14.03 -
*Allah Roh Kudus*
Roh Kudus sahabat kita yang paling agung
Allah menciptakan kita sesuai dengan gambar-Nya yang sempurna. Dia memberikan kemampuan dan kecerdasan kepada kita seperti apa yang dimiliki-Nya.
Meskipun tubuh manusia berasal dari debu tanah dan sesudah kematian akan kembali menjadi debu tanah.
Tetapi jiwanya sempurna dengan segala karunia menurut kodrat dan rahmat-Nya, jiwanya akan hidup selama-lamanya seperti Dia sendiri.
Keindahan apa saja yang dimiliki oleh tubuh berasal dari jiwa. Jadi jiwa manusia merupakan ciptaan yang paling mengagumkan dalam penciptaan.
Sejak kita diciptakan, Dia tidak pernah melepaskan mata-Nya dari kita. Tidak ada satu pun dapat terjadi, tidak ada hal yang paling kecil pun dapat terjadi, tanpa persetujuan-Nya yang ilahi (KGK 305; Luk 21:18 – tidak sehelai rambut kepalamu akan hilang).
Dokrin tentang Roh Kudus merupakan ajaran yang paling penting dalam Gereja, karena jika kita tidak mengenal dan mencintai Roh Kudus, kita tidak mungkin dapat mengerti kebenaran dalam iman kita.
Karena dengan Roh Kudus kita dapat melakukan semuanya dengan mudah dan baik. Dia adalah Roh cinta kasih, Roh kedamaian, Roh kegembiraan, Roh penghibur ilahi.
Dia adalah terang jiwa kita dan kekuatan bagi kehendak kita. Roh Kudus itu paling siap berbuat sesuatu, hanya jika mereka memberikan kesempatan kepada-Nya.
Dia adalah terang jiwa kita dan kekuatan bagi kehendak kita. Roh Kudus itu paling siap berbuat sesuatu, hanya jika mereka memberikan kesempatan kepada-Nya.
Kehadiran Yesus Kristus dalam Sakramen Mahakudus merupakan bukti yang nyata bahwa Allah mencintai kita dengan cinta tanpa batas, kehadiran Allah dalam Sakramen Mahakudus ini akan berakhir pada hari kiamat (Tuhan dalam Sakramen Mahakudus ada di altar).
Tetapi kehadiran Roh Kudus dalam jiwa kita tidak akan berakhir, kehadiran-Nya akan tetap selamanya (1 Kor 3:16; 1 Kor 6:19; Yoh 14:16-17).
Jiwa kita adalah sorga kecil, karena Allah sungguh-sungguh ada di dalamnya (Origenes – Bapa Gereja).
Karena kesatuan kita dengan Roh Kudus, kita mengambil bagian dalam kodrat Allah yang tidak dapat kita pahami (St. Sirilus).
Jiwa memasuki badan kita, jiwa memberi terang dan hidup, yang tidak dimiliki sebelumnya. Pada waktu Roh Kudus datang ke dalam jiwa kita, Dia memberikan kepada jiwa hidup baru, hidup-Nya sendiri, Dia membuatnya ilahi (Cornelius a Lapide).
Roh Kudus berada di dalam jiwa kita tidak sebagai tamu. Dia bersemayan di dalam jiwa sebagai mempelai, karena kesatuan-Nya dengan kita merupakan suatu perkawinan; kesatuan ini merupakan kesatuan yang intim dan penuh cinta (seorang Bapa Gereja).
Mereka yang mencintai Roh Kudus mengalami segala macam kegembiraan di dalam dirinya. Roh Kudus membimbing kita seperti seorang ibu membimbing anaknya yang kecil atau seperti seorang dengan lampu menuntun seorang buta. Mereka yang mencintai Roh Kudus menemukan doa yang begitu menyenangkan sehingga mereka tidak dapat mempunyai waktu cukup untuk berdoa (Pastor dari Ars).
Sebelum kita menerima Roh Kudus, kita seperti seorang yang dibebani dengan umur dan kelemahan, tetapi jika Roh Kudus datang ke dalam kita, kita dibuat muda, indah dan penuh dengan energi (St. Yohanes Krisostomus).
