Senin, 03 Oktober 2016

20.23 -

Doa



Doa adalah komunikasi/membangun relasi dengan Allah – kita mengatakan apa yang menjadi harapan kita, sampaikan puji dan syukur pada-Nya, lalu kita diam ... mendengarkan apa kehendak Tuhan atas kehidupan kita. 

Tetapi seringkali kita berbisnis/memakai prinsip ekonomi dengan Tuhan, yaitu: kita mengatakan apa yang menjadi harapan kita ... langsung ditutup dengan tanda salib – sikap doa ini akan menimbulkan kekecewaan bagi Tuhan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 39/VII/2007; Renungan KPI TL Tgl 21 Juni 2007, Rm DR Agung MSF).


Doa adalah sumber hidup yang memberi kekuatan saat kita lelah. Doa seperti air yang memberi kelegaan, kepuasan dan kegembiraan pada kita.

Tatkala hidup manusia kian hari tak ada ruang waktu yang disediakan untuk melangkah dan masuk dalam diri sendiri. Kian hari kian kita takut hidup dalam kesunyian. 

Maka kita berusaha untuk melepaskan diri dari rasa takut dengan memuaskan diri pada atribut-atribut duniawi. Kita berusaha memenuhi berbagai tawaran duniawi, daripada berusaha memenuhi panggilan jiwa, karena panggilan jiwa adalah berjalan dalam kesendirian, di tapak kecil dengan jarak waktu yang kian lama.

Tatkala tak ada ruang untuk memenuhi panggilan jiwa, kesepian datang dalam berbagai wajah. Wajah yang paling menakutkan adalah wajah yang memperlihatkan ketidakpuasan dengan diri sendiri. Orang cepat menjadi marah, bahkan berbagai tindakan jahat lahir dari ketiadaan ruang untuk memenuhi kesunyian hati. 

Kesunyian adalah momok yang menakutkan, karena di sanalah diri kita berhadapan dengan kesendirian. Maka doa dengan masuk dan bersatu dengan Allah menjadi beban. Doa dilihat sebagai aktivitas yang membuang-buang waktu, karena melakukan hal yang tidak berguna.

(Sumber: Warta KPI TL No. 66/X/2009 » I Like It, Mans Werang CM).


Sibuk kelihatannya sudah menjadi nama permainan dalam dunia yang bergerak cepat ini. Terkadang kita berpendapat bahwa kita terlalu sibuk untuk berdoa, “itu merupakan kesalahan besar, karena berdoa dapat menghemat waktu”.

Doa sebagai “nafas bagi jiwa”. Karena setiap hari bertemu dengan Tuhan, getaran sukacita memenuhi hati dan terpantul keluar lewat wajah, kata-kata dan perbuatan.

Lewat keyakinan atas-Nya, secara otomatis kita terhubung dengan Roh Kudus yang menjadi sumber kekuatan, dan Ia “selalu siap” untuk memenuhi kebutuhan (Rm 8:26); memperkuat dan mendorong (Kis 9:31); memimpin dan membimbing ( Yoh 16:13); memperbarui dan memperlengkapi kita (Yes 32:15). 

Kekuatan itu akan mengalir dengan mengakui kekuasaan-Nya, mengikuti teladan-Nya, dan menuruti perintah-Nya.

Kita akan mengalami penyegaran spiritual secara teratur, sehingga menghasilkan buah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Gal 5:22-23). 

Mengapa kita berdoa, jika Tuhan sudah mengetahui semuanya? 

Tuhan mengatakan agar kita membawa semua permintaan kita kepada-Nya (Mat 26:41; Flp 4:6; Yak 4:2). 

Kita memerlukan kebijakan dari Tuhan agar bisa melaksanakan tugas, karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutnya datang pengetahuan dan kepandaian (Ams 2:6). 

Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya (Mrk 11:24). 

Keluarga kita memerlukan doa-doa kita yang bersemangat. Kita harus mempercayakan semua orang yang kita sayangi setiap hari kepada Tuhan lewat doa karena kita tidak bisa menjadi pelindung dan pemuas kebutuhan selama duapuluh empat jam penuh. (... bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya - Yak 5:16). 

(Sumber: Warta KPI TL No. 16/VIII/2005).


Seringkali dalam kehidupan ini kita melihat orang yang cantik/ganteng, memakai baju bagus dan memakai/membawa tanda iman (kalung salib, rosario, puji syukur - sampulnya ada salib dll.) tetapi sifatnya sangat sombong, iri hati dan dengki, suka menyakiti orang lain dengan perkataan dan perbuatan, tiba-tiba marah luar biasa.

Mengapa ini bisa terjadi? Karena penampilannya tidak pernah dipuji, andaikata kita puji, dia pasti akan gembira. Selain itu dia lupa bahwa tanda iman itu berguna untuk meng-ingat-kannya supaya tidak lupa dengan teladan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya. 

Jika kita ingat Yesus, kita akan tahu apa yang harus kita perbuat sehingga kita tidak akan melakukan dosa dengan pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian.

Dunia ini akan terasa indah, jika kita tidak lupa teladan Yesus dan ajaran-­ajaran-Nya. 

Misalnya: 

- saling mengasihi (Yoh 13:34); 

- mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kita (Mat 5:44); 

- tidak menghakimi, supaya kita tidak dihakimi (Mat 7:1-2);

- mengampuni (Mat 18:21); 

lemah lembut dan rendah hati (Mat 11:29); 

- jika ya, hendaklah kita katakan: ya, jika tidak, hendaklah kita katakan tidak (Mat 5:37); 

- menurut ucapan kita akan dibenarkan, dan menurut ucapan kita akan dihukum (Mat 12:37).

Marilah kita belajar dari murid-murid Yesus (Mat 8:23-26):

Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya mengikuti-Nya 

» sejak kita dipanggil menjadi murid-murid-Nya, seharusnya kita mengikuti teladan Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.

Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur

» meskipun angin ribut mengamuk, perahu itu tidak tenggelam karena ada Yesus di dalam perahu itu.

Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa 

» Setiap perkataan yang keluar dari mulut kita adalah doa. Meskipun murid-murid-Nya salah berdoa, Yesus bangun.

Kesalahannya: murid-murid lupa bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya di dunia ini, sehingga mereka berkata "kita" dalam doanya.

Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali 

» Mengapa murid-muridnya takut? Karena mereka selalu memikirkan "AKU" (TAKUT - T - nya dihilangkan menjadi AKU). 

Ketika ada angin ribut dalam kehidupan kita, hadirkanlah Yesus dan percayalah pada-Nya, jawablah dengan "kutetap cinta Yesus selamanya" sehingga kehidupan kita menjadi teduh sekali. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 76/VIII/2010 » Renungan KPI TL tgl 22 Juli 2010, Rm Krisna O Cam)