19.07 -
*K Doa*
Kuasa doa
Setiap
hari Selasa kami selalu berkumpul di rumah Ibu Yovita untuk melakukan doa syafaat.
Kegiatan kami di sini adalah: memuji
dan menyembah Tuhan; bersyukur
atas berkat yang kami terima; membaca
salah satu perikop sesuai penanggalan liturgi gereja, sharing perikop dalam kehidupan
kami; mendoakan bangsa dan
negara, para gembala (Paus, Uskup dan Imam Paroki), kelompok-kelompok
persekutuan doa terutama TL, dan titipan doa bagi yang membutuhkan.
Tetapi
kelompok kami ini mengalami suatu penurunan anggotanya. Entah mengapa sebabnya.
Apakah mungkin yang biasanya ikut sekarang ada kesibukan lain atau ada yang
tidak merasa senang dengan cara kami atau sudah terhinggapi Roh Kanaan sehingga
tidak mempunyai roh berkorban lagi?
Meskipun
jumlah yang ikut doa syafaat dapat dihitung dengan jari, kami tetap melakukan
kebersamaan iman ini dan percaya bahwa Yesus hadir di tengah-tengah kami.
Setelah
mendoakan seseorang, kami kadangkala menerima jawaban dari doa tersebut.
Sehingga kami dapat bersyukur atas jawaban doa tersebut.
Ini
adalah salah satu jawaban dari titipan
doa dari Jakarta.
Ada
seorang Ibu yang sakit kanker paru-paru stadium akhir yang
bernama X, suaminya pun juga mengalami sakit jantung yang parah. Kami mendoakan agar mereka diberi rahmat
pengampunan, masalah sakit
penyakitnya kami memberikan sepenuhnya otoritas pada Tuhan.
Pada
HUP mereka, mereka ingin mengadakan misa di rumahnya. Selain itu suami X
memberikan hadiah mobil terbaru tahun 2008. Sebelum misa diadakan suaminya menyuruh sopirnya untuk menjemput
sahabat-sahabatnya dengan naik mobil baru tersebut, sopirnya diberi
uang tiga ratus ribu dan berpesan
agar melalui tol saja.
Tetapi sopirnya tidak
mematuhi perintah itu dan mengalami kecelakaan parah sehingga
mobil baru tersebut hancur total.
Mendengar kabar itu mereka
mampu bersyukur karena sopirnya selamat, tidak mengalami luka sama
sekali meskipun mobilnya hancur total.
Di
situlah terjadi
mujizat yang luar biasa: X yang tadinya badannya melepuh dan
hanya dapat berbaring setiap hari, pada saat itu juga badan yang melepuh hilang dan dapat berdiri. Demikian juga
dengan suaminya. Biasanya kalau mendengar berita yang
mengejutkan langsung masuk ICU.
Meskipun
mobilnya hancur total, sopir itu menjemput sahabat-sahabat mereka dengan naik
taksi sehingga misa pun dapat dilaksanakan sesuai rencana.
Keesokan
harinya mereka memeriksakan penyakit mereka ke dokter. Ternyata penyakit mereka telah diangkat Tuhan
dengan cara yang ajaib.
Sekarang
X sudah dapat bekerja lagi seperti biasa
sebagai dosen dan merawat anak-anaknya.
(Sumber: Warta KPI TL No. 53/IX/2008).