Roh Kudus sungguh-sungguh bersemayan di dalam jiwa kita dengan cinta yang tak terlukiskan ketika kita dibaptis. Dia selalu bersama kita sepanjang segala abad.
Allah menyiapkan jiwa kita agar pantas menjadi Bait/Kenisah Roh Kudus, dengan cara memberikan malaikat pelindung pada setiap orang, dia melindungi sejak kita dilahirkan sampai kita menghadap Bapa di sorga.
Roh Kudus adalah sahabat yang tersayang, terdekat dan tercinta, paling agung, paling benar, paling baik, paling lembut.
Dia adalah sahabat yang dapat dan mau memberikan kepada mereka apa yang didambakan oleh semua orang (kedamaian, kebahagiaan dan kegembiraan). Dia selalu ingin mencurahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita.
Dia adalah sahabat yang dapat dan mau memberikan kepada mereka apa yang didambakan oleh semua orang (kedamaian, kebahagiaan dan kegembiraan). Dia selalu ingin mencurahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita.
Hal ini tidak akan terjadi jika kita tidak mengimbangi cinta-Nya, jika kita tidak mengenal Dia dan berdoa kepada-Nya. Dia memberikan kehendak bebas dalam perbuatan kita.
Jika kita berbuat dosa yang melawan Roh Kudus (keputusasaan, kesombongan, sikap tidak mau bertobat, sifat membandel, melawan kebenaran, iri hati terhadap kemajuan rohani orang lain), maka Dia akan meninggalkan kita.
Dan sebagai ganti-Nya datang setan dan dia mengisi jiwa yang mulia dengan kecurangan yang mengerikan dan sampah neraka.
Apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal (Mrk 3:29).
Roh Kudus mencurahkan:
I. Karunia-Nya ke dalam jiwa
Ada tujuh karunia (Bdk. Yes 11:2-3) - yang membantu kita untuk mengikuti Sabda-Nya dan yang memperkokoh kekuatan alamiah kita sehingga kita melihat dengan lebih baik dan berbuat dengan lebih yakin.
1. Karunia Hikmat – membuat orang mengenal dan mengecap betapa sedapnya Tuhan dan hal-hal adikodrati (memandang Allah dan hal-hal ilahi).
2. Karunia Pengertian – membuat orang mengerti kebenaran iman dan kepekaan akan Roh Kudus, khususnya misteri Inkarnasi dan Penebusan.
3. Karunia Nasihat – memperjelas jalan yang mengarahkan kita kepada Allah, apa yang harus dilakukan, keputusan apa yang harus diambil (Bdk Yoh 2:5).
Nasehatnya adalah nasehat kasih, yang mengalir dari Roh Kudus. “Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya (1 Yoh 2:20).
4. Karunia Keperkasaan (keberanian) – memberikan energi adikodrati untuk melakukan sesuatu, meskipun ada banyak hambatan/penderitaan.
5. Karunia Pengenalan – diarahkan kepada hal-hal dunia agar kita mengenalinya sebagai berasal dari Allah, bahwa duniawi itu tak memadai, tidak abadi, akan selalu, hanya sarana menuju Allah.
6. Karunia kesalehan – memberikan kasih sebagai anak kepada Allah dan devosi kepada Allah tritunggal, dan menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan karya belaskasih untuk sesama.
7. Karunia Takut akan Allah – pakaian adikodrati yang menggerakkan jiwa untuk bergantung pada Allah dan tidak pernah menjauhi-Nya
Karisma – tidak untuk menyucikan orang yang menerimanya, tetapi diberikan untuk menolong dan kepentingan orang lain (semua diberikan bila dibutuhkan).
Karunia ini semua diberikan kepada kita dengan cuma-cuma oleh Roh Kudus. Jika kita tunduk dan mengikuti bisikan yang diberikan kepada kita, kita menerima kebahagiaan (Mat 5:3-12), yaitu: ide baru, pandangan baru, kegiatan baru, hidup baru, kita menjadi lebih lunak, lebih bergembira, lebih damai, dan hati lebih bersih.
