Sabtu, 14 Januari 2017

Meng -ingin-i jubah kesulungan




Manusia diciptakan Tuhan dengan kehendak bebasnya, maka seringkali Tuhan berbuat seolah-olah hendak meninggalkan kita seperti dua orang di jalan Emaus (Luk 24:28-29). Hal ini dilakukan-Nya dengan tujuan ingin mengukur seberapa dalam kerinduan kita terhadap-Nya.

Jika kita merindukan perkara-perkara rohani, kita harus masuk ke kolam yang dalam seperti ketika hendak melompat indah. Jika kita masuk ke kolam anak-anak maka kepala kita akan terbentur temboknya. Jadi, kita harus mengikuti dan tinggal bersama-sama Tuhan seperti dua murid Yohanes (Yoh 1:35-39; 15:7). 

Marilah kita belajar dari Elisa:

Elia bertemu dengan Elisa yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya. Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia. … dan menjadi pelayannya (1 Raj 19:19-21) 

» Ketika merespon panggilannya, Elisa mau merendahkan dirinya menjadi pelayan meskipun dia bukanlah seorang yang miskin.

Menjelang saatnya Tuhan hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal. 

Berkatalah Elia kepada Elisa: “Baiklah tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Betel (Yerikho, sungai Yordan) .” 

Tetapi Elisa menjawab: “Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu berjalanlah keduanya 

» Karena begitu besar kerinduannya untuk mendapatkan apa yang Elia punya, maka Elisa tetap setia mengikuti Elia.

Ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan, Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering. 

Sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: “Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” 

» ini adalah suatu ungkapan hak kesulungan

Berkatalah Elia: “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.” 

Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai

Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: “Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” 

Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direngutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua bagian. Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang. 

» Elisa mendapat jubah kesulungan Elia sehingga dia dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada Elia (Yoh 14:12). 

Elia membuat mujizat besar semasa hidupnya: berdoa supaya hujan tidak akan turun, 1 Raj 17:1; Yak 5:17); melipatgandakan tepung dan minyak, 1 Raj 17:16; menghidupkan seorang anak, 1 Raj 17:20-22; api Tuhan turun menyambar habis korban bakaran, 1 Raj 18:38; berdoa supaya hujan turun, 1 Raj 18:42-45; Yak 5:18; menyuruh api turun dari langit, 2 Raj 1:10; 12; terbagilah air, 2 Raj 2:8); 

Elisa membuat mujizat besar semasa hidupnya dan 1 x sesudah mati: terbagilah air, 2 Raj 2:14; menyehatkan air, 2 Raj 2:21; bernubuat kemenangan atas Moab, 2 Raj 3:13-20; melipatgandakan minyak, 2 Raj 4:1-7; nubuat tentang kelahiran seorang anak, 2 Raj 4:16-17; menghidupkan seorang anak, 2 Raj 4:33-35; menyehatkan makanan dalam kuali, 2 Raj 4:38-41; memberi makan seratus orang, 2 Raj 4:42-44; Naaman disembuhkan, 2 Raj 5:10, 14; berdoa agar mata melihat/dibutakan, 2 Raj 6:17-20; menjanjikan makanan pada waktu kelaparan, 2 Raj 6:24-7:2; bernubuat di Damsyik, 2 Raj 8:7-15; bernubuat Aram akan dipukul habis, 2 Raj 13:14-19; tulang-tulangnya menghidupkan orang, 2 Raj 13:21. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 95/III/2012 » Renungan KPI TL tgl 9 Februari 2012, Dra Yovita Baskoro, MM).