Jumat, 07 Oktober 2016

19.11 -

Teguran Tuhan

Setiap Rabu terakhir dari bulan KPI TL melayani di Bindoman, Ibu Yovita sebagai pembawa firman beserta tim pujian dan tim doa. 

Pada suatu hari, Ibu Titiek tiba-tiba membatalkan untuk ikut melayani sebagai tim doa. Itu yang membuat semangat saya lemah dan saya mulai bersungut-sungut: “Enaknya mengundurkan diri, sedangkan saya ...” 

Lagi-lagi Ibu Elly sebagai tim pujian juga minta dukungan doa supaya micnya dapat digunakan. Saya bertambah bingung “didoakan apa?” 

Saya mau berkeluh-kesah pada Ibu Vira, ternyata dia berdoa dengan sungguh-sungguh. Akhirnya saya pun ikut berdoa, meskipun hati sedang bete.

Pada saat lagu penyembahan ‘Yesus Tuhan dan Rajaku’ saya ditegur Tuhan: “Apakah betul Aku Tuhan dan Rajamu? Lalu mengapa engkau bersungut-sungut ketika melayani-Ku? Tahukan kamu bahwa tanpa doamu, persekutuan ini akan tetap berjalan dengan baik? Janganlah merasa sok penting! Kamu di sini karena Aku mau memberkatimu.”

Ternyata sungguh luar biasa, saya diberkati secara luar biasa dengan firman-Nya dan saya juga diperlihatkan seorang ibu yang kaya raya, wajahnya penuh suka cita, dia memuji, memuliakan Tuhan dan juga mendengarkan firman Tuhan meskipun seluruh tubuhnya penuh dengan penyakit kanker

Pada saat pulang, saya diingatkan akan firman-Nya di Yoh 12:8: “Orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada padamu.”

Berkat teguran itu saya merasa malu. Dan saya diingatkan untuk memilih yang terbaik seperti Maria (Luk 10:42).

Akhirnya saya menyadari bahwa pekerjaan rutin selalu ada pada saya, tetapi untuk melayani-Nya hanya waktu-waktu tertentu saja

Di sinilah saya sangat bersyukur karena sampai saat ini saya masih diberi kesempatan untuk melayani-Nya, saya sungguh-sunguh merasakan sebagai orang pilihan-Nya.

Firman Allah mengandung janji, firman tidak mungkin gagal. Rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya (Rm 9:9, 6, 11)

(Sumber: Warta KPI TL No. 73/V/2010)