II. Mengaruniakan keutamaan ilahi (iman, harapan, kasih - 1 Kor 13:13).
Kalau seseorang telah melakukan keutamaan manusiawi (kebijaksanaan, keadilan, keberanian, penguasaan diri - Keb 8:7) , maka keutamaan ilahi baru dicurahkan oleh Allah ke dalam jiwa umat beriman (lih. [KGK 1803-1829] 7 Pilar dasar kehidupan Kristiani).
Dari karunia dan kebahagiaan mengalirlah buah Roh Kudus (Gal 5:22-23 - kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri).
Jadi, kita menjadi sasaran yang menyenangkan Bapa dan Putera, yang datang dan tinggal juga dalam jiwa kita. jiwa kita menjadi tempat tinggal Tritunggal Mahakudus.
Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia (Yoh 14:23)
Karunia dan rahmat itu tidak membuat hidup kita sedih atau tegang. Tetapi jiwa kita dipenuhi dengan kedamaian, kegembiraan, dan penghiburan yang tidak kita rasakan sebelumnya. Apa yang sebelumnya sulit bagi kita sekarang menjadi mudah dan menyenangkan. Dia menerangi, menguatkan kita; Dia memungkinkan kita mengenal Allah.
Karunia, kebahagiaan dan buah Roh itu kita terima melalui
I. Doa
Dengan mempersembahkan doa harian, Misa, Komuni; mengucapkan doa pendek untuk menghormati Roh Kudus. Setiap hari kita memanjatkan doa-doa ini kepada Roh Kudus, tetapi kita tidak selalu menaruh perhatian yang cukup dalam doa itu.
Setiap kita membuat tanda salib, kita mengucapkan: Demi nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
Setiap kita mengucapkan doa: Kemulian kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Setiap berdoa rosario peristiwa mulia yang ketiga: Roh Kudus turun atas Para Rasul.
Pada saat mengucapkan pengakuan iman (credo).
II. Perbuatan baik
Dengan mempersembahkan semua kegiatan harian untuk menghormati Roh Kudus (1 Kor 10:31 – Jika engkau makan/minum/melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah).
Mempraktekkan keutamaan dalam hidup. Semua keutamaan disenangi Roh Kudus, tetapi Dia merasa sangat tertarik pada dua keutamaan, yaitu kerendahan hati dan kemurnian.
III. Sakramen Roh Kudus
1. Sakramen Baptis
Roh Kudus datang ke dalam jiwa kita secara pribadi bukan waktu kita diciptakan, bukan waktu kita dilahirkan di dunia ini melainkan waktu kita dibaptis.
Dalam pembaptisan jiwa kita dibersihkan dari dosa asal dan penyakit kusta rohani yang mengerikan, jiwa kita diselubungi dengan Rahmat Pengudus dan Roh Kudus bersemayan dalam jiwa kita dan dibuat-Nya Kenisah yang hidup.
2. Sakramen Krisma/Penguatan
Meskipun Roh Kudus datang ke dalam jiwa kita melalui Pembaptisan dan karena-Nya menjadi Bait Allah, melalui Sakramen Krisma kita menerima Roh Kudus secara penuh.
3. Sakramen Rekonsiliasi/Pengakuan
Rekonsiliasi membersihkan jiwa dalam Darah Yesus dan membawa kembali Roh Kudus untuk tinggal di dalam jiwa sebagai Kenisah-Nya dan memberikan lagi semua karunia dan rahmat-Nya.
Lambang-lambang Roh Kudus: air, urapan, api, awan dan sinar, meterai, tangan, jari, merpati (KGK 694-701).
(Sumber: Warta KPI TL No. 61/V/2009 » Roh Kudus sahabat kita yang paling agung, Paul O’Sullivan O.P. * Dalam renungan ini digunakan istilah keutamaan karena lebih mudah dipahami dari pada kebajikan (KGK 1803-1829).
Arikel terkait