Selasa, 06 September 2016

Hati setan

Ada suatu permainan di mana satu orang ditutup matanya dengan kain sehingga tidak bisa melihat apa-apa, dan dia disuruh berdiri di atas sebuah papan yang lebar. 

Kemudian dua orang mengangkat papan itu beberapa inci dari lantai dan menggoyang-goyangkannya. Setelah itu, secara diam-diam papan itu diletakkan kembali di lantai. 

Kedua orang itu berlutut untuk menunjukkan bahwa papan itu diangkat cukup tinggi dari lantai. Karena suara mereka sekarang sepertinya berasal dari bawah, lebih rendah dari kepala sang kurban, maka sang kurban semakin percaya bahwa memang papan itu telah diangkat cukup tinggi. 

Akhirnya orang yang ditutup matanya dengan kain itu disuruh: “Melompatlah dari papan itu!” 

Karena dia mengira bahwa dia akan jatuh dari tempat yang sangat tinggi, maka dia akan tersentak pada waktu melompat karena ternyata jarak yang dilompati tidak lebih dari 1 inci.



Permainan ini mirip dengan tipu muslihat setan terhadap orang-orang yang tak percaya. Karena akal budi yang digelapkan, orang-orang menjalani kehidupan ini dengan pikiran bahwa mereka sedang naik semakin tinggi untuk menuju kesuksesan dan kebahagiaan masa depan. Betapa mereka terkejut kalau menyadari bahwa mereka telah ditipu.

Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat. Karena dosa, sejak kecil manusia mempunyai kecenderungan berbuat jahat (1 Yoh 5:19; Kej 8:21; 6:5).

Maka sadarlah dan berjaga-jagalah dalam setiap perbincangan. Hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata/marah. Karena Iblis mencari orang yang dapat ditelannya (Mrk 9:33-34; Yak 1:19; 1 Ptr 5:8).

Orang-orang yang tidak percaya pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambar Allah (2 Kor 4:4).

(Sumber: Warta KPI TL No. 59/III/2009 » Hati setan, Vacare Deo edisi Januari/Tahun VI/2004).