Kamis, 08 Desember 2016

18.51 -

Lilin dan lingkaran Adven


Praktek membuat lingkaran Adven ini berasal dari zaman yang kemudian berkembang dan dilakukan di dalam Gereja di banyak daerah. Berbagai makna kemudian dilekatkan pada simbol-simbol yang digunakan dalam lingkaran Adven itu.



Empat lilin itu melambangkan keempat minggu dalam masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal. Tiga lilin berwarna ungu, yang menyimbolkan pertobatan dan penantian.

Sedangkan lilin minggu ketiga Adven berwarna merah muda, yang menyimbolkan sukacita. Minggu ketiga Adven disebut Minggu "Gaudete" atau Minggu "bersukacitalah", mengajak umat untuk bersukacita karena kedatangan Sang Penyelamat semakin dekat.

Nama "bersukacitalah" ini diambil dari antifon pembukaan pada Minggu Adven ketiga tersebut, yaitu "Bersukacitalah selalu dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah! Sebab Tuhan sudah dekat" (Flp 4:4-5).

Ini adalah perintah agar kita bersukacita. Sukacita itu datang dari kenyataan bahwa pesta kelahiran Tuhan sudah dekat.

Minggu ketiga Adven adalah titik tengah dari keseluruhan Masa Adven yang berlangsung selama empat minggu.

Di tengah masa persiapan yang bersifat prihatin dan matiraga itu, Gereja memberikan "break" (istirahat) dan mengajak umat bersukacita. Break di tengah ini juga dilakukan pada masa prapaskah, yaitu pada minggu Prapaskah keempat (Minggu Laetare).

Minggu Gaudete ini juga mengingatkan umat bahwa masa Adven segera berakhir dan pesta kedatangan Yesus Kristus sudah semakin dekat. Maka perlu dikembangkan harapan yang akrab menumbuhkan kesabaran dan ketekunan untuk mempersiapkan diri sampai akhir. Kita dapat bertahan dalam kesulitan dan tantangan hanya ketika kita sadar bahwa buah-buahnya layak-derita (Bdk. Yak 5:7-10).

Untuk mengungkapkan kegembiraan ini, warna liturgi yang digunakan hari ini bukanlah ungu tetapi merah muda. Demikian juga, warna lilin yang dinyalakan Minggu ini di lingkaran Adven ialah merah muda.

Warna merah muda melambangkan bahwa penderitaan zaman ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Lingkaran Adven ini dinyalakan mulai Minggu Adven pertama. Setiap minggu dinyalakan tambahan satu lilin, sehingga banyaknya lilin yang bernyala menjadi tanda progresif bahwa kelahiran Sang Terang Dunia semakin mendekat.

Hal ini mengingatkan kita untuk menyediakan palungan dalam hati kita agar Kristus bisa dilahirkan kembali dalam diri kita. Maka lingkaran Adven menjadi bagian persiapan rohani menyambut kedatangan Sang Mesias.

Di beberapa daerah, ditambahkan lilin kelima berwarna putih yang lebih besar dan diletakkan di tengah lingkaran. Lilin putih ini melambangkan Kristus yang adalah "Terang yang telah datang ke dalam dunia" (Yoh 3:19-21).

Lilin putih ini dinyalakan pada misa atau kebaktian Malam Natal sebagai lambang bahwa masa penantian telah berakhir karena Sang Juruselamat telah lahir.

Digunakan lingkaran dan bukan bentuk lain, karena lingkaran dimaknai sebagai simbol dari Allah yang abadi yang tidak mempunyai awal dan akhir.

Lingkaran ini dibungkus dengan daun-daun hijau (pakis, pinus, salam), karena warna hijau melambangkan hidup. Kristus adalah Sang Hidup itu sendiri. Dia telah wafat, tetapi hidup kembali dan tetap hidup.

(Sumber: Dari Adven sampai Natal, Dr. Petrus Maria Handoko, CM).