Minggu, 14 Agustus 2016

23.07 -

Maria teladan orang beriman

Gereja memberikan tempat yang istimewa yaitu bulan Mei dan Oktober di mana kita diajak untuk menghormati Bunda Maria.


Tetapi melihat kenyataannya di tengah-tengah gereja ada dua sikap ekstrim (kecenderungan buruk) terhadap Maria:


1. Penolakan terhadap Bunda Maria.

Pada awal mula terjadinya perpecahan Gereja Katolik dan Gereja Protestan; para reformator yang pertama seperti Martin Luther dkk. mereka sangat menghormati Bunda Maria sebagai Bunda Allah, Maria tetap perawan, kesucian Maria yang dikandung tanpa noda. Tetapi sejalannya waktu, mereka akhirnya menolak Bunda Maria. 

2. Devosi yang tidak sehat (lih warta No. 54/X/2008 – Doa dalam kehidupan Kristen). Gereja tidak pernah mengajarkan umatnya menyembah Bunda Maria dan para kudus, tetapi kita hanya menghormati mereka. Karena yang patut disembah hanya Allah Tritunggal Mahakudus (Bapa, Putra dan Roh Kudus). 

Ada seorang anak ingin sekali melihat karnaval tujuh belasan di depan rumahnya. Tetapi ayahnya belum datang. Jadi ia hanya bisa mengintip dari lubang kunci yang kecil itu. Melalui lubang kunci itu ia melihat ada yang menarik. Tetapi tiba-tiba kelihatan ada yang menyeramkan. Tak berapa lama kemudian ayahnya datang. Ia diajak ke lantai II dan digendong. Ketika ia melihat keseluruhan karnaval itu, ternyata dari atas, yang menyeramkan itu kelihatan biasa-biasa saja. 

Demikian juga dengan orang yang hidup dalam iman, kita seringkali melihat terbatas seperti melihat dalam lubang kunci tadi. Dalam hidup beriman, banyak hal yang tidak bisa dimengerti.

Marilah kita meneladani Bunda Maria dalam menanggapi kabar gembira (Luk 1:26-45)

Maria menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel dan berkata: “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu.” (Luk 1:28-38).

» Maria tahu konsekuensinya. Maria menghayati hidup dalam iman, harapan dan kasih itu, walau pun di tengah segala penderitaan. Karena dia tahu penderitaan/salib tidak akan pernah lepas dari kehidupannya sebagai manusia:

Hukum Yahudi, hamil sebelum bersuami (Luk 1:34) akan dirajam dengan batu sampai mati. Tetapi karena imannya, dia percaya pada Tuhan walau pun tidak mengerti.

Maria hamil tua harus sensus penduduk ke Betlehem naik keledai (Luk 2:4-5).

Setelah Yesus lahir, harus lari ke Mesir. Karena akan dibunuh oleh Herodes (Mat 2:13-15).

Yesus terkenal melayani di mana-mana dan mengadakan tanda-tanda mukjizat dengan kuasa Roh Kudus. Tetapi ditangkap, diadili dan disalib. 

Untuk meneguhkan kabar gembira itu, malaikat juga menunjukkan bahwa saudarinya Elisabet juga mengandung, meskipun dia lanjut usianya dan mandul (Luk 1:31, 36) – suatu pekerjaan Tuhan.

» Untuk meneguhkan apa yang dikatakan malaikat itu, Maria berangkat dan langsung berjalan mengunjungi Elisabet.

Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh Roh Kudus (Luk 1:41).

» Secara manusiawi Elisabet sama sekali tidak tahu keadaan Maria, yang saat itu sedang mengandung dari Roh Kudus.

Lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku...” (Luk 1:42-43) 

» sesungguhnya yang memuji dan memberikan satu gelar adalah Roh Kudus melalui mulut Elisabet.

Atas dasar inilah Gereja meneguhkan Maria sebagai Bunda Allah (Konsili Efesus) dan atas dasar inilah orang Katolik juga menghormati Maria.

Kalau Roh Kudus begitu menghormati Maria. Siapa kita ini boleh menghina/menghujat Maria. 

· ... berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk 1:45) 

» Sesungguhnya Maria sama seperti kita. Meskipun kita tidak bisa mengerti dengan otak, tetapi kita dipanggil untuk berusaha menghayati hidup dalam iman. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 55/XI/2008 » Renungan KPI TL 23 Oktober 2008, Bapak S.A. Effendy T.)