Minggu, 29 Januari 2017

Bertumbuh dalam Tuhan

Ada seorang ibu yang berjalan-jalan dengan anaknya yang berumur empat tahun, tiba-tiba anaknya hilang. Dia berusaha mencari anaknya dengan berbagai macam cara hingga dia jatuh miskin.


Pada suatu hari ibu ini mengikuti suatu retret dengan temaKasih Bapa”. Pada saat mengikuti retret, hati ibu ini hancur karena teringat anaknya yang hilang



Lalu dia berlari ke kamarnya, tiba-tiba terdengarlah suara: “Nak, pulanglah ke Jakarta, pergilah ke Monas. Anakmu ada di sana.” 

Setelah mendengar suara itu dia bertanya pada hamba Tuhan dan teman-temannya. Mereka menjelaskan bahwa itu adalah suara Tuhan. Maklumlah dia tidak mengerti karena hal ini baru pertama kali dialaminya, selain itu dia baru dua tahun menjadi orang Kristen. 

Atas saran hamba Tuhan dan teman-temannya dia pulang ke Jakarta naik bis. Sesampainya di Monas, ibu ini kebingungan karena Monas begitu luas. 

Tiba-tiba terdengar suara lagi: “Pergilah engkau di bawah pohon beringin.” Ibu ini mencari pohon beringin, ternyata di bawah pohon itu dia menemukan seorang anak yang dalam keadaan kurus kering, kulitnya penuh dengan penyakit, rambutnya gembel dan tidak memakai sandal. 

Melihat anak itu, naluri keibuannya langsung mengatakan bahwa itu adalah anaknya yang telah hilang selama delapan tahun. Dia lalu memanggil nama anaknya sambil memeluknya. Demikian juga dengan anaknya, dia masih mengenal mamanya. 

Kisah nyata ini mengajarkan pada kita bahwa “Bapa adalah suatu pribadi yang sangat mengenal dan mengerti permasalahan kita. Dia selalu memberi jalan keluar tepat pada waktunya” 

Ketika kita sudah mengenal Dia, barulah kita bisa mencintai-Nya dan melayani-Nya seperti ibu yang kehilangan anaknya. 

Sebagai manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus hidup secara manusiawi, ada iri hati, perselisihan dan bermegah karena kebijaksanaannya/kekuatannya/kekayaannya. 

Sedangkan manusia yang telah diperbaharui di dalam roh dan pikiran akan menjadi manusia rohani yang memahami dan mengenal Tuhan (1 Kor 3:1-3; Yer 9:23-24). 

Ada tiga langkah yang harus kita jalani agar dapat bertumbuh dalam Tuhan

1. Mengenal Allah

Kalau kita tidak mengenal Allah, maka kita tidak bisa mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Karena tanpa pengenalan, relasi ini akan menjadi hambar dan seringkali terjadi salah pengertian. 

Kalau kita mempercayakan hidup kita kepada-Nya, maka kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 

Roh Kudus adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah (Ef 1:13-14). Pengenalan ini bernilai kekal, tidak akan dapat diambil oleh dunia (Bdk. Luk 10:42). 

Jadi, janganlah mengenal-Nya hanya melalui kata orang saja, tetapi alamilah sendiri (Ayb 42:5), belajarlah mengena-lNya hingga hidup kita diubahkanNya (mengalami transformasi). 

Kita dapat mengenal Allah melalui firman-Nya (Yoh 1:1, 14), Yesus (Yoh 14:6 – Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku) dan pengalaman hidup yang telah diperiksa kebenarannya sesuai dengan Kitab Suci. 

Jika kita mengenal Allah, berarti mengenal Yesus (Yoh 17:3; 10:30 – Aku dan Bapa adalah satu) dan mengenal diri sendiri (Kej 1:26 – manusia diciptakan segambar dan rupa Allah).

Karakter orang yang mengenal Allah ada 3 

1. Punya energi yang besar untuk Allah, apapun yang Allah mau dia lakukan (Luk 22:42 – Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi). 

2. Punya pemikiran yang besar tentang Tuhan, dia selalu mencari pikiran-pikiran Allah. Contoh: Santa Lidwina, pengaku iman » mendoakan orang lain sembuh tetapi dirinya tetap dalam keadaan sakit) 

3. Punya kepuasan yang besar di dalam Tuhan (Mzm 27:10) Kalau kasih Tuhan di dalam hati kita, kita dapat melakukan apapun seperti Tuhan Yesus.

Dalam beribadah, Tuhan menyukai kasih setia dan menyukai pengenalan akan Dia (Hos 6:6).

2. Mengasihi Allah

Di suatu daerah ada gejolak permusuhan antara Kristen dan non Kristen. Pada suatu hari ada sepasang suami istri yang bertemu dengan musuhnya yang antipati dengan kekristenan.

Musuhnya mencincang dan membunuh anaknya di depan mata mereka. Suaminya (Y) juga melihat musuhnya menangkap istrinya (X) dan memperkosanya di depan matanya. Karena sibuk memperkosa istrinya, maka si suami bisa meloloskan diri.

Delapan belas bulan kemudian, Y menerima surat dari si istri yang mengatakan bahwa dia sangat menderita karena telah menjadi budak seks, bahkan saat ini telah mengandung anak musuhnya.

Setelah membaca surat itu, hatinya hancur. Lalu Y berpuasa dan berdoa bersama teman-teman segerejanya. Berkat pertolongan Tuhan, X bisa meloloskan diri dari musuhnya. Pada saat melihat X, ada penolakan dalam batin Y meskipun otaknya tahu bahwa istrinya tidak bersalah.

Menghadapi perasaan yang demikian, Y mohon rahmat Tuhan sambil berdoa dan berpuasa bersama teman-teman segerejanya.

Pada suatu hari Tuhan menjamah hatinya, dan Y berkata kepada istrinya: “Mama, aku sekarang sudah bisa menerima mama seperti dulu, bahkan aku juga akan menerima anak dalam kandunganmu seperti anakku sendiri. Tidak apa-apa mama, meskipun dia adalah anak musuh kita. Aku akan mendidiknya sehingga suatu saat dia bisa menginjili orang-orang itu.” 

Jika kita telah mengenal dan mengasihi Allah, maka kita bisa mengerti bahwa dibalik suatu peristiwa yang menyakitkan ada suatu rancangan yang indah buat kita dan sesama kita


3. Melayani 

Ada banyak orang yang pelayanan tetapi belum mengenal dan mencintai Allah sehingga pelayanannya tidak berkenan kepada Allah (Mat 7:22).

Mereka melayani hanya karena kewajiban saja sehingga pada saat menghadapi tantangan dalam pelayanannya, mereka mundur secara teratur dengan berbagai macam alasan. Selain itu dalam pelayanannya tidak ada tanda kekudusan dalam hidup mereka (Rm 14:17-18 – kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus).

Jika kita melayani sesuatu demi kemuliaan Allah, maka pelayanan itu akan menjadi dahsyat. Kita bisa akan menjadi surat Kristus sehingga kita dapat memperkenalkan Bapa kepada dunia.

Kamu adalah surat Kristus, yang ditulis dengan Roh dari Allah yang hidup di dalam hati manusia. Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Kor 3:2-3).

(Sumber: Warta KPI TL No.104/XII/2012 » Renungan KPI TL tgl 18 & 24 Mei 2012, Dra Yovita Baskoro, MM).