Selasa, 01 November 2016

22.05 -

Doa yang penuh kuasa



Pentakosta adalah penggenapan janji Allah (Yoh 14:15-31 – Ia akan memberi kita Penolong yang lain (Roh Kebenaran/Roh Kudus) yang akan menyertai kita, mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan semua yang telah Yesus katakan). 

Semua orang yang percaya dalam nama-Nya (menerima-Nya) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah (Yoh 1:12). 


Jika hidup kita berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan, hati kita melimpah dengan syukur (Kol 2:6-7), maka hidup kita diliputi atmosfir hadirat Allah. 

Jika hidup kita tidak berakar dalam Dia (hanya membawa Yesus), maka ketika mengalami angin ribut Yesus tetap tidur sehingga damai sejahtera Kristus tidak memerintah dalam hati kita (Mrk 4:35-41; Kol 3:15). 

Ketika Yesus hidup di dunia, Dia 100% Allah dan 100% manusia. Sebagai manusia, Dia memberikan teladan kepada kita: 

* Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan berdoa (Mrk 1:35) 

» Dia menyediakan waktu dengan Bapa dalam hadirat-Nya. Melalui doa, Dia mengerti apa yang menjadi kehendak Bapa-Nya (Yoh 8:28 - Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku; Yoh 8:38 - Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan; Yoh 5:19-20; 10:38).

* Semalam-malaman Yesus berdoa kepada Allah (Luk 6:12; Mat 14:23) 

» Sesudah pelayanan, Yesus menyediakan waktu lagi untuk berdoa. Menyediakan waktu berelasi dengan Allah sangat penting untuk menarik kuasa-Nya.

Meskipun Yesus adalah Anak Allah, pengenalan dan hubungan dengan Allah tidak terjadi secara otomatis. Demikian pula dengan kita, kita harus membangun persekutuan dengan Allah seperti helaan nafas kita, tidak putus-putusnya sehingga kita mengenal-Nya secara pribadi. 

Caranya

1. Mendekat melalui doa.

Doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5: 15-16).

Tetapi ada juga orang Kristen yang mendekat kepada Allah dengan kata-kata kosong, hanya sekedar membaca rumusan doa, tetapi mereka kurang percaya dengan apa yang telah Allah janjikan melalui firman-Nya.

Satu-satunya doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah “Doa Bapa Kami”. Doa ini sangat penuh kuasa jika kita memenuhi syarat-syaratnya (Mrk 11:23-25 – asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya apa yang dikatakannya itu akan terjadi; ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu).

2. merapat melalui firman-firman-Nya.

3. melekat pada pokok anggur yang benar (Yoh 15:7). 

Kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, yang memampukan kita menghadapi setiap serangan musuh dan kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan (Ef 4:13-14). 

Jika kita sudah melakukan ketiga hal ini, maka kita akan berada dalam dimensi alam roh yang penuh dengan kuasa-Nya sehingga janji-janji Tuhan tergenapi dalam kehidupan kita dan kita pun dipulihkan dari setiap masalah yang kita hadapi. Akhirnya … kita dapat melayani dengan hati yang tulus.

Marilah kita memakai senjata rohani yang dahsyat ini sehingga kita dapat memanifestasikan kuasa supranatural Allah seperti Elia (1 Raj 17:20-22).

(Sumber: Warta KPI TL No. 87/VII/2011 » Renungan KPI TL tgl 19 & 26 Mei 2011 dan 16 Juni 2011, Dra Yovita Baskoro, MM).