalam pelbagai cara Allah berbicara dengan perantaraan nabi-nabi (Ibr 1:1). 

Yang pada akhirnya Putera sendiri menerima "citra" itu (Bdk. Yoh 1:14; Flp 2:7) dan memperbaiki-Nya lagi dalam "keserupaan-Nya" dengan Bapa, dengan mengembalikan kemuliaan, yakni Roh, "yang memberi kehidupan". 

Dengan demikian Allah menyatakan kekudusan-Nya, dengan menyatakan dan menyampaikan nama-Nya, untuk menciptakan manusia baru "menurut gambar Khaliknya" (Kol 3:10).

Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan. Kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Kor 3:18).

Allah dari mulanya telah memilih kita untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kita dan dalam kebenaran yang kita percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kita oleh Injil sehingga kita boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita (2 Tes 2:13-14). Kemuliaan Allah adalah manusia yang hidup, kehidupan manusia adalah memandang Allah (KGK 294). 

Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah. Semua orang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku (DS 3025; Yes 43:7).

(Sumber: Warta KPI TL No.107/III/2013 » KGK 293-294, 2809, 705, 410, 55, 397, 1707, 1609).