Rabu, 22 Juni 2016

19.07 -

Kuasa doa

Setiap hari Selasa kami selalu berkumpul di rumah Ibu Yovita untuk melakukan doa syafaat. Kegiatan kami di sini adalah: memuji dan menyembah Tuhan; bersyukur atas berkat yang kami terima; membaca salah satu perikop sesuai penanggalan liturgi gereja, sharing perikop dalam kehidupan kami; mendoakan bangsa dan negara, para gembala (Paus, Uskup dan Imam Paroki), kelompok-kelompok persekutuan doa terutama TL, dan titipan doa bagi yang membutuhkan.

Tetapi kelompok kami ini mengalami suatu penurunan anggotanya. Entah mengapa sebabnya. Apakah mungkin yang biasanya ikut sekarang ada kesibukan lain atau ada yang tidak merasa senang dengan cara kami atau sudah terhinggapi Roh Kanaan sehingga tidak mempunyai roh berkorban lagi?

Meskipun jumlah yang ikut doa syafaat dapat dihitung dengan jari, kami tetap melakukan kebersamaan iman ini dan percaya bahwa Yesus hadir di tengah-tengah kami.

Setelah mendoakan seseorang, kami kadangkala menerima jawaban dari doa tersebut. Sehingga kami dapat bersyukur atas jawaban doa tersebut.

Ini adalah  salah satu jawaban dari titipan doa dari Jakarta.
Ada seorang Ibu yang sakit kanker paru-paru stadium akhir yang bernama X, suaminya pun juga mengalami sakit jantung yang parah. Kami mendoakan agar mereka diberi rahmat pengampunan, masalah sakit penyakitnya kami memberikan sepenuhnya otoritas pada Tuhan.

Pada HUP mereka, mereka ingin mengadakan misa di rumahnya. Selain itu suami X memberikan hadiah mobil terbaru tahun 2008. Sebelum misa diadakan suaminya menyuruh sopirnya untuk menjemput sahabat-sahabatnya dengan naik mobil baru tersebut, sopirnya diberi uang tiga ratus ribu dan berpesan agar melalui tol saja.

Tetapi sopirnya tidak mematuhi perintah itu dan mengalami kecelakaan parah sehingga mobil baru tersebut hancur total.
Mendengar kabar itu mereka mampu bersyukur karena sopirnya selamat, tidak mengalami luka sama sekali meskipun mobilnya hancur total.

Di situlah terjadi mujizat yang luar biasa: X yang tadinya badannya melepuh dan hanya dapat berbaring setiap hari, pada saat itu juga badan yang melepuh hilang dan dapat berdiri. Demikian juga dengan suaminya. Biasanya kalau mendengar berita yang mengejutkan langsung masuk ICU.

Meskipun mobilnya hancur total, sopir itu menjemput sahabat-sahabat mereka dengan naik taksi sehingga misa pun dapat dilaksanakan sesuai rencana.

Keesokan harinya mereka memeriksakan penyakit mereka ke dokter. Ternyata penyakit mereka telah diangkat Tuhan dengan cara yang ajaib.

Sekarang X  sudah dapat bekerja lagi seperti biasa sebagai dosen dan merawat anak-anaknya. 


(Sumber: Warta KPI TL No. 53/IX/2008).