06.08 -
SP Markus
Mrk 12:18-27
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"
Ketika orang bertanya, maka itu berarti ia ingin mencari jawaban atas sesuatu, maka tindakan yang baik adalah menjawab apa yang ditanyakan oleh orang tersebut. Tapi apakah yang harus kita lakukan jika ada orang yang bertanya dengan maksud untuk mencobai kita?
Renungan
1. Jawablah dengan tenang dan sabar
Injil hari ini mengisahkan bagaimana orang-orang Saduki mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Orang-orang Saduki tidak percaya tentang adanya kebangkitan. Oleh sebab itu mereka mengajukan pertanyaan kepada Yesus dengan maksud untuk mencobai-Nya supaya ada celah yang dapat mereka gunakan untuk melemahkan Yesus tentang ajaran mengenai kebangkitan.
Walaupun mereka bertanya dengan maksud untuk menjatuhkan Yesus, namun Ia tetap memberikan jawaban yang jelas kepada mereka.
Belajarlah dari Yesus yang bersikap tenang dan tanpa amarah, punya pendirian jelas dan tak tergoyahkan, serta mampu memberi jawaban yang tepat dan benar.
Belajarlah dari Yesus yang bersikap tenang dan tanpa amarah, punya pendirian jelas dan tak tergoyahkan, serta mampu memberi jawaban yang tepat dan benar.
Untuk mampu memberi jawaban yang tepat dan benar kita bisa mengunduhnya dari "Katekismus Gereja Katolik" atau Youcat (katekismus populer, berupa tanya jawab iman Katolik).
Katekismus sebagai satu penjelasan organis seluruh iman Katolik. Dengan demikian, orang harus membacanya sebagai satu kesatuan.
Guna Katekismus untuk memperdalam pengetahuan iman, agar iman semakin matang, semakin berakar dalam kehidupan, dan semakin bercahaya dalam kesaksian (KGK 18, 23).
2. Allah orang hidup
Yesus mengkritik kedangkalan iman orang-orang Saduki. Kebangkitan orang mati bukanlah soal siapa yang menjadi istri atau suami kelak, namun soal apakah dalam kehidupannya orang itu menjadikan Allahnya sebagai Allah orang hidup atau tidak.
Allah orang hidup itu terlibat dalam hati nurani yang murni, selalu mengingat orang lain dalam doa permohonannya, dan berani bersaksi tentang kebaikan Tuhan bahkan dalam penderitaannya seperti yang dilakukan oleh Rasul Paulus (2 Tim 1:7-